Suatu
hari, setelah memendam kerinduan yang luar biasa sekian lama kepada
Rasulullah Saw, 'Umar bin Al-Khaththab berujar di hadapan makam
Rasulullah saw:
Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh, ada
suatu pangkal pohon kurma yang sering engkau jadikan sebagai tempat
berkhutbah di hadapan manusia. Ketika manusia semakin bertambah banyak,
engkau pun mengambil mimbar untuk menyampaikan pesan-pesanmu.
Karenanya, betapa sedih pangkal pohon kurma itu berpisah denganmu.
Kemudian, kala engkau letakkan tanganmu di atasnya, barulah ia tenang.
Umatmu lebih merindukanmu, wahai Rasul, karena engkau berpisah dengan
mereka.
Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh, keutamaanmu
telah sampai kepada sis Allah. Sehingga Dia menjadikan ketaatan kepadamu
sama dengan ketaatan kepada-Nya. Allah Swt berfirman, Barang siapa
mematuhi Rasul, sungguh ia telah mematuhi Allah (QS Al-Nisa [4]: 80)
Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh, keutamaanmu telah sampai kepada
sisi-Nya. Sehingga Dia memberitahukan kepadamu bahwa engkau telah
dimaafkan oleh-Nya sebelum Dia memberitahukan kepadamu tentang dosamu
melalui firman-Nya, Kiranya Allah memaafkanmu. Mengapa engkau memberi
izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang)? (QS Al-Taubah [9]:
43).
Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh keutamaanmu telah
sampai kepada sisi-Nya. Sehingga Dia mengutusmu sebagai penghabisan para
nabi dan menyebutmu pada permulaan para nabi melalui firman-Nya, Dan
(ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari
engkau (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa putra Maryam, dan
Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh (QS Al-Ahzab
[33]: 7).
Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh keutamaanmu
telah sampai kepada sisi-Nya. Sehingga para penghuni neraka ingin
mematuhimu, sementara mereka sedang di siksa di antara lapisan-lapisan
neraka. Mereka mengatakan, Alangkah baik andaikan kami taat kepada Allah
dan taat (pula) kepada Rasul! (QS Al-Ahzab [33]: 66)
Demi
ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh, andaikan memang Musa putra 'Imran
telah dikaruniai batu oleh Allah, sehingga air pun memancar darinya
laksana sungai, apakah hal itu lebih menakjubkan dari jemarimu yang bisa
memancarkan air? Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu!
Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh, andaikan memang Sulaiman putra
Daud telah dikaruniai angin oleh Allah dengan kecepatan, baik pagi
maupun sore, sejauh perjalanan sebulan, tetapi apakah hal itu lebih
menakjubkan daripada Buraq yang menjadi tungganganmu di dalam
perjalananmu pada malam hari menuju langit ketujuh, kemudian engkau
melakukan shalat subuh pada malam itu pula di Abthah? Semoga Allah
melimpahkan rahmat-Nya kepadamu!
Demi ibu-bapakku, wahai
Rasul! Sungguh, andaikan memang Isa putra Maryam telah dikaruniai oleh
Allah kemampuan untuk dapat menghidupkan kembali orang mati,tetapi
apakah hal itu lebih menakjubkan daripada kambing yang diracuni ketika
ia berbicara denganmu, padahal kambing itu sudah digoreng, lewat
pahanya, 'Janganlah engkau memakanku, karena aku beracun!'
Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Sungguh Nuh telah mendoakan terhadap
kaumnya dengan mengatakan, Ya Tuhanku! Janganlah Engkau biarkan seorang
pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di bumi! (QS Nuh [71]: 26).
Andaikan engkau mendoakan kami seperti itu, niscaya kami semua akan
binasa! Namun, meski punggungmu telah bungkuk, wajahmu telah
berdarah-darah, sendi-sendimu telah hancur, engkau tetap enggan
mengatakan selain kebajikan dengan doamu, 'Ya Allah Tuhanku! Ampunilah
kaumku. Sungguh, mereka tidak mengetahui!'
Demi ibu-bapakku,
wahai Rasul! Dengan usiamu yang sedikit dan pendek, engkau telah diikuti
oleh manusia yang mengikuti Nuh dengan usianya yang banyak dan panjang.
Sungguh, telah beriman kepadamu anak manusia dalam jumlah yang banyak,
sementara tidak beriman kepada Nuh selain hanya sejumlah kecil anak
manusia!
Demi ibu-bapakku, wahai Rasul! Andaikan engkau tidak
mengambil teman duduk selain orang-orang yang sepadan denganmu, tentulah
engkau tidak akan duduk bersama kami. Andaikan engkau tidak menikahi
selain wanita-wanita yang sepadan denganmu, tentulah engkau tidak
menikahi sebagian dari kelompokmu. Dan andaikan engkau tidak mewakilkan
selain kepada orang-orang yang sepadan denganmu, tentulah engkau tidak
mewakilkan kepada kami. Namun, sungguh demi Allah, engkau telah duduk
bersama kami, menikah dengan sebagian dari kelompok kami, dan mewakilkan
sesuatu kepada kami. Juga, engkau memakai bulu, engkau mengendarai
keledai. Engkau ikutkan orang di belakangmu. Engkau letakkan makananmu
di atas lantai dan engkau ambil makanan dengan jemarimu. Ini semua
karena engkau merendahkan diri. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan
kesejahteraan kepadamu!"
fb: alfatri adlin
No comments:
Post a Comment