Nama asli beliau adalah ‘Abdul Manaf Bin Asad bin ‘Abdillah bin ‘Amru bin Makhzum, sering dipanggil dengan Abu ‘Abdillah.
B. GELAR Al-ARQAM
Gelar Al-Arqam disebabkan karena ia adalah pencetak raqim-raqim, yaitu dinar dirham di era Nabi Muhammad.
C. KISAH MASUK ISLAMNYA
Beliau termasuk orang yang pertama memeluk Islam, dan diriwayatkan bahwa dia masuk Islam setelah sepuluh orang shahabat mendahuluinya, adapun al-Hakim meriwayatkan di dalam kitab al-Mustadraknya bahwa ia masuk Islam urutan ketujuhbelas dari orang yang pertama masuk Islam.
Keislaman beliau dengan perantara dakwahnya Abu Bakar radhiyallahu 'anhu, di riwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu 'anha Bahwasanya Abu Bakar pada suatu hari keluar dari rumahnya dan ingin bertemu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka iapun menemuinya dan berkata: “Wahai Abal Qoshim, kaummu mencarimu karena mereka menuduhmu telah menghina nenek moyang mereka, maka Rasulullah menjawab: “ sesesumgguhnya aku adalah utusan Allah, dan aku mengajakmu kepada (agama,-ed) Allah ’Azza wa jalla., setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai dari perkataannya, maka Abu Bakar pun langsung memeluk islam. Kemudian Rasulullah pergi darinya dengan perasaan yang sangat gembira dengan keislaman Abu Bakar. Setelah Abu Bakar masuk Islam maka iapun mulai berdakwah kepada Ustman bin ‘Afan, Tholhah bin ‘Ubaidillah, Zubair Bin ‘Awam, Sa’ad Bin Abi Waqas. Maka merekapun masuk Islam semuanya. Pada keesokan harinya ia mendatangi ‘Ustman bin Mahdhum dan Abu ‘Ubaidah bin Jarah, dan Abu Salamah Bin Abi Asad, dan Arqom bin Abi Arqom, maka merekapun beriman.
D. DARUL ARQAM SEBAGAI DARUSSALAM PERTAMA
Rumah shahabat yang mulia ini mempunyai peran yang sangat penting di dalam sejarah penyebaran Islam. Pada awal masa kenabian rumah ini sebagai pusat pembinaan yang digunakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk membina para Shahabat, yang mana mereka ini akan ikut membantu dalam menyebarkan Islam, Ibnu Abdil Bar berkata: “ Di rumah Arqom bin Abi Arqom inilah Rasulullah berdakwah secara sembunyi –sembunyi menghindari gangguan orang-orang Quraisy, sampai Allah Ta’ala memberikan kekuatan kepada mereka untuk berdakwah secara terang-terangan, dan ini terjadi pada awal penyebaran Islam, sehingga banyak dari manusia yang beriman dengan dakwah yang beliau lakukan di rumah tersebut. Rumah Arqom bin Arqom berada di Makkah yang tepatnya di atas bukit Shafa.
Kenapa Nabi memilih Darul Arqam (rumah Arqam) sebagai tempat persebunyian?
- Karena Arqam bin Arqam seorang shahabat yang keislamannya tidak diketahaui oleh orang-orang Quraisy, bahkan tidak terbetik sedikitpun di pikiran mereka bahwasanya Muhammad dan para shahabatnya akan berkumpul di rumahnya.
- Dikarenakan Arqam bin Arqam dari bani (suku) Makhzum, yang mana bani Makhzum ini adalah suku yang paling memusuhi dan menyaingi bani Hasyim. Jikalaupun keislamannya diketahui maka tidak terbetik di benak orang-orang Quraisy bahwa rumahnya akan di jadikan sebagai markas dakwah Nabi, karena jika rumahnya di jadikan sebagai markas, maka berarti dia benar-benar berada di barisan musuh dari kaumnya.
- Bahwasanya Arqam bin Arqam memeluk Islam dalam usia masih remaja, yaitu berumur enam belas tahun, yang mana ketika orang-orang Quraisy mencari markas dakwah Nabi, tidak terbesit sedikitpun di benak mereka bahwa tempat anak-anak remaja akan di jadikan sebagai markas pertemuan, yang ada di benak mereka adalah markas tersebut berada di tempat shahabat-shahabat besar. Dari sini kita mengetahui akan hikmah yang begitu sempurna dari pemilihan tempat tersebut sebagai markas dakwah.
- Arqam adalah Ahli Cetak Dinar Dirham, dan rumahnya lebih strategis untuk menjadi Pusat Logistik Umat Islam dan Pusat Dakwah Islam.
Rasulullah berkata pada peperangan badar: “ tinggalkan oleh kalian apa-apa yang terasa berat oleh kalian, maka Abu Usaid mengangkat pedang milik ibnu ‘aidz al-Mazraban (kemudian meninggalkannya -ed), hal tersebut diketahui oleh Arqom bin Arqom, maka dia berkata: “berikanlah ia kepadaku ya Rasulullah,maka Rasulpun memberikannya kepadanya.
Dan diriwayatkan dari Arqom bahwasanya dia mendatangi Rasulullah, maka Rasulullah pun berkata: “ kemana kamu hendak pergi?, maka Arqam menjawab: “Aku ingin ke sana, dengan memberi isyarat kearah Baitul Maqdis. Rasulullah bertanya kepadanya: “Apakah perdagangan yang mendorongmu untuk pergi kesana?, Akupun menjawab: “Tidak, aku ingin sholat disana. Maka Rasulullah pun menjawab: “Shalat di sana seraya mengisyaratkan dengan jari telunjuk beliau ke arah Makkah lebih baik dari seribu sholat yang dilakukan di sana, seraya memberikan isyarat ke arah Syam (Baitul Maqdis -ed).
F. WAFATNYA
Diriwayatkan dari Muhammad bin ‘Imron bin Hind dari bapaknya bahwa ketika mendekati wafatnya, Arqom bin Arqom berwasiat agar dia disholatkan oleh Sa’ad. Maka Marwan berkata: “Apakah kalian ingin menunda (penguburan seorang shahabat Rasul) dikarenakan seseorang yang tidak hadir dalam pensholatannya? Maka Abdullah bin Arqam menolak saran Marwan tersebut (untuk menyegerakan penguburan jenazah bapaknya -ed). Maka bani Makhzumpun menyetujui sikap Abdullah, maka terjadilah perselisihan di antara mereka. Kemudian Sa’adpun datang dan mensholatkannya. Hal tersebut terjadi pada tahun 55 H di kota Madinah, dia meninggal pada umur delapan puluhan.
No comments:
Post a Comment