"Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya, Karena mereka hidup bukan di
jamanmu" itulah quote tekenal dari Ali Bin Abi Thalib RA, khalifah ke-4
umat islam yang terkenal dengan kepintaran, kejujuran dan juga
kesetiaannya terhadap Rasulullah SAW.
Seperti sudah kita pahami
bahwasannya mendidik dan membesarkan anak adalah amanah dari Allah SWT
yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Banyak hal yang harus
diperhatikan untuk menentukan pola pendidikan yang terbaik bagi
masing-masing anak, apalagi mereka tidak hidup di jaman dahulu.
Menurut Ali bin Abi Thalib Ra. ada tiga pengelompokkan dalam cara memperlakukan anak:
1. Kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun), perlakukan anak sebagai raja.
2. Kelompok 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun), perlakukan anak sebagai tawanan.
3. Kelompok 7 tahun ketiga (usia 15-21 tahun), perlakukan anak sebagai sahabat.
ANAK SEBAGAI RAJA (Usia 0-7 tahun)
Melayani anak dibawah usia 7 tahun dengan sepenuh hati dan tulus adalah
hal terbaik yang dapat kita lakukan. Banyak hal kecil yang setiap hari
kita lakukan ternyata akan berdampak sangat baik bagi perkembangan
prilakunya, misalnya :
>> Bila kita langsung menjawab dan
menghampirinya saat ia memanggil kita- bahkan ketika kita sedang sibuk
dengan pekerjaan kita - maka ia akan langsung menjawab dan menghampiri
kita ketika kita memanggilnya.
>>Saat kita tanpa bosan
mengusap punggungnya hingga ia tidur, maka kelak kita akan terharu
ketika ia memijat atau membelai punggung kita saat kita kelelahan atau
sakit.
>> Saat kita berusaha keras menahan emosi di saat ia
melakukan kesalahan sebesar apapun, lihatlah dikemudian hari ia akan
mampu menahan emosinya ketika adik/ temannya melakukan kesalahan
padanya.
Maka ketika kita selalu berusaha sekuat tenaga untuk
melayani dan menyenangkan hati anak yang belum berusia tujuh tahun,
insya Allah ia akan tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan, perhatian
dan bertanggung jawab. Karena jika kita mencintai dan memperlakukannya
sebagai raja, maka ia juga akan mencintai dan memperlakukan kita sebagai
raja dan ratunya.
ANAK SEBAGAI TAWANAN (usia 8-14 tahun)
Kedudukan seorang tawanan perang dalam islam sangatlah terhormat, Ia
mendapatkan haknya secara proporsional, namun juga dikenakan berbagai
larangan dan kewajiban. Usia 7-14 tahun adalah usia yang tepat bagi
seorang anak bagi seorang anak untuk diberika hak dan kewajiban
tertentu.
Rasulullah SAW mulai memerintahkan seoang anak untuk
sholat wajib pada usia 7 tahun, dan memperbolehkan kita memukul anak
tersebut (atau mengukum dengan hukuman seperlunya) ketika iIa telah
berusia 10 tahun namun meninggalkan sholat. Karena itu usia 7-14 tahun
adalah saat yang tepat dan pas bagi anak-anak kita untuk diperkenalkan
dan diajarkan tentang hal-hal yang terkait dengan hukum-hukum agama,
baik yang diwajibkan maupun yang dilarang, seperti:
>> Melakukan sholat wajib 5 waktu
>> Memakai pakaian yang bersih, rapih dan menutup aurat
>> Menjaga pergaulan dengan lawan jenis
>> Membiasakan membaca Al-Qur'an
>> Membantu pekerjaan rumah tanngga yang mudah dikerjakan oleh anak seusianya
>> Menerapkan kedisiplinan dalam kegiatan sehari-hari
Reward dan punishment (hadiah/penghargaan/pujian dan hukuman/teguran)
akan sangat pas diberlakukan pada usia 7 tahun kedua ini, karena anak
sudah bisa memahami arti dari tanggung jawab dan konsekuaensi. Namun
demikian, perlakuan pada setiap anak tidak harus sama kerena every child
is unique (setiap anak itu unik)
ANAK SEBAGAI SAHABAT (usia 15-21 tahun)
Usia 15 tahun adalah usia umum saat anak menginjak akil baligh. Sebagai
orang tua kita sebaiknya memposisikan diri sebagai sahabat dan memberi
contoh atau teladan yang baik seperti yang diajarkan oleh Ali bin Abi
Thalib Ra.
