Monday, 25 November 2013

kerinduan akan rasulullah saw

Suatu hari, setelah memendam kerinduan yang luar biasa sekian lama kepada Rasulullah Saw, 'Umar bin Al-Khaththab berujar di hadapan makam Rasulullah saw:

Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh, ada suatu pangkal pohon kurma yang sering engkau jadikan sebagai tempat berkhutbah di hadapan manusia. Ketika manusia semakin bertambah banyak, engkau pun mengambil mimbar untuk menyampaikan pesan-pesanmu. Karenanya, betapa sedih pangkal pohon kurma itu berpisah denganmu. Kemudian, kala engkau letakkan tanganmu di atasnya, barulah ia tenang. Umatmu lebih merindukanmu, wahai Rasul, karena engkau berpisah dengan mereka.

Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh, keutamaanmu telah sampai kepada sis Allah. Sehingga Dia menjadikan ketaatan kepadamu sama dengan ketaatan kepada-Nya. Allah Swt berfirman, Barang siapa mematuhi Rasul, sungguh ia telah mematuhi Allah (QS Al-Nisa [4]: 80)

Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh, keutamaanmu telah sampai kepada sisi-Nya. Sehingga Dia memberitahukan kepadamu bahwa engkau telah dimaafkan oleh-Nya sebelum Dia memberitahukan kepadamu tentang dosamu melalui firman-Nya, Kiranya Allah memaafkanmu. Mengapa engkau memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang)? (QS Al-Taubah [9]: 43).

Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh keutamaanmu telah sampai kepada sisi-Nya. Sehingga Dia mengutusmu sebagai penghabisan para nabi dan menyebutmu pada permulaan para nabi melalui firman-Nya, Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari engkau (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh (QS Al-Ahzab [33]: 7).

Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh keutamaanmu telah sampai kepada sisi-Nya. Sehingga para penghuni neraka ingin mematuhimu, sementara mereka sedang di siksa di antara lapisan-lapisan neraka. Mereka mengatakan, Alangkah baik andaikan kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul! (QS Al-Ahzab [33]: 66)

Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh, andaikan memang Musa putra 'Imran telah dikaruniai batu oleh Allah, sehingga air pun memancar darinya laksana sungai, apakah hal itu lebih menakjubkan dari jemarimu yang bisa memancarkan air? Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu!

Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh, andaikan memang Sulaiman putra Daud telah dikaruniai angin oleh Allah dengan kecepatan, baik pagi maupun sore, sejauh perjalanan sebulan, tetapi apakah hal itu lebih menakjubkan daripada Buraq yang menjadi tungganganmu di dalam perjalananmu pada malam hari menuju langit ketujuh, kemudian engkau melakukan shalat subuh pada malam itu pula di Abthah? Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu!

Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh, andaikan memang Isa putra Maryam telah dikaruniai oleh Allah kemampuan untuk dapat menghidupkan kembali orang mati,tetapi apakah hal itu lebih menakjubkan daripada kambing yang diracuni ketika ia berbicara denganmu, padahal kambing itu sudah digoreng, lewat pahanya, 'Janganlah engkau memakanku, karena aku beracun!'

Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh Nuh telah mendoakan terhadap kaumnya dengan mengatakan, Ya Tuhanku! Janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di bumi! (QS Nuh [71]: 26). Andaikan engkau mendoakan kami seperti itu, niscaya kami semua akan binasa! Namun, meski punggungmu telah bungkuk, wajahmu telah berdarah-darah, sendi-sendimu telah hancur, engkau tetap enggan mengatakan selain kebajikan dengan doamu, 'Ya Allah Tuhanku! Ampunilah kaumku. Sungguh, mereka tidak mengetahui!'

Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Dengan usiamu yang sedikit dan pendek, engkau telah diikuti oleh manusia yang mengikuti Nuh dengan usianya yang banyak dan panjang. Sungguh, telah beriman kepadamu anak manusia dalam jumlah yang banyak, sementara tidak beriman kepada Nuh selain hanya sejumlah kecil anak manusia!

Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Andaikan engkau tidak mengambil teman duduk selain orang-orang yang sepadan denganmu, tentulah engkau tidak akan duduk bersama kami. Andaikan engkau tidak menikahi selain wanita-wanita yang sepadan denganmu, tentulah engkau tidak menikahi sebagian dari kelompokmu. Dan andaikan engkau tidak mewakilkan selain kepada orang-orang yang sepadan denganmu, tentulah engkau tidak mewakilkan kepada kami. Namun, sungguh demi Allah, engkau telah duduk bersama kami, menikah dengan sebagian dari kelompok kami, dan mewakilkan sesuatu kepada kami. Juga, engkau memakai bulu, engkau mengendarai keledai. Engkau ikutkan orang di belakangmu. Engkau letakkan makananmu di atas lantai dan engkau ambil makanan dengan jemarimu. Ini semua karena engkau merendahkan diri. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan kesejahteraan kepadamu!" 


fb: alfatri adlin

No comments:

Post a Comment