Wednesday, 5 March 2014

PARA BURUH TELAH DIBOHONGI MENGENAI KEADAAN MEREKA SENDIRI



Oleh: Shaykh Umar Ibrahim Vadillo

Pengangguran bukanlah akibat tenaga kerja manusia diganti oleh kehadiran mesin-mesin. Ini tidak benar.

Mesin memang bisa menggantikan kerja manusia, tetapi ini tidak membuktikan bahwa pengangguran terjadi akibat teknologisasi proses-proses produksi, kecuali jika kita menganggap bahwa satu-satunya cara untuk meraih pendapatan adalah dengan menjadi seorang pekerja yang bekerja demi upah. Dan ini pun tidak benar.

Sebelum anda menganggap bahwa bekerja adalah menjadi seorang pekerja, kita harus kaji lebih dahulu apa sebenarnya yang memaksa kita menjadi pekerja, sehingga kita tidak mampu memiliki usaha sendiri (berswakarya). Mengapa tidak kita ganti saja istilah “penganggur” (tuna-karya) menjadi "tuna-swakarya"?

Mengapa tiba-tiba khalayak digolongkan sebagai pekerja atau penganggur, padahal sejarah membuktikan bahwa di masa silam sebagian besar khalayak berswakarya? Benarkah biang keladi pengangguran adalah teknologisasi proses-proses produksi? Salah, di sinilah justru kebohongannya.

Riba adalah satu-satunya penyebab keadaan yang konon disebut sebagai "pengangguran", atau lebih tepat, ribalah satu-satunya penyebab musnahnya berkesempatan untuk berswakarya.
Inti sari bisnis dan usaha adalah perdagangan, yaitu membeli lalu menjual. Selama masih ada orang yang memiliki sesuatu, dan masih ada orang yang ingin memiliki sesuatu, perdagangan akan selalu ada. Perdagangan tidak akan berkurang dengan adanya mesin-mesin, karena mesin tidak memiliki barang dagangan, mesin hanya bisa dijadikan sebagai alat produksi atau untuk aneka kegunaan lain. Para pekerja dapat digantikan oleh mesin-mesin, tetapi pedagang tidak.

Perdagangan tidak bisa dimusnahkan oleh mesin-mesin, namun bisa punah dengan adanya bunga sistem perbankan, yang apapun istilah maupun jenisnya, tetap saja riba.
Tingkat suku bunga bank berfungsi sebagai rintangan yang akan mematikan setiap usaha yang berada di bawahnya. 
 
Jika suku bunga bank adalah 10%, maka tak seorangpun akan menanam modal dalam proyek usaha baru apapun yang berancar-ancar akan berbagi hasil sejumlah 6% dari modal; dan bila anda sedang melangsungkan usaha dengan bagi hasil 6%, maka anda akan terpikat untuk melego saja usaha anda dan menimbun uangnya di bank. Dengan demikian setiap usaha yang berada di bawah suku bunga 10% itu akan punah.

Margaret Thatcher dan para pakar moneter menyebut hal itu sebagai "penyingkiran usaha-usaha yang tidak berdaya saing", demi meningkatkan "daya saing" negara. Namun mereka tidak menyatakan bahwa sebenarnya terdapat jauh lebih banyak usaha yang bisa dijalankan dengan keuntungan yang sangat kecil. Usaha yang bisa berkeuntungan besar hanya segelintir, yang lebih banyak adalah usaha-usaha berkeuntungan kecil. Dan sebagian besar usaha-usaha yang untungnya kecil itu adalah usaha kecil. Jadi sesungguhnya, fungsi suku bunga tadi adalah pemusnahan kesempatan hidup bagi mayoritas usaha kecil, demi peningkatan daya saing.
Jadi bagaimana mungkin pemusnahan usaha-usaha kecil bisa disebut sebagai “peningkatan daya saing”, padahal kita memahami bahwa lebih baik ada 20 usaha kecil, dibanding dengan hanya satu usaha yang 20 kali lipat lebih besar? Apalagi manajemen swakarsa tentu lebih luwes dibanding manajemen birokratis piramidis. Di sinilah perbedaan antara perusahaan swakarya dengan perusahaan raksasa. Hal ini pula yang seharusnya menjadi nilaih lebih pasar bebas dibanding komunisme.

Jadi tujuan mereka "meningkatkan daya saing" adalah, agar hanya perusahaan-perusahaan besar saja yang bisa hidup, berkat raibnya gangguan dari usaha-usaha kecil pesaingnya, dan tentunya berkat berubahnya para pengusaha mandiri itu menjadi tenaga kerja murah dan rendah diri.

Dampak dari uang kertas yang dibuat seolah-olah ada nilainya dan tersedia dalam jumlah yang besar adalah: pembasmian usaha-usaha kecil. Tingkat suku bunga secara paksa telah merubah khalayak pengusaha mandiri menjadi pekerja-pekerja upahan yang sangat taat dan menghamba. Dan semua proses ini telah berlangsung selama berabad-abad.

Kini kita telah kembali mencapai puncak feodalisme baru. Socrates dengan tegas menyatakan bahwa upah itu khusus untuk para kacung dan budak. Kini kita semua telah dijadikan kacung dan budak. Terbebasnya masyarakat dari feodalisme abad pertengahan1 ditandai oleh kemerdekaan masyarakat untuk berswakarya atau untuk memilih bentuk pendapatannya sendiri. Hingga 150 tahun yang lalu, bekerja untuk orang lain masih dianggap sebagai sesuatu yang hina, yang hanya dilakukan secara sementara karena ditimpa krisis, atau terbatas dilakukan oleh mereka yang tak mampu mandiri. Dengan kehadiran bank-bank, keadaan itu dengan cepat berubah menjadi keadaan di mana khalayak mau tidak mau harus bekerja untuk orang lain, karena jika tidak mereka tak akan bisa memiliki apapun.

Awalnya, para bankir merekayasa 'kekuatan pasar' (melalui tingkat suku bunga) supaya manusia-manusia mandiri dijadikan "para pekerja" dan selanjutnya ketika suku bunga semakin didongkrak maka para pekerja pun menjadi penganggur. Dosanya bukan karena saya tidak bisa mendapat pekerjaan, namun karena saya telah dikutuk untuk bekerja bagi orang lain, karena saya tidak punya kesempatan secelah pun untuk berswausaha dan berswakarya, baik sendirian maupun, misalnya, bersama 50 orang lainnya.

TIMBULNYA SOSIALISME
Sosialisme lahir untuk memerangi keadaan yang mengerikan itu. Sosialisme pada masa awal kejadiannya, sama sekali berbeda dengan Sosialisme menurut anggapan kita kini, bukan saja berbeda bahkan bertentangan. David Ricardo (salah satu ekonom yang jadi panutan Karl Marx), menyatakan bahwa penyebab pengangguran adalah kehadiran mesin-mesin saat revolusi industri. Namun kaum sosialis tidak puas dengan kesimpulan itu. 

Bakunin menetapkan bahwa sosialisme adalah "peruntuhan negara". Yaitu negara sebagai penyelenggara pemungutan pajak, yang hasilnya berperan mutlak demi pembayaran utang negara kepada bank-bank (sebagaimnaa yang kini terjadi), padalahl pajak merupakan perintang perdagangan. 

Di Dresden, Richard Wagner merumuskan bahwa revolusi adalah "pemerintahan tanpa negara, dan perniagaan tanpa riba". Joseph Pierre Proudhon pun menuduh riba sebagai "biang kerok kelumpuhan industri".

Sosialisme merupakan perlawanan pada negara administratif dan pada bank-bank, demi menegakkan pemerintahan tanpa pajak-pajak, dan perdagangan tanpa bank-bank.

Pembajakan Atas Sosialisme
Karl Marx, cucu seorang rabbi Yahudi, di bawah penugasan Mr. Rotschild (atasannya dari freemason Inggris), membuat teori nilai tambah (surplus value) dengan menyelewengkan makna riba.

Dalam bahasa Ibrani (bahasa Yahudi), riba disebut tarbith, yang arti harfiahnya adalah peningkatan nilai. Dagang tidak sama dengan riba. Dagang adalah mendatangkan keuntungan dari membeli dan menjual, setidaknya ada dua transaksi yang terjadi. Riba adalah mengambil untung dari satu transaksi, menuntut lebih dari yang sedikit (contohnya membungakan uang). 
Marx berkata bahwa perdagangan menciptakan nilai tambah (atau riba), sedangkan transaksi ribawi tidak akan menciptakan nilai tambah (riba). Seiring dengan itu Marx mengagungkan konsep Negara yang secara munafik disebutnya sebagai Worker's State (Negara Milik Para Pekerja), lalu dia pun meninggikan derajat sang pekerja upahan menjadi sesuatu yang sangat ideal dan bernilai kepahlawanan tinggi (bukannya sebagai keterpaksaan menjadi hamba negara dan hamba para bankir). Dengan pertolongan para freemason (The Fraternal Democrats – Persaudaraan Demokrat, the League of the Just –Liga Keadilan, dan lainnya), Karl Marx telah merampas revolusi Eropa milik Proudhon dan Bakunin, dan menjelmakannya menjadi kebalikannya.

Sosialisme modern bukanlah sosialisme (peruntuhan Negara), sosialisme modern adalah Marxisme.