>> Berbicara dari hati ke hati
Inilah saat yang
tepat untuk berbicara dari hati ke hati dengannya, menjelaskan bahwa ia
sudah remaja dan beranjak dewasa. Perlu dikomunikasikan bahwa selain
mengalami perubahan fisik, Ia juga akan mengalami perubahan secara
mental, spiritual, sosial, budaya dan lingkungan, sehingga sangat
mungkin akan ada masalah yang harus dihadapinya. Paling penting bagi
kita para orang tua adalah kita harus dapat membangun kesadaran pada
anak-anak kita bahwa pada usia setelah akil baliqh ini, ia sudah
memiliki buku amalannya sendiri yang kelak akanditayangkan da diminta
pertanggung jawabannya oleh Allah SWT.
>> Memberi Ruang Lebih
Setelah measuki usia akil Baliqh, anak perlu memiliki ruang agar
tidakmerasa terkekang, namun tetap dalam pengawasan kita. Controlling
tetap harus dilakukan tanpa bersikap otoriter dan tentu saja diiringi
dengan berdo'a untuk kebaikan dan keselamatannya. Dengan demikian anak
akan merasa penting, dihormati, dicintai, dihargai dan disayangi.
Selanjutnya, Ia akan merasa percaya diri dan mempunyai kepribadian yang
kuat untuk selalu cenderung pada kebaikan dan menjauhi perilaku buruk.
>> Mempercayakan tanggung jawab yang lebih berat.
Waktu usia 15- 21 tahun ini penting bagi kita untuk memberinya tanggung
jawab yang lebih berat dan lebih besar, dengan begini kelak anak-anak
kita dapat menjadi pribadi yang cekatan, mandiri, bertanggung jawab dan
dapat diandalkan. Contoh pemberian tanggung jawab pada usia ini adalah
seperti memintanya membimbing adik-adiknya, mengerjakan beberapa
pekejaan yang biasa dikerjakan oleh orang dewasa, atau mengatur jadwal
kegiatan dan mengelola kuangannya sendiri
>> Membekali anak dengan keahlian hidup.
Rasulullah SAW bersabda, "Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah" (Riwayat sahih Imam Bukhari dan Imam Muslm)
Secara harfiah, olah raga berkuda, berenang dan memanah adalah olah
raga yang sangat baik untuk kebugaran tubuh. Sebagian menafsirkan bahwa
berkuda dapat pula diartikan mampu mengendarai kendaraan (baik kendaraan
darat, laut, udara). Berenang dapat disamakan dengan ketahanan dan
kemampuan fisik yang diperlukan agar menjadi muslim yang kuat. Sedangkan
memanah dapat pula diartikan sebagai melatih konsentrasi dan fokus pada
tujuan.
Di era modern, sebagian pakar memperluas tafsiran hadist diatas sebagai berikut :
>Berkuda = Skill of Life, memberi keterampilan atau keahlian sebagai
bekal hidup agar memiliki rasa percaa diri, jiwa kepemimpinan dan
pengendalian diri yang baik.
> Berenang = Survival of Live,
mendidik anak agar selalu bersmangat, tidak mudah menyerah dan tegar
dalam menghadapi masalah.
> Memanah = Thinking of Life,
mengajarkan anak untuk membangun kemandirian berpikir, merencanakan masa
depan dan menentukan target hidupnya.
Semoga saja kita para
orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya dapat memberikan perlakuan
yang tepat pada anak-anak, siapapun mereka, dari manapun mereka berasal,
dan dimanapun mereka berada, karena anak-anak adalah tanggung jawab
orang dewasa di sekitarnya.
No comments:
Post a Comment