PERJUANGAN
LINTAS AGAMA / SINGA BEKASI DAN BEGUNDAL KARAWANG | Loekas Koestaryo
(Kristen) bekerjasama dengan Kyai Haji Noer Alie (Muslim) bertempur
melawan Belanda. Pak Loekas dan Kyai H. Noer Alie bersahabat sampai
mereka berdua meninggal, kabarnya waktu kyai meninggal, pak Loekas sampe
ngotot mau ke bekasi! Padahal beliau sendiri sedang sakit. Kalo kita
petik pelajaran dari sejarah, jadi timbul pertanyaan ada apa dengan
negeri ini pada masa-masa sekarang yang masih saja terjadi konflik antar
agama?
Bicara peristiwa Rawagede ga bakal lepas dari "manusia"ini
"Begundal dari kerawang " begitu julukannya, orang yang di benci batalion "anjing" NICA terutama yang
dulu beroperasi di wilayah jakarta dan bekasi, saking bencinya sampai
di buat patung setengah badan di belanda sana seperti dituturkan oleh
saksi mata.
Pria ini bertubuh kecil, namun kiprahnya sangat
merepotkan pemerintahan Belanda di Indonesia. Pria Magetan kelahiran
1920 ini bernama Loekas Kustaryo.
Saat peristiwa Rawagede,
Loekas Kemudian adalah Komadan Kompi Batalyon I Sudarsono/ Kompi
Siliwangi atau yang dikenal sebagai Kompi Siliwangi Karawang-Bekasi.
Saat ini menjadi Batalyon Infantri 302 Tajimalela, Bekasi, di bawah
Kodam III Siliwangi.
Loekas sering memakai seragam pasukan
Belanda untuk membunuh para tentara Belanda. Selain itu pria tersebut
sangat gesit seperti belut saat disergap Belanda, sabotase kereta api
yang membawa logistik buat tentara belanda juga sering di lakukannya,
dalam operasinya beliau bekerja sama dengan Kyai Haji Noer Alie (singa
bekasi)
Hingga akhirnya, Loekas pun menjadi target utama bagi pasukan Belanda di wilayah Karawang hingga Jakarta.
Sebagai orang yang sangat dicari pasukan penjajah Belanda, semua
kegiatan Loekas dimonitor. Pasukan Belanda pun rela mengeluarkan uang
sejumlah ribuan golden untuk sekadar mencari informasi di mana
keberadaan Loekas.
Nah, pada 8 Desember 1947, Belanda mendengar
kabar kalau Loekas sedang ada di Rawagede. Informasi itu pun langsung
disikapi pasukan Belanda. Skenario penyergapan pun dilakukan pasukan
Belanda di Karawang-Bekasi. Bahkan karena dianggap sebagai orang yang
paling berbahaya, Pasukan Belanda juga mengerahkan pasukan dari Jakarta.
Pasukan yang datang ke Rawagede bersenjatakan lengkap. Mereka sebagian
besar berasal dari pos pasukan Belanda yang ada di Jakarta. Bahkan
Pasukan Belanda sampai-sampai mengerahkan tank untuk mengakhiri
perjuangan Kapten Loekas saat itu.
Tapi sejumlah tank itu tidak
bisa masuk ke Rawagede lantaran para pejuang dan warga memutus semua
jembatan yang menghubungkan ke Rawagede.
Saat itu pasukan
infantri Belanda mengepung Rawagede. Sementara pasukan kavaleri
melepaskan tembakan meriam dan cannon ke arah desa. Namun tetap saja
Kapten Loekas saat itu masih bisa lolos.
Namun sebelum
pengepungan terjadi Loekas dan pasukannya sudah pergi terlebih dahulu
dari Rawagede sehingga pasukan Belanda tidak bisa menemukannya.
Loekas dan pasukannya berangkat ke Jakarta. Lukas diketahui pergi ke
wilayah Cililitan untuk menggempur pasukan Belanda yang ada di sana.
Lolosnya Loekas terang saja membuat pasukan Belanda menjadi kesal.
Akhirnya mereka membantai warga Rawagede karena dianggap menyembunyikan
Loekas. Warga akhirnya dibantai secara keji oleh pasukan Belanda yang
mengepung Rawagede. Saking bencinya terhadap Loekas, pemerintah Belanda
sampai-sampai mengabadikannya dalam bentuk patung.
Saat
mendengar pembataian itu, Loekas sempat akan membalas dengan menyerang
tangsi belanda yang ada di Tambun, cuma atas saran beberapa kyai di
urungkan, sampai beliau meninggal kabarnya beliau sangat menyesal dan
merasa berdosa.
Soal patung Loekas diungkapkan Sukarman yang
sempat dua kali datang ke Belanda untuk menghadiri pengadilan gugatan
pembataian Rawagede. Kata Sukarwan, ahli waris korban pembantaian
Rawagede, patung itu ada di sebuah gedung di Den Hag, Belanda.
"Saya tidak tahu persis lokasinya. Tapi saat datang ke gedung itu saya
melihat patung separuh badan yang bertuliskan "Loekas" dan di bawah
tulisan itu tertulis "Begundal dari Karawang,"
Di tutur Sukarman salah seorang korban pembantaian Rawagede saat ke belanda
Pada tanggal 8 Juni 1997, Loekas meninggal dunia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Cipanas.
No comments:
Post a Comment