Pengkhianatan Serikat Buruh-isme 
Serikat Buruh-isme adalah menyerah pada kekacungan. Serikat-serikat Buruh tidak mempertanyakan mengapa kita harus menjadi budaknya upah, namun tujuan utama perjuangan mereka adalah demi meningkatkan upah para pekerja. Serikat Buruh tidak akan pernah menyelesaikan masalah pengangguran, karena mereka telah pasrah menerima tegaknya sistem perbankan yang telah mengutuk mereka jadi pekerja yang tidak akan pernah bisa berswausaha.

Jadi, bukannya berjuang demi khalayak kelas pekerja, Serikat Buruh-isme malah menjamin bahwa akan selalu tersedia khalayak kelas pekerja. Terpujilah Serikat-serikat Buruh, berkat perjuangan mereka kini orang-orang tidak lagi bekerja 12 jam sehari demi upah yang memprihatinkan (setidaknya begitulah nampaknya), walaupun yang sebenarnya dicapai oleh Serikat Buruh hanyalah kacung yang sedikit lebih ceria. Dengan melakukan itu, Serikat Buruh mencegah agar pokok masalah sebenarnya tidak digugat. Serikat Buruh-isme adalah pemberontakan para budak melawan para Majikan, seraya mengakui bahwa mereka tidak bisa menjadi Majikan. Andaikan pilihan semata wayang hanyalah pengangguran, tentu saja mempunyai pekerjaan menjadi penting. Namun hal ini tidak akan membuat semua orang ceria selamanya

Serikat Buruh-isme sama dengan Marxisme, tidak mengecam riba. Mereka mengabaikan kata ini. Berkat mereka sistem perbankan jadi lestari

Untuk menghilangkan sifat penghambaan kita pada dialektika menjadi pekerja atau menjadi penganggur, kita harus membasmi riba, artinya sistem perbankan harus dihapuskan. Selama kita masih bersama sistem perbankan, kita tak akan bisa mengelak dari kenyataan bahwa kita bekerja untuk orang lain, dan orang lain itu adalah: para bankir yang memiliki segalanya. Para bankir itu siap untuk menghukum para kacungnya dengan ancaman kehilangan pekerjaan dan hidup bergantung pada belas kasih negara. Ketakutan psikologis ini menyapu bersih kesempatan untuk berfikir bebas. Akhirnya yang ada adalah para kacung yang jauh lebih picik dibanding para majikannya. Mereka telah membuat khalayak takut pada perubahan sekecil apapun, karena takut kehilangan sesuap nasi yang telah dijanjikan. 

Kita dicekoki bahwa inilah yang "praktis" itu. Walhasil, tak heran jika kita lihat betapa gigihnya para kacung membela sistem perbankan, walaupun mereka adalah salah seorang dari 90.000 warga (di Inggris) yang setiap tahun harus kehilangan rumahnya, gara-gara tidak bisa membayar jahatnya bunga cicilan. Perbankan sudah menjadi "agama" yang ortodoks, bahkan sudah menjadi sebuah tabu (pamali). Untung saja masih ada orang-orang yang tidak percaya pada “agama” ini dan ingin berbuat sesuatu untuk mengatasinya.

Lantas, Bagaimana caranya kita mencampakkan sistem perbankan? 

Pertama, mari kita pahami dahulu bagaimana cara kerja bunga bank. Bank-bank itu berfungsi seolah penyebar ulang uang yang berasal dari simpanan kita. Mereka mendapatkan uang dari kita semua, lalu meminjamkannya pada orang lain. Mereka tidak meminjamkan uang tersebut kepada sesiapa yang paling jujur, atau kepada proyek usaha mana yang paling bermanfaat bagi masyarakat. Mereka tak peduli hal itu. Bank-bank hanya akan meminjamkan uang kepada sesiapa yang memiliki agunan yang memadai, tak peduli apapun tujuan usahanya. Boleh jadi usaha itu sangat bejat, namun asalkan anda punya agunan maka anda akan mendapatkan pinjaman. Sebaliknya, walau seseorang memiliki proyek yang sangat menjanjikan, bisa jadi tidak akan dapat pinjaman karena dia tidak mempunyai agunan yang memadai. Jelas ini bukanlah sistem terbaik bagi masyarakat. Sistem terbaik dan teradil bagi masyarakat adalah, jika sistem itu bisa menjamin bahwa modal milik masyarakat akan ditanamkan pada proyek-proyek terbaik, terlepas dari apakah si pengusaha itu kaya atau tidak. Dikatakan pada para pekerja: Kamu tidak boleh mengelola bisnis-bisnis besar, karena terus terang saja siapa sih kamu? Kamu tidak punya uang. Kamu hanya boleh bekerja demi upah. Maka tak heran jika berduyun-duyun pekerja lebih sungguh-sungguh membina hubungan suci mereka dengan bank, ketimbang hubungan mereka dengan agamanya, bahkan biasanya banklah yang menjadi keyakinan pegangan mereka. Adapun sistem adil yang disebutkan barusan, hanya bisa dicapai dengan penggunaan tertib kontrak gaya baru, yaitu kontrak-kontrak yang mengaitkan keuntungan bagi hasil investasi kepada kegiatan usaha itu sendiri, dan bukan kepada bunga.
Ketika bank-bank belum berdiri, kontrak-kontrak yang berlaku dalam perdagangan adalah kontrak-kontrak dari commenda dan perkongsian.

Commenda adalah kontrak peminjaman uang untuk usaha, dengan demikian akan ada untung atau rugi. Cara ini bertentangan dengan kontrak ribawi, di mana bank meminjamkan uang tanpa peduli kemungkinan kerugian usaha, bank hanya mau untungnya. Dalam kontrak ribawi, anda tidak menanam modal demi kepentingan usaha, melainkan demi keuntungan dari kontraknya saja. Bunga atas pinjaman sama dengan menyewakan uang, walaupun pada uang tidak ada "benda" yang bisa disewa. Bunga adalah mengeduk untung tanpa memberi manfaat apapun.

Bentuk kontrak lainnya adalah perkongsian. Inti sari perkongsian adalah pengalihan tanggung jawab atas barang/jasa kepada orang lain, dan orang lain pun melakukan hal yang sama kepada anda. Dalam pengalihan barang/jasa dari orang ke orang ini, kita akan menemukan dasar-dasar dalil yang revolusioner: membangun usaha tanpa perlu modal keuangan, artinya melakukan usaha tanpa harus memiliki modal atau memiliki usahanya. Ini adalah sesuatu yang tidak terpikirkan oleh manusia modern. Menakjubkan! Dahulu usaha-usaha biasa berlangsung tanpa bergantung pada modal. Perkara ini tidak ada kaitannya dengan sistem Bursa Saham yang busuk itu, melainkan berkaitan dengan pembentukan guilds sebagai badan-badan pemodal mandiri non formal, yang kini sudah dipunahkan oleh bank-bank. Kabar barunya adalah bahwa untuk menjadi pengusaha, anda tidak perlu jadi pemilik barang/jasa. Anda tidak memerlukan bank, yang anda perlukan adalah orang. Ini kabar buruk bagi bank-bank. Sistem sedemikian dapat berfungsi bila di antara kita ada sifat saling percaya. Dan sifat inilah yang menyebabkan kita dapat mandiri, hingga tak perlu bekerja demi upah. Sifat ini pula yang menjadi syarat hidupnya sistem commenda dan perkongsian. Dan semua ini adalah dasar-dasar bagi tegaknya pembaharuan dunia.

Bagaimanakah cara bank-bank menghapus sistem kontrak commenda, dan menggantinya dengan pinjaman berbunga? Dan bagaimana pula bank-bank dapat menjelmakan orang-orang yang bersyarikat dalam perkongsian menjadi orang-orang pengais upah?

Bank-bank menciptakan barang baru. Mereka ciptakan sistem uang kertas. Bahkan perbankanlah sistem uang kertas. Pada awalnya, kemampuan sistem ini cukup menakjubkan. Bank-bank dapat menarik 1000 pound emas dan kemudian meminjamkan 20 kali lipatnya; yaitu 20.000 pound dalam bentuk kertas, artinya menciptakan kredit dari nihil. 

Pada masa itu, bank-bank (yang semuanya dikuasai oleh para Yahudi) diundang ke mana-mana di Eropa, karena mereka bisa mendatangkan uang dari nihil. Pada awalnya masyarakat terpesona, sebab mendadak di kota ada perputaran uang yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Usaha-usaha baru pun bermunculan di mana-mana. Bahkan bank menawarkan kertas-kertas yang bertuliskan angka-angka yang bernilai lebih tinggi dari emas yang hendak ditukarkan. 10 pound kertas diobral untuk ditukar 5 pound emas. Tak seorangpun bisa tahan godaan ini. Namun masalahnya, uang kertas itu bagaikan candu, efek pertamanya hebat lalu anda akan kecanduan. Dan beberapa tahun kemudian, ketika badai telah berlalu, baru khalayak sadar bahwa kini semua uang emas telah dikuasai oleh segelintir orang baru, sedangkan khalayak sisanya tidak lagi punya uang emas. Dan ketika khalayak menyerbu bank untuk menukarkan kembali lembaran-lembaran kertas itu dengan emas, diumumkanlah bahwa nilai uang kertas telah anjlok, bahwa mereka hanya bisa memperoleh emas senilai 1/100 dari nilai tertulis di kertas, atau pilih untuk terus memakai kertas-kertas itu. Khalayak telah ditipu. Kini, atas nama peradaban, proses yang sama pun sedang berlangsung di Nigeria utara. Mari kita tegaskan: Inflasi yang diakibatkan oleh pemaksaan satu alat tukar (yang dikendalikan oleh bank) adalah perampokan. Dan tidak mengijinkan khalayak untuk memilih alat tukarnya sendiri adalah penipuan.

Tingkat suku bunga perbankan telah membasmi usaha-usaha kecil. Mereka telah mengumpulkan lautan harta (uang-kredit) dan telah merekayasa penyalurannya hanya kepada perusahaan-perusahaan besar milik segelintir orang. Mereka tidak membuka kesempatan secelah pun bagi tumbuhnya perkongsian. Seluruh revolusi teknologi yang katanya demi manusia, telah dibajak oleh sistem perbankan dan dijelmakan jadi monster biadab. 
Dahulu ketika Eropa sibuk menjajah, masalah perampokan abadi dengan menggembosi nilai uang kertas ini tidak terlalu mencemaskan khalayak, karena berhasil diredam oleh pasokan besar-besaran aneka jarahan dari koloni-koloni jajahan, sehingga mengesankan bahwa keadaan baik-baik saja. Akan tetapi begitu hutang koloni-koloni di Dunia Ketiga itu mencapai titik jenuhnya, artinya mereka sudah tidak bisa dijarahi lagi, maka bahaya laten sistem ribawi itu mulai bangkit menyusupi rumah mereka sendiri. Jadi di masa kini, bukan hanya Dunia Ketiga saja yang hidup tertekan ditimpa hutang abadi, khalayak di Dunia Pertama pun kini sudah hampir gila menghadapinya.

Kita semua telah dijadikan kacung oleh sistem perbankan, karena mereka memusnahkan kesempatan hidup usaha-usaha kecil, dan lebih-lebih lagi, mereka telah menjadikan kita sebagai penghutang-penghutang abadi. Gara-gara Negara berhutang, kita pun terlahir sebagai penghutang (bagaikan “dosa asal”), dan dengan kemampuan mereka memonopoli dan merekayasa kekuatan-kekuatan pasar, mereka menjamin bahwa semua upah yang akan mereka keluarkan untuk anda selama 20 tahun mendatang, akan tersedot kembali kepada mereka (para Majikan) karena anda membayar cicilan rumah yang harganya sudah dipompa berkali lipat. Kalau tidak mau begini, anda bisa menyewa rumah anda dan tak perlu punya apa-apa, cukup para Majikan saja yang memiliki segalanya, dan cukup anda saja yang bekerja.

Tentu ini adalah tawaran yang sangat busuk. Serikat-serikat Buruh tidak akan membela para pekerja. Mereka akan berusaha agar para pekerja masuk kerja terus. Semua partai politik adalah dagelan dan tak akan mampu benar-benar membawa pembaharuan bagi masyarakat, karena semua kebijakan mereka bergantung pada bank. Sebelum kita belajar untuk hidup tanpa bank-bank, kita akan terus menjadi kacung-kacungnya. Kepercayaan adalah ajang di mana kontrak-kontrak commenda dan perkongsian bisa berjaya lagi. Dan ajang itu hanya bisa digalang dengan menerapkan kontrak-kontrak usaha yang tidak bergantung pada bank, melainkan cukup pada wewenang seseorang yang mandiri dan mewakili khalayak. Dengan kata lain, kita harus menghidupkan kembali bentuk-bentuk wewenang tradisional yang bersifat lokal, misalnya seperti Kepala-kepala marga di Skotlandia, Kepala-kepala suku di Afrika, para Lendakari di lembah negeri Basque, Amir-amir di Arab, atau seperti kepala-kepala keluarga mafia di Sisilia. Kepemimpinan masyarakat yang kini dikuasai perbankan harus direbut kembali. 

Jika kita sadar bahwa bank-bank telah menipu kita dan kita ingin terbebas darinya, maka kita harus mengalihkan tumpuan kepercayaan kita kepada pihak lain. Pada akhirnya sang pemimpin sebuah masyarakat harus bisa menjamin penyelenggaraan hukum-hukum dan dipenuhinya kontrak-kontrak, sehingga tumbuhlah saling percaya antar warga. Salah satu contoh ini adalah Mafia. Sayangnya, tinggal merekalah satu-satunya kaum di Eropa yang dapat membuat kontrak di antara mereka, dengan kepemahaman bahwa kontrak itu akan dipenuhi. Karena tak ada seorangpun yang berani berbuat keliru, dan khalayak Mafia punya rasa saling percaya yang sangat tinggi, dengan cara mereka sendiri yang tidak mungkin dilaksanakan di luar lingkaran mereka. Sayang, tinggal merekalah satu-satunya kaum di Eropa yang bisa mengejawantahkan kepemimpinan.

Unsur terpenting untuk terbebas dari tirani sistem moneter bank dan aneka praktek ribawinya, adalah dengan adanya pihak yang diberi wewenang secara lokal, yaitu dalam jangkauan masyarakatnya. Tanpa adanya pengemban amanah itu, banklah yang akan berwenang, yang akan mendikte langkah-langkah kebijakan semua bangsa, dan kita akan terkutuk jadi kacung-kacung upahan mereka. Jika anda ingin keluar dari perangkap ini, anda harus bergabung bersama mereka yang sepaham, pilihlah seorang pemimpin dan nyatakanlah diri anda merdeka dari jeratan riba. Di luar sana, banyak orang sedang melakukan hal yang sama.
Satu-satunya jalan keluar dari sistem ribawi adalah Islam. Karena hanya Islamlah yang menegakkan pemerintahan tanpa negara dan perniagaan tanpa riba. Zaman yahudi dan kristen telah kadaluwarsa. Hanyalah dengan memahami bahwa "tiada tuhan selain Allah", baru manusia bisa berhenti menyembah segala sesuatu yang fana – seperti negara, uang dan pekerjaan mereka – dan menjadi merdekalah mereka. Hanyalah dengan membenarkan bahwa “Muhammad ialah Utusan Allah”, baru akan tegak keadilan dalam transaksi. Pilih Islam atau Ekonomi, pilih Islam atau Sistem Perbankan, inilah keputusan yang harus diambil oleh setiap insan.

Islam adalah Pemerintahan tanpa negara dan Perdagangan tanpa riba!

Tuesday, 4 March 2014

Teungku Abu Ibrahim Woyla, Wali Allah dari Tanah Aceh.

Teungku Abu Ibrahim Woyla, Wali Allah dari Tanah Aceh.
WALI PENDIAM YANG HIDUP SEDERHANA, DARI TANAH ACEH SERAMBI MEKKAH

Abu Ibrahim Woyla adalah seorang ulama pengembara. Ulama ini dalam masyarakat Aceh lebih dikenal dengan Abu Ibrahim Keramat atau dipanggilnya dengan sebutan “Tgk Beurahim Wayla”. Tokoh ini merupakan orang yang sangat dihormati di Aceh dan dipercaya sering menunaikan shalat Jum’at di Makkah dan kembali pada hari itu juga.

Abu Ibrahim Woyla yang bernama lengkap Teungku Ibrahim bin Teungku Sulaiman bin Teungku Husen dilahirkan di kampung Pasi Aceh, Kecamatan Woyla, Kabupaten Aceh Barat pada tahun 1919 M.

Mukhlis, salah satu santri kepercayaan Abu Ibrahim Woyla, ditengarai mengetahui persis garis keturunan Abu Ibrahim Woyla. Awalnya garis ke atas keturunan Abu Ibrahim Woyla yang berasal dari Negeri Baghdad berjumlah tujuh orang datang ke Tanah Aceh, persisnya berlabuh di Aceh Barat. Kemudian, ketujuhnya berpisah ke beberapa daerah di Aceh dan di luar Aceh untuk menyebarkan agama Islam.

~ Karomah Abu Ibrahim Woyla

Teungku Muhammad Kurdi Syam menceritakan suatu ketika Abu Ibrahim Woyla sedang jalan kaki di Teunom menuju Meulaboh (perjalanan yang memakan waktu 1 atau 2 jam dengan kendaraan bermotor). Anehnya, Abu Ibrahim Woyla ternyata duluan sampai di Meulaboh, padahal yang punya mobil tadi tahu bahwa tidak ada kendaraan lain yang mendahului mobilnya. Kejadian ini bukan sekali dua kali terjadi, malah bagi masyarakat di pantai barat yang sudah mengganggap itulah kelebihan sosok ulama keramat Abu Ibrahim Woyla yang luar biasa tidak sanggup dinalar oleh pikiran orang biasa.

Karenanya tak heran kalau Abu Ibrahim Woyla sering berada seperti di pasar. Misalnya semua pedagang di pasar itu berharap agar Abu Ibrahim Woyla dapat singgah di toko mereka. Mereka ingin mendapatkan berkah Allah melalui perantaran Abu Ibrahim Woyla. Namun tidak segampang itu, karena Abu Ibrahim Woyla punya pilihan sendiri untuk mampir di suatu tempat.

Seperti yang diceritakan Tgk Muhammad Kurdi Syam, suatu waktu Abu Ibrahim Woyla sedang berada di Lamno Aceh Jaya lalu bertemu dengan seseorang yang bernama Samsul Bahri yang sedang bekerja di Abah Awe. Saat itu Abu Ibrahim Woyla membawa dua potong lemang. Ketika mampir di situ Abu Ibrahim Woyla meminta sedikit air. Setelah air itu diberikan Samsul lalu Abu Ibrahim Woyla memberikan dua potong lemang tersebut kepada Samsul. Tapi Samsul menolaknya karena menurut Samsul bahwa lemang tersebut adalah sedekah orang yang diberikan kepada Abu Ibrahim Woyla.

Karena tidak mau diterima Samsul, lemang itu dibuang Abu Ibrahim Woyla yang tak jauh dari tempat duduknya. Kontan saja Samsul tercengang dengan tindakan Abu Woyla yang membuang lemang begitu saja. Karena merasa bersalah lalu Samsul ingin mengambil lemang yang sudah dibuang tersebut. Namun sayang, ketika mau diambil lemang itu hilang secara tiba-tiba.

Dalam kejadian lain, Teungku Nasruddin menceritakan bahwa suatu ketika (sebelum Teungku Nasruddin menjadi menantu Abu Ibrahim Woyla), tiba-tiba di waktu pagi-pagi Abu Ibrahim Woyla datang ke almamaternya ke Pesantren Syaikh Mahmud. Kaki Abu Ibrahim Woyla kelihatan sedikit pincang sebelah kalau berjalan. Kedatangan Abu Ibrahim Woyla disambut Teungku Nasruddin dan teman-teman sepengajian lainnya.

Lalu Abu Woyla meminta sedikit nasi untuk sarapan pagi. “Nasinya ada, tapi tidak ada lauk pauk apa-apa Abu,” kata Teungku Nasruddin.

“Nggak apa-apa, saya makan pakai telur saja. Coba lihat dulu di dapur mungkin masih ada satu telur tersisa,” jawab Abu Ibrahim Woyla.

Lalu Teungku Nasruddin menuju ke dapur. Ternyata di tempat yang biasa ia simpan telur terdapat satu butir telur, padahal seingatnya tidak ada sisa telur lagi karena sudah habis dimakan. Lantas sambil menyuguhkan Nasi kepada Abu Ibrahim Woyla, Teungku Nasruddin bertanya: “Kenapa dengan kaki Abu?”

Abu Ibrahim Woyla menjawab: “Saya baru pulang dari bukit Qaf (Mekkah), di sana banyak sekali tokonya tapi tidak ada penjualnya. Namun kalau kita ingin membeli sesuatu kita harus membayar di mesin, kalau tidak kita bayar kita akan ditangkap polisi. Setelah saya belanja di toko-toko itu lalu saya naik kereta api dan sangat cepat larinya. Karena saya takut duduk dalam kereta api itu, maka saya lompat dan terjatuh hingga membuat kaki saya sedikit terkilir. Makanya saya agak pincang, tapi sebentar lagi juga sembuh.”

Kejadian serupa juga dialami oleh keluarga dekat Abu Ibrahim Woyla sendiri. Suatu hari Abu mengunjungi salah seorang saudaranya untuk meminta sedikit nasi dengan lauk sambel udang belimbing. Lalu tuan rumah itu mengatakan pada isterinya untuk menyiapkan nasi dengan sambel udang belimbing untuk Abu Ibrahim Woyla. Tapi isterinya memberi tahu bahwa pohon belimbingnya tidak lagi berbuah: “Baru kemarin sore saya lihat pohon belimbingnya lagi tidak ada buahnya,” kata sang isteri pada suuaminya.

Tapi suaminya terus mendesak isterinya: “Coba kamu lihat dulu, kadang ada barang dua tiga buah sudah cukup untuk makan Abu.”

Lalu isterinya pergi ke pohon belakang rumah. Ternyata belimbing itu memang didapatkan tak lebih dari tiga buah di pohon yang kemarin sore dilihatnya.

Demikian pula ketika hendak melangsungkan pernikahan anak pertama Abu Ibrahim Woyla, yaitu Salmiah. Masyarakat di kampung melihat sepertinya Abu Ibrahim Woyla tidak peduli terhadap acara pernikahan anaknya. Padahal acara pernikahan itu akan berlangsung beberapa hari lagi, tapi Abu Ibrahim Woyla tidak menyiapkan apa-apa untuk menghadapi acara pernikahan anaknya itu. Bahkan uang pun tidak beliau kasih pada keluarga untuk kebutuhan acara tersebut.

Namun ajaibnya pada hari pernikahan berlangsung, ternyata acara pernikahan anaknya berlangsung lebih besar dari pesta-pesta pernikahan orang lain yang jauh-jauh hari telah mempersiapkan segala sesuatunya.

Dan masih banyak cerita aneh lainnya yang tersebar dalam masyarakat Aceh. Masyarakat awam cenderung pragmatis, sehingga memahami keunggulan Abu Woyla lebih banyak dari sisi keramatnya. Padahal sebenarnya keramat (karamah) itu hanyalah bonus dari Allah bagi setiap orang yang gemar riyadhah spiritual dan berhasil melakukan perjalanan ruhiyah menuju Ilahi.

~ Pertemuan Abu Ibrahim Woyla dan Gus Dur

Kisah ini diceritakan langsung oleh salah satu santri Gus Dur, Ustadz Nuruddin Hidayat, yang menyaksikan pertemuan Gus Dur dengan Abu Ibrahim Woyla.

Sebagai tokoh yang dihormati dan dikagumi banyak orang, rumah Gus Dur tak pernah sepi dari kunjungan para tamu, baik dari warga NU, pejabat, politisi, wartawan dan sebagainya. Gus Dur menerima tamu-tamunya biasanya dengan pakaian non formal. Karena kondisi fisiknya yang sudah lemah, biasanya para tamu diajak mengobrol sambil tiduran.

“Saya pun merasa terheran-heran ketika ada tamu, Gus Dur minta untuk digantikan pakaiannya dengan kain sarung dan peci, seperti ketika mau shalat Idul Fitri. Seumur-umur saya belum pernah melihat Gus Dur seperti itu,” tutur Ustadz Nuruddun Hidayat.

Rombongan tamu tersebut sampai ditahan agar tidak masuk rumah dahulu, sampai Gus Dur dipinjami salah satu sarung milik santrinya agar bisa cepat berganti pakaian.

Tamu, yang diketahuinya ternyata dari Aceh tersebut berpakaian sederhana, dekil, dan memakai celana seperti yang biasa dipakai oleh bakul dawet (penjual dawet). Tamu tersebut diantar oleh aktifitis Aceh.

Perilaku Gus Dur dan tamunya juga aneh. Setelah keduanya bersalaman, Gus Dur pun duduk di karpet, demikian pula tamunya, tetapi tak ada obrolan di antara keduanya. Gus Dur tidur, tamunya juga tidur, suasana menjadi sunyi yang berlangsung sekitar 15 menit. Setelah sang tamu bangun, ia langsung pamit pulang, tak ada pembicaraan.

Karena merasa penasaran, segera setelah tamu pergi, Santri Nuruddin Hidayat bertanya kepada Gus Dur: “Pak, tumben Bapak pakai sarung, ngak biasanya menerima tamu seperti ini.”

Jawab Gus Dur: “Itu Wali.”

Nuruddin pun kaget dan bertanya: “Apa ada wali lain seperti beliau Pak?”

“Di sini tidak ada, adanya di Sudan yang seperti beliau,” jawab Gus Dur.

Ada orang yang menyebutnya sebagai “dewa tidur”, yang menghabiskan hari-harinya dengan tidur. Abu Ibrahim Woyla juga bisa mengetahui perilaku seseorang dan seringkali orang yang menemui beliau dibacakan kesalahannya untuk diperbaiki. Posisi tidur Abu yang dianggap aneh (melengkung/meukewien), ucapannya sedih melihat manusia banyak seperti hewan serta mengatakan dunia ini sudah semakin sempit.

Gus Dur bertemu kembali dengan Abu Ibrahim Woyla pada tanggal 09 Muharram, di tahun 2005, tepatnya di pemakaman masal korban Tsunami Aceh. Beliaulah yang langsung menjemput Gus Dur di Bandara Iskandar Muda. Kemudian keduanya pergi bersama ke pemakaman masal.

Berada di sebelah kanan Gus Dur dengan pakian safari putih dan sarung, beliaulah Abuya Ibrahim Woyla. Beliau meminta kepada Gus Dur untuk mendoakan para korban. Setelah itu Abuya Ibrahim Woyla pamit dan menolak bertemu SBY keesokan harinya yang bertepatan pada Hari Raya Idul Adha.

Sya’roni As-Samfuriy, Cilangkap Jaktim 04 Maret 2014

Silakan download Manaqib Lengkap Abu Ibrahim Woyla di sini:
http://www.muslimedianews.com/2014/03/manaqib-abu-ibrahim-woyla-wali-dari.html
http://pustakamuhibbin.blogspot.com/2014/03/manaqib-abu-ibrahim-woyla-wali-dari.html

Monday, 3 March 2014

ORANG-ORANG YANG TERKENAL DI LANGIT



Orang-orang yang banyak menyebut nama Allah , mereka sering berkumpul berdzikir menyebut nama-Nya, Mereka adalah orang yang banyak mengingat Allah,
مَنْ أَحَبَّ شَيْئًا كَثُرَ ذِكْرَهُ
" Barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka banyak menyebutnya"
Maka beruntunglah mereka yang hadir di majelis dzikir , karena ia telah diizinkan Allah untuk duduk bersama orang-orang yang dirindukan dan merindukan Allah. Kebahagiaan, ketenangan, kesejahteraan, keluhuran, kesucian dan kemuliaan adalah milik-Nya yang diberikan kepada yang dikehendaki-Nya terlebih lagi kepada mereka yang memintanya. Dan rahasia keluhuran di malam hari ini, kita berkumpul dalam kemuliaan memenuhi undangan Allah untuk mencapai ridha-Nya, karena orang yang berdzkir bersama mengingat Allah maka Allah akan mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih mulia di langit.

Langit mengenal nama-nama yang suka menyebut nama Allah . Semoga Allah mejadikan kita dalam kelompok mereka, kelompok orang yang banyak berdzikir . Orang yang banyak berzikir adalah orang-orang yang hatinya ditenangkan oleh Allah, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
( الرعد : 28 )
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” ( QS. Ar Ra’d : 28 )

Oleh : Al Maghfurlah Habib Munzir Alaihi Rahmatullah

Wallahu`alam

ALAM SEMESTA DICIPTAKAN ALLAH SWT. UNTUK MEMBUKTIKAN BETAPA MULIANYA NABI MUHAMMAD SAW.


Rais ‘Am Jam’iyah Ahlu Thariqah al-Mu’tabarah an an-Nahdliyah (JATMAN) al-Habib Luthfi bin Yahya menjelaskan, kemuliaan Nabi Muhammad Saw. seperti laut sedangkan kita sungai-sungainya. Kita membutuhkan laut untuk mengalirkan hasrat keimanan dan kecintaan kita ke laut Nabi, agar mendapat syafaatnya. Kadarnya, tergantung besar kecilnya sungai hati kita dan yang bisa mengukur besar kecilnya adalah kita sendiri.

Kita bershalawat kepada Nabi Saw. adalah seperti sungai mengalirkan air ke laut, mengharap syafaatnya. Shalawat itu sebagai alat untuk membuat besar kecilnya sungai. Kalau kita memakai peralatannya sekadar cangkul maka sungai yang dihasilkan kecil. Tapi kalau kita menggunakannya dengan alat besar seperti traktor tentu akan terbentuk sungai besar. Kita tak perlu ragu, sebab dengan makin besar alat atau sholawat, maka akan besar pula sungai yang kita buat.

Jangan takut akan besar kecilnya rizki, kalau kita memiliki sungai yang besar tentu di dalam sungai itu ada berbagai kandungan mineral rizkki. Termasuk diciptakannya seisi bumi dan alam sekitarnya, diciptakan Allah Swt. untuk membuktikan kalau Nabi Muhammad Saw. sangat mulia. Karena seluruhnya bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Sangat aneh, kalau kemudian ada sekelompok orang mengharam-haramkan peringatan Maulid Nabi.

Pantaskah kita masuk surga kalau frekuensi ibadah kita berupa shalat sangat sedikit? Bila diasumsikan umur kita mencapai 60 tahun, maka shalat yang kita jalankan hanya 270 hari. Dalam sehari, paling banter kita shalat 5 menit. Bila dikalikan 5 maka ada 25 menit dalam sehari. Untuk 1 tahun kita hanya shalat 6 hari saja.

Akibat minimnya ibadah kita, maka hanya satu harapan kita untuk memperoleh dispensasi nilai ibadah berupa syafaat dari Nabi Muhammad Saw. (Mau’idzah hasanah Maulana al-Habib Luthfi bin Yahya dalam Peringatan Maulid Nabi di Masjid al-Munawaroh dan Haul Kiai Anwar bin Kiai Munawar Kaligangsa Kulon, Kec. Brebes).

Sya’roni As-Samfuriy, Cilangkap Jaktim 18 Januari 2014

http://www.muslimedianews.com/2014/01/habib-luthfi-bin-yahya-alam-semesta.html
http://pustakamuhibbin.blogspot.com/2014/01/alam-semesta-diciptakan-allah-swt-untuk.html

^PARENTING ALA ALI BIN ABI THALIB^

"Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya, Karena mereka hidup bukan di jamanmu" itulah quote tekenal dari Ali Bin Abi Thalib RA, khalifah ke-4 umat islam yang terkenal dengan kepintaran, kejujuran dan juga kesetiaannya terhadap Rasulullah SAW.
Seperti sudah kita pahami bahwasannya mendidik dan membesarkan anak adalah amanah dari Allah SWT yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Banyak hal yang harus diperhatikan untuk menentukan pola pendidikan yang terbaik bagi masing-masing anak, apalagi mereka tidak hidup di jaman dahulu.
Menurut Ali bin Abi Thalib Ra. ada tiga pengelompokkan dalam cara memperlakukan anak:
1. Kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun), perlakukan anak sebagai raja.
2. Kelompok 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun), perlakukan anak sebagai tawanan.
3. Kelompok 7 tahun ketiga (usia 15-21 tahun), perlakukan anak sebagai sahabat.

ANAK SEBAGAI RAJA (Usia 0-7 tahun)
Melayani anak dibawah usia 7 tahun dengan sepenuh hati dan tulus adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan. Banyak hal kecil yang setiap hari kita lakukan ternyata akan berdampak sangat baik bagi perkembangan prilakunya, misalnya :
>> Bila kita langsung menjawab dan menghampirinya saat ia memanggil kita- bahkan ketika kita sedang sibuk dengan pekerjaan kita - maka ia akan langsung menjawab dan menghampiri kita ketika kita memanggilnya.
>>Saat kita tanpa bosan mengusap punggungnya hingga ia tidur, maka kelak kita akan terharu ketika ia memijat atau membelai punggung kita saat kita kelelahan atau sakit.
>> Saat kita berusaha keras menahan emosi di saat ia melakukan kesalahan sebesar apapun, lihatlah dikemudian hari ia akan mampu menahan emosinya ketika adik/ temannya melakukan kesalahan padanya.
Maka ketika kita selalu berusaha sekuat tenaga untuk melayani dan menyenangkan hati anak yang belum berusia tujuh tahun, insya Allah ia akan tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan, perhatian dan bertanggung jawab. Karena jika kita mencintai dan memperlakukannya sebagai raja, maka ia juga akan mencintai dan memperlakukan kita sebagai raja dan ratunya.

ANAK SEBAGAI TAWANAN (usia 8-14 tahun)
Kedudukan seorang tawanan perang dalam islam sangatlah terhormat, Ia mendapatkan haknya secara proporsional, namun juga dikenakan berbagai larangan dan kewajiban. Usia 7-14 tahun adalah usia yang tepat bagi seorang anak bagi seorang anak untuk diberika hak dan kewajiban tertentu.
Rasulullah SAW mulai memerintahkan seoang anak untuk sholat wajib pada usia 7 tahun, dan memperbolehkan kita memukul anak tersebut (atau mengukum dengan hukuman seperlunya) ketika iIa telah berusia 10 tahun namun meninggalkan sholat. Karena itu usia 7-14 tahun adalah saat yang tepat dan pas bagi anak-anak kita untuk diperkenalkan dan diajarkan tentang hal-hal yang terkait dengan hukum-hukum agama, baik yang diwajibkan maupun yang dilarang, seperti:
>> Melakukan sholat wajib 5 waktu
>> Memakai pakaian yang bersih, rapih dan menutup aurat
>> Menjaga pergaulan dengan lawan jenis
>> Membiasakan membaca Al-Qur'an
>> Membantu pekerjaan rumah tanngga yang mudah dikerjakan oleh anak seusianya
>> Menerapkan kedisiplinan dalam kegiatan sehari-hari
Reward dan punishment (hadiah/penghargaan/pujian dan hukuman/teguran) akan sangat pas diberlakukan pada usia 7 tahun kedua ini, karena anak sudah bisa memahami arti dari tanggung jawab dan konsekuaensi. Namun demikian, perlakuan pada setiap anak tidak harus sama kerena every child is unique (setiap anak itu unik)

ANAK SEBAGAI SAHABAT (usia 15-21 tahun)
Usia 15 tahun adalah usia umum saat anak menginjak akil baligh. Sebagai orang tua kita sebaiknya memposisikan diri sebagai sahabat dan memberi contoh atau teladan yang baik seperti yang diajarkan oleh Ali bin Abi Thalib Ra.
>> Berbicara dari hati ke hati
Inilah saat yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati dengannya, menjelaskan bahwa ia sudah remaja dan beranjak dewasa. Perlu dikomunikasikan bahwa selain mengalami perubahan fisik, Ia juga akan mengalami perubahan secara mental, spiritual, sosial, budaya dan lingkungan, sehingga sangat mungkin akan ada masalah yang harus dihadapinya. Paling penting bagi kita para orang tua adalah kita harus dapat membangun kesadaran pada anak-anak kita bahwa pada usia setelah akil baliqh ini, ia sudah memiliki buku amalannya sendiri yang kelak akanditayangkan da diminta pertanggung jawabannya oleh Allah SWT.
>> Memberi Ruang Lebih
Setelah measuki usia akil Baliqh, anak perlu memiliki ruang agar tidakmerasa terkekang, namun tetap dalam pengawasan kita. Controlling tetap harus dilakukan tanpa bersikap otoriter dan tentu saja diiringi dengan berdo'a untuk kebaikan dan keselamatannya. Dengan demikian anak akan merasa penting, dihormati, dicintai, dihargai dan disayangi. Selanjutnya, Ia akan merasa percaya diri dan mempunyai kepribadian yang kuat untuk selalu cenderung pada kebaikan dan menjauhi perilaku buruk.
>> Mempercayakan tanggung jawab yang lebih berat.
Waktu usia 15- 21 tahun ini penting bagi kita untuk memberinya tanggung jawab yang lebih berat dan lebih besar, dengan begini kelak anak-anak kita dapat menjadi pribadi yang cekatan, mandiri, bertanggung jawab dan dapat diandalkan. Contoh pemberian tanggung jawab pada usia ini adalah seperti memintanya membimbing adik-adiknya, mengerjakan beberapa pekejaan yang biasa dikerjakan oleh orang dewasa, atau mengatur jadwal kegiatan dan mengelola kuangannya sendiri
>> Membekali anak dengan keahlian hidup.
Rasulullah SAW bersabda, "Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah" (Riwayat sahih Imam Bukhari dan Imam Muslm)
Secara harfiah, olah raga berkuda, berenang dan memanah adalah olah raga yang sangat baik untuk kebugaran tubuh. Sebagian menafsirkan bahwa berkuda dapat pula diartikan mampu mengendarai kendaraan (baik kendaraan darat, laut, udara). Berenang dapat disamakan dengan ketahanan dan kemampuan fisik yang diperlukan agar menjadi muslim yang kuat. Sedangkan memanah dapat pula diartikan sebagai melatih konsentrasi dan fokus pada tujuan.
Di era modern, sebagian pakar memperluas tafsiran hadist diatas sebagai berikut :
>Berkuda = Skill of Life, memberi keterampilan atau keahlian sebagai bekal hidup agar memiliki rasa percaa diri, jiwa kepemimpinan dan pengendalian diri yang baik.
> Berenang = Survival of Live, mendidik anak agar selalu bersmangat, tidak mudah menyerah dan tegar dalam menghadapi masalah.
> Memanah = Thinking of Life, mengajarkan anak untuk membangun kemandirian berpikir, merencanakan masa depan dan menentukan target hidupnya.

Semoga saja kita para orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya dapat memberikan perlakuan yang tepat pada anak-anak, siapapun mereka, dari manapun mereka berasal, dan dimanapun mereka berada, karena anak-anak adalah tanggung jawab orang dewasa di sekitarnya.

JAWABAN HABIB MUNZIR AlMusawa Terhadap Tuduhan Orang Kafir: Halal Memperawani Wanita Usia 9 Tahun (Rasul Saw Manikahi Aisyah Ra)

Saya Jawab:
Mengenai hal ini, adalah kekhususan untuk sang Nabi saw, beliau saw berbeda dengan kita,
sebagaimana kesaksian beliau saw tidak makan dan minum berhari - hari, ketika para sahabat
mengikutinya maka beliau saw melarangnya, dan berkata : “sungguh aku tidak sama dengan
kalian, aku diberi makan dan minum oleh Allah” (Shahih Bukhari), demikianlah Mukjizat
para Nabi, demikian Mukjizat Isa bin maryam as yang menghidupakan orang mati, demikian
pula Mukjizat Musa as yang merubah tongkatnya menjadi ular, maka memperawani seorang
wanita dalam konteks orang awam adalah menyetubuhinya dengan syahwat, namun berbeda
dengan Rasulullah saw, Allah swt menciptakan aisyah untuk istri Nabi-Nya, tentunya Dia
Maha Luhur dari segala kekejian dan kebiadaban, karena seluruh ucapan sang Nabi saw
adalah perintah Allah swt : “Tiadalah ia berbicara dari hawa nafsunya, tetapi merupakan
wahyu yg diwahyukan oleh Allah swt” (Annajm 3-4).

Aisyah ra adalah seorang wanita yang cerdas dan jenius, Nabi saw membutuhkan seorang
wanita yang jenius dan cerdas untuk menyampaikan risalah pada kaum wanita, maka Jibril
as mewahyukan agar beliau saw menikahi Aisyah ra.

Dengan logika yang sempurna, dan hati yang beriman kami mempercayai bahwa Maryam
as adalah wanita suci yang bukan pendosa apalagi pezina, namun merupakan perintah Allah
swt. Dengan hati suci dan iman, kami kaum muslimin mempercayai bahwa Isa bin Maryam
adalah anak suci dan sesekali bukan anak zina, namun merupakan perintah Allah swt. Dengan
kesucian dan Iman, kami kaum muslimin mempercayai bahwa Muhammad saw menikahi
Aisyah dan istri - istrinya bukan karena nafsu, namun merupakan perintah Allah swt.

Tuduhan anda dengan logika bahwa Muhammad saw bernafsu birahi dan sex maniac
karena menikahi banyak wanita dan wanita dibawah umur, berarti anda berlogika
pula bahwa Maryam as adalah pelacur biadab yang berkedok wanita suci, Dan Isa
bin Maryam adalah anak haram jadah dan bukan putra suci, demikianlah logika yang
kotor berbicara, demikian logika jahat menilai, bagaimana wanita hamil tanpa ayah..?,
lalu anak apakah itu..?, bukankah anak haram dari hasil zina lalu kalian mengakuinya
sebagai Tuhan..??, adakah logika lebih bodoh dari ini..?,
namun anda dapat membandingkan mana logika sempurna dan mana logika jahat.

8 PENDAPAT SEJARAWAN TENTANG USIA SAYYIDAH KHADIJAH RA. SAAT MENIKAH DENGAN RASULULLAH SAW.

8 PENDAPAT SEJARAWAN TENTANG USIA SAYYIDAH KHADIJAH RA. SAAT MENIKAH DENGAN RASULULLAH SAW.

1. Usia 25 tahun. Pendapat ini dishahihkan oleh Imam al-Baihaqi dalam kitabnya Dalail an-Nubuwwah juz 2 halaman 71.

2. Usia 28 tahun. Sebagaimana yang telah termaktub dalam kitab Syadzarat adz-Dzahab juz 1 halaman 14, al-Mustadrak al-Hakim juz 3 halaman 182 dan Tarikh al-Khamis juz 1 halaman 264.

3. Usia 30 tahun. Sebagaimana yang tertuang dalam kitab Sirah al-Halabiyyah juz 1 halaman 140 dan Tahdzib Tarikh Dimasyq juz 1 halaman 203.

4. Usia 35 tahun. Sebagaimana yang tertulis dalam kitab Bidayah wa an-Nihayah juz 2 halaman 295 dan Sirah Nabawiyah karya Ibn Katsir juz 1 halaman 265.

5. Usia 40 tahun. Sebagaimana yang tertulis dalam kitab Ansab al-Asyraf halaman 98 dan al-Mawahib al-Laduniyyah juz 1 halaman 38 dan 202.

6. Usia 44 tahun. Sebagaimana yang tertulis dalam kitab Tahdzib Tarikh Dimasyq juz 1 halaman 303.

7. Usia 45 tahun. Sebagaimana yang tertulis dalam kitab Tahdzib al-Asma’ juz 2 halaman 342.

8. Usia 46 tahun. Sebagaimana yang tertulis dalam kitab Ansab al-Asyraf halaman 98.

______________


Repost dari Syaikh Baba Naheel


ذكر المؤرخون ثمانية أقوال في عمرها على الوجه التالي

[1] 25 سنة
صححه البيهقي في دلائل النبوة : 2/71 طبعة دار الكتب العلمية

[2] 28 سنة
شذرات الذهب : 1/14
مستدرك الحاكم : 3/182
تاريخ الخميس : 1/264

[3] 30 سنة
السيرة الحلبية : 1/140
تهذيب تاريخ دمشق : 1/203

[4] 35 سنة
البداية و النهاية : 2/295
السيرة النبوية لابن كثير : 1/265

[5] 40 سنة
انساب الاشراف ( قسم حياة النبي ) ص98
المواهب اللدنية : 1/38 و 202

[6] 44 سنة
تهذيب تاريخ دمشق : 1/303

[7] 45 سنة
تهذيب الأسماء : 2/342
تاريخ الخميس : 1/301

[8] 46 سنة
انساب الاشراف ( قسم حياة النبي ) ص 98

http://www.muslimedianews.com/2014/01/8-pendapat-sejarahwan-tentang-usia.html
http://pustakamuhibbin.blogspot.com/2014/01/8-pendapat-sejarahwan-tentang-usia.html

BAGAIMANA CARA-CARA MENGERJAKAN ZIKRULLAH


zikir terdiri dari berbagai peringkat dan berbagai lafaz. Zikrullah yang paling baik ialah kalimah Tayyibah, La-Ilaha Illa-Allah.

Peraturan mengerjakan zikrullah
1. Suci dari hadas besar dan hadas kecil.
2. Menghadap Qiblat
3. Menutup aurat
4. Dimulai dengan hadiahkan fatihah kepada Rasulullah Salla-Allahu 'Alaihi WaSallam, Ahlul Bait, Sahabat serta sekalian Aulia' Allah.
5. Disudahi dengan doa

Cara mengerjakannya pada peringkat permulaan ialah dengan menyebut dengan lidah atau disebut zikir lisan secara kuat berserta dengan ingatan didalam hati akan kebesaran dan keagungan Allah. Ketika melafazkan zikir ini hati hendaklah turut merasakan kehebatan Allah meliputi seluruh alam. Jumlah zikir tiada hadnya. Lebih banyak seseorang melakukan zikrullah ini pada bilangannya lebih berkesanlah pada batin hatinya.

Apabila zikrullah ini dijadikan wirid, iaitu dilakukan secara terus menerus setiap hari pada bilangan tertentu sehingga memenuhi hatinya dan bercahaya2 maka cahaya zikir yang memenuhi hati ini akan melimpah pula ke seluruh jasad meliputi darah, daging, urat dan tulang.

Pada peringkat2 seterusnya seseorang akan merasakan kemesraan zikir ini pada ruh dan nafas. Kesudahannya seseorang itu akan melihat dirinya diliputi zikrullah; daripada lidah, hati, aqal, nafas dan ruh semuanya berzikir.

Pada peringkat permulaan seseorang perlu menyebutkan ucapan zikirnya dengan lidahnya secara berbunyi. Kemudian
peringkat demi peringkat zikir mengalir ke dalam diri, turun kepada hati, naik kepada roh dan seterusnya pergi semakin jauh iaitu kepada bahagian rahsia-rahsia, pergi lagi kepada yang lebih jauh iaitu bahagian yang tersembunyi sehinggalah kepada yang paling tersembunyi daripada yang tersembunyi. Sejauh mana zikir masuk ke dalam, peringkat yang dicapainya, bergantung kepada sejauh mana Allah dengan kemurahan-Nya membimbing seseorang.

Selain dari mengerjakan zikrullah dengan cara tertib ini, zikrullah dalam hati wajib diteruskan juga diluar; ketika makan, minum, sedang bekerja dsb. Pada peringkat permulaan keadaan ini memang sukar dilakukan. Tetapi jika diwiridkan sebagaimana tersebut diatas, mudah2an Allah Ta'ala akan memberi pertolonganNya sehingga seseorang dapat sentiasa berzikrullah.

Didalam Toriqat Sufiyyah, zikir La-Ilaha-Illallah serta zikir2 yang lainnya dikerjakan mengikut beberapa panduan, syarat, dan aliran garisan kalimah. Ini perlu dilakukan dengan mengambil talqin daripada Shaikh pemimpin kerohanian. Hasil daripada zikrullah yang dikerjakan melalui Ilmu Toriqat Sufiyyah jauh lebih berkesan dan lebih manfaatnya kepada keteguhan Iman dan Taqarrub Ilallah.

Zikir yang dilakukan dengan pimpinan guru Ma'rifat adalah jauh lebih berkesan kepada hati kerana ianya mempunyai silsilah dan adab2 yang khusus bagi mencapai keteguhan hati dan Iman.

18 waktu mustajab doa

Carilah seberapa ramai sahabat yang baik yang menunjukkan jalan2 ke Syurga & jalan2 kebaikan.

Diriwayatkan bahawa: Apabila penghuni Syurga telah masuk ke dalam Syurga, lalu mereka tidak menemukan sahabat2 mereka yang selalu bersama mereka dahulu sewaktu di dunia.

Mereka pun bertanya tentang sahabat mereka kepada ALLAH: "Yaa Rabb.. Kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia solat bersama kami, puasa bersama kami dan berjuang bersama kami."

Maka Allah berfirman: "Pergilah kamu ke Neraka, lalu keluarkanlah sahabat²mu yang di hatinya ada iman walaupun hanya sebesar zarah."
(HR : Ibnul Mubarak dalam kitab "Az-Zuhd").

Al-Hasan Al-Basri berkata: "Perbanyaklah sahabat2 mukminmu, kerana mereka memiliki Syafa'at pada hari Kiamat nanti".

Ibnul Jauzi pernah berpesan kepada sahabat2 nya sambil menangis:
"Jika kalian tidak menemukanku nanti di Syurga bersama kalian, maka tolonglah bertanya kepada Allah tentang aku:

"Wahai Rabb Kami.. Hamba-Mu si fulan, sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang ENGKAU.. Maka masukkanlah dia bersama kami di Syurga-MU."

SAHABATKu.. Mudah²an dengan ini, aku telah mengingatkanmu Tentang ALLAH.

Agar aku dapat besertamu kelak di Syurga & Redha-Nya..
آمِيّنْ. يَا رَبَّ العَالَمِينْ

Ya ALLAH... Aku Memohon kepada-MU. Kurniakanlah kepadaku sahabat2 yang selalu mengajakku untuk tunduk patuh & taat Kepada Syariat-MU. Kekalkanlah persahabatan kami hingga kami bertemu di akhirat kelak.

Oleh itu...

Carilah seberapa ramai sahabat yang baik yang menunjukkan jalan2 ke Syurga & jalan2 kebaikan.

NASIHAT KHIDIR UNTUK MUSA

Nabi Musa a.s.berkata kepada Khidir,"Berilah aku nasihat!" Maka, Khidir pun memberi nasihat:
1."Jadilah orang yang banyak senyum dan jangan jadi orang yang banyak marah.
2.Jadilah orang yang banyak manfaat bagi sesama,dan jangan jadi orang yang banyak mudaratnya.
3.Jauhilah sikap keras hati dalam berdiskusi.
4.Jangan berjalan tanpa keperluan.
5.Jangan tertawa tanpa sesuatu yang benar-benar mengagumkan.
6.Jangan memperolok-olok orang yang bersalah atas kesalahan mereka,tapi menangislah atas kesalahan-kesalahan kamu sendiri,wahai putra Imran."

---Dikutip dari Kitab At-Taubah,Ihya Ulumuddin,karya Imam Ghazali.

"Ya Allah, Engkau telah menciptakan ku ketika aku tidak patut disebutkan..
Dan Engkau sediakan untukku ketika aku tak punya apa-apa..
Aku berdosa , dan aku mengaku bersalah..
Jika Engkau memaafkan ku, sungguh sama sekali tidak mengurangi kewibawaan-Mu..
Dan jika Engkau menghukum ku, sungguh sama sekali tidak akan meningkatkan kekuasaan-Mu..
Jika tiada Engkau ma'afkan,,
Harus kemana lagi aku 'tuk bisa meminta maaf, kecuali Pada-Mu..??
Sungguh, Engkau yang Maha Pemurah hati bagi orang yang menunjukkan belas kasihan."

[Munajah Sayyidina Uwais Al-Qorni Ra]

JARI YANG SUNNAH DILETAKKAN CINCIN

By Syeikh Muhammad Nazrul Nasir.

1. Bagi wanita tiada tempat yang khusus diletakkan. Terpulang kepada mereka untuk memakai cincin dimana sahaja anggota. Samada di kesemua jari tangan atau jari kaki sekalipun. Ini kerana itu adalah perhiasan bagi mereka.

2. Para ulama berbeza pandangan tentang kedudukan jari yang sunnah dipakaikan cincin bagi lelaki. Para ulama Hanafiyah mengatakan bahawa disunnahkan bagi lelaki untuk memakai cincin di jari kelingking sebelah kiri dan bukan pada jari lain walaupun kanan. Sebahagian daripada ulama Hanafiyah mengatakan bahawa diharuskan untuk memakai cincin pada jari kelingking kanan.

3. Manakala al-Imam Malik radhiyallahu anhu, guru kepada al-Imam al-Syafie radhiyallahu anhu mengatakan bahawa disunnahkan memakai cincin di jari kelingking kiri dan beliau sendiri memakai cincin di jari kelingking kiri. Al-Imam Ibn al-Arabi al-Maliki mengatakan bahawa sunnah memakai cincin pada jari kelingking kiri dan makruh memakainya pada kelingking kanan.

4. Para ulama Syafieyah mengatakan bahawa harus untuk dipakai cincin pada jari kelingking kanan atau kiri sekalipun. Tetapi pandangan yang masyhur ialah memakainya pada jari kelingking kanan kerana ianya merupakan tempat untuk berhias. Manakala memakai cincin pada jari manis adalah dibenarkan. Jari tengah, telunjuk dan ibu jari adalah dilarang bagi kaum lelaki untuk meletakkan cincin padanya. Ini kerana terdapat larangan daripada Baginda sallallahu alaihi wasallam kepada Sayyiduna Ali radhiyallahu anhu untuk memakai cincin pada jari-jari tersebut.

5. Para ulama Hanabilah pula berpandangan bahawa afdhal memakai cincin pada jari kelingking kiri. Mereka juga berpandangan bahawa dibenarkan untuk memakai cincin pada jari manis dan ibu jari. Manakala jari telunjuk dan jari tengah adalah dilarang untuk meletakkan cincin padanya kerana terdapat larangan yang jelas daripada Baginda sallallahu alaihi wasallam.

KE ARAH MANAKAH BATU CINCIN DIPUSING?

1. Para ulama mengatakan bahawa dibenarkan untuk kita menzahirkan batu cincin ke atas. Namun yang lebih afdhalnya menurut sunnah Baginda sallallahu alaihi wasallam adalah dengan memusingkan arah batu tersebut ke telapak tangan.

Semoga kita semua dapat mengambil manfaat dengan perbahasan ini bagi menghidupkan sunnah Baginda sallallahu alaihi wasallam.

SUNNAH DI DALAM BERWUDHU


1. NIAT
Ingin melaksanakan sunnah –sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam berwudhu`

2. Bersiwak
Cara Rasulullah saw memakai siwakpun ada sunnahnya bukan asal memakai siwak.
3. Membaca Basmalah
4. Berkumur-kumur

5. Memasukkan air ke dalam hidung
6. Mengeluarkan air dari dalam hidung
Berkumur-kumur,memasukkan air dan mengeluarkan air dari dalam hidung harus terurut tidak boleh memasukkan air terlebih dahulu ke dalam hidung baru berkumur-kumur agar dapat pahala sunnah .Jadi ada aturannya, artinya sunnah harus mengikuti aturan mainnya.

ada Enam (6) macam cara berkumur-kumur dan memasukan air kedalam hidung

Ada dua cara yaitu dengan cara di gabung atau dengan cara di pisah

Cara berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung yang di gabung ada 3 cara

Sedangkan cara berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung yang di pisah pun ada tiga cara jadi kesemuanya ada Enam (6) cara.

1. Cara digabung yang pertama dan ini yang paling afdhol
- ambillah tiga kali raupan air, tiga kali gayungan dengan tangan kita

Caranya begini :
Setelah di ambil air/digayung untuk kumur-kumur tapi jangan dihabisin semua, kumur-kumur buang airnya, terus tu air yang masih ditangan kita gunakan untuk hidung, masuk ke hidung dan keluarkan satu kali, ya kan paham. Terus ambil lagi yang kedua gunakan untuk kumur-kumur buang airnya kemudian masukin kehidung dan buang airnnya itu yang kedua. Kemudian yang ketiga kali juga begitu, faham gak? Jelas caranya? Ambil air sekali lagi yang ketiga masukin kemulut buang dari mulut masukin kehidung keluarin dari hidung ni cara yang pertama dan ini yang paling afdol.

2. Cara digabung yang kedua dan ketiga ..

Belum lagi cara membasuh muka ada sunnahnya , membasuh tangan akan ada sunnahnya bagaimana caranya membasuh tangan dari mulai jari-jari atau dari siku tangan dan lain sebagainya

Untuk lebih jelasnya kami sarankan untuk belajar langsung ,bertemu langsung duduk (bertalaqqiy) dengan para ulama di kota masing-masing kepada Ulama /asatidz yang jelas keilmuannya agar tidak salah di dalam berwudhu yang akan menyebabkan ibadah kitapun salah

Oleh Habib Ahmad bin Jindan mensyarahkan kitab Risalatul Jami`ah karangan al allamah al arif illah almusnid al Hafid habib ain alhabsy

Ternyata baru bab kumur-kumur ,memasukkan air dan mengeluarkan air dari hidung banyak sekali sunnah-sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, amalkan semampunya saja

Wallahu`alam

Rumit..Insya Allah tidak bagi yang mau dan mencintai sayyidina Muhammad shalallahu alaihi wasallam serta semampunya kita amalkan

"Panjang Angan-Angan"

----
Ketika aku membuka lembaran-lembaran file pegawai yang telah pensiun, kutemukan catatan berikut ini:

Dahulu aku berangan-angan….
Andai aku menjadi seorang pegawai kantoran…
Dan benar saja, akhirnya akupun bekerja sebagai pegawai
Sehingga akupun terobsesi untuk segera menikah.

Dahulu aku berangan-angan …
Kiranya aku dapat menikah..
Dan benar saja, akupun menikah.
akan tetapi hidup ini demikian sepi tanpa kehadiran anak.

Akupun berangan-angan…
kiranya aku dikaruniakan anak
dan benar saja, akupun diberikan karunia anak -anak.
Akan tetapi ,tidak berselang beberapa lama akhirnya aku jenuh dengan dinding2 apartemenku sendiri.

Akupun kembali berangan-angan.
Andai aku memiliki rumah pribadi
Terdapat halaman dan tamannya…
Dan benar saja, setelah berusaha keras akupun memiliki rumah itu, akan tetapi… anak anak ku sudah pada dewasa..

Akupun kembali berangan-angan
Duhai kiranya aku dapat menikahkan mereka…
Dan benar saja, akhirnya merekapun telah menikah.
Tapi aku jenuh dengan pekerjaanku dengan segala kesulitannya, semuanya terasa sangat melelahkanku.
Akupun kembali berangan-angan
Andai aku segera pensiun agar aku dapat beristirahat.
Benar saja, akupun akhirnya pensiun
Akan tetapi akupun tinggal seorang diri persis seperti kala aku baru lulus kuliah dahulu.

Akan tetapi ketika baru lulus kuliah dahulu
Saat itu aku tengah menyongsong kehidupan
sementara saat ini aku sedang menyongsong akhir kehidupan
Namun meskipun demikian, aku masih saja memiliki setumpuk angan -angan…

Kini aku berangan-angan
Untuk menghafalkan Al Qur’an
Tapi… ingatanku telah mengkhinatiku (cepat lupa)

Aku juga berangan-angan
Untuk berpuasa mendekatkan diri kepada Allah
Tapi kesehatanku tidak lagi mendukungku.

Aku juga berangan-angan
Untuk bangun shalat malam
Tapi kakiku tak mampu lagi menahan beban tubuhku

Sunggu benarlah Sabda Rasulullah al-Musthafa,
“Pergunakanlah sebaik-baiknya 5 perkara sebelum datangnya 5 perkara:
1. Masa mudamu sebelum datang masa tuamu
2. Masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu
3. Masa kayamu sebelum datang masa miskinmu
4. Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu
5. Masa hidupmu sebelum datang kematianmu

Ya Allah! Bantulah kami untuk senantiasa mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu dan melakukan ibadah sebaik-baiknya kepada-Mu.

Saudaraku…
Jika dalam aktivitas harianmu tidak terdapat
Dua rakaat Shalat Duha,

Atau 1 hizb bacaan Qur’an

Atau shalat Witir di malam hari,

Atau ungkapan kalimat baik yang kau ucapkan,

Atau sedekah yang dapat memadamkan kemurkaan Allah,

Atau amalan rahasia yang tak diketahui melainkan Allah.

Maka masih adakah nikmat hidup tersisa untukmu?

Diterjemahkan oleh Fadlan Akbar, Lc. dari artikel berbahasa Arab
http://stiba.net/2014/02/26/panjang-angan-angan

BANGSA INDONESIA ADALAH BANGSA YANG DICINTAI RASULULLAH SAW.


Tatkala Prof. DR. al-Muhaddits as-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki bersama rombongan ulama lainnya pergi berziarah ke Makam Rasulullah Saw., tiba-tiba beliau diberikan kasyaf (tersingkapnya hijab) oleh Allah Swt. dapat jumpa dengan Nabi Saw. Di belakang Nabi Muhammad Saw. sangat banyak orang yang berkerumunan. Ketika ditanya oleh as-Sayyid Muhammad al-Maliki: “Ya Rasulullah, siapakah orang-orang itu?”

Rasulullah Saw. pun menjawab: “Mereka adalah ummatku yang sangat aku cintai.”

Dan diantara sekumpulan orang yang banyak itu ada sebagian kelompok yang sangat banyak jumlahnya. Lalu as-Sayyid Muhammad al-Maliki bertanya lagi: “Ya Rasulullah, siapakah mereka yang berkelompok sangat banyak itu?”

Rasulullah Saw. kemudian menjawab: “Mereka adalah Bangsa Indonesia yang sangat banyak mencintaiku dan aku mencintai mereka.”

Akhirnya as-Sayyid Muhammad al-Maliki menangis terharu dan terkejut. Lalu beliau keluar dan bertanya kepada jamaah: “Mana orang Indonesia? Aku sangat cinta kepada Indonesia.” (Dikutip dari ceramah Syaikh KH. Muhyiddin Abdul Qadir al-Manafi)

Diedit ulang oleh: Sya'roni As Samfuriy

Link asal klik di sini: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=600546806697426

http://www.muslimedianews.com/2014/02/subhanallah-bangsa-indonesia-ternyata.html
http://pustakamuhibbin.blogspot.com/2014/02/bangsa-indonesia-adalah-bangsa-yang.html

Shollu 'alan Nabiy Muhammad....
— with Sya'roni As Samfuriy and 47 others.

Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam, Pencetak Dinar Dirham Nabawi di Zaman Nabi Muhammad

A. NAMA, NASAB & SUKU
Nama asli beliau adalah ‘Abdul Manaf Bin Asad bin ‘Abdillah bin ‘Amru bin Makhzum, sering dipanggil dengan Abu ‘Abdillah.

B. GELAR Al-ARQAM
Gelar Al-Arqam disebabkan karena ia adalah pencetak raqim-raqim, yaitu dinar dirham di era Nabi Muhammad.

C. KISAH MASUK ISLAMNYA
Beliau termasuk orang yang pertama memeluk Islam, dan diriwayatkan bahwa dia masuk Islam setelah sepuluh orang shahabat mendahuluinya, adapun al-Hakim meriwayatkan di dalam kitab al-Mustadraknya bahwa ia masuk Islam urutan ketujuhbelas dari orang yang pertama masuk Islam.

 Keislaman beliau dengan perantara dakwahnya Abu Bakar radhiyallahu 'anhu, di riwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu 'anha Bahwasanya Abu Bakar pada suatu hari keluar dari rumahnya dan ingin bertemu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka iapun menemuinya dan berkata: “Wahai Abal Qoshim, kaummu mencarimu karena mereka menuduhmu telah menghina nenek moyang mereka, maka Rasulullah menjawab: “ sesesumgguhnya aku adalah utusan Allah, dan aku mengajakmu kepada (agama,-ed) Allah ’Azza wa jalla., setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai dari perkataannya, maka Abu Bakar pun langsung memeluk islam. Kemudian Rasulullah pergi darinya dengan perasaan yang sangat gembira dengan keislaman Abu Bakar. Setelah Abu Bakar masuk Islam maka iapun mulai berdakwah kepada Ustman bin ‘Afan, Tholhah bin ‘Ubaidillah, Zubair Bin ‘Awam, Sa’ad Bin Abi Waqas. Maka merekapun masuk Islam semuanya. Pada keesokan harinya ia mendatangi ‘Ustman bin Mahdhum dan Abu ‘Ubaidah bin Jarah, dan Abu Salamah Bin Abi Asad, dan Arqom bin Abi Arqom, maka merekapun beriman.

D. DARUL ARQAM SEBAGAI DARUSSALAM PERTAMA

Rumah shahabat yang mulia ini mempunyai peran yang sangat penting di dalam sejarah penyebaran Islam. Pada awal masa kenabian rumah ini sebagai pusat pembinaan yang digunakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk membina para Shahabat, yang mana mereka ini akan ikut membantu dalam menyebarkan Islam, Ibnu Abdil Bar berkata: “ Di rumah Arqom bin Abi Arqom inilah Rasulullah berdakwah secara sembunyi –sembunyi menghindari gangguan orang-orang Quraisy, sampai Allah Ta’ala memberikan kekuatan kepada mereka untuk berdakwah secara terang-terangan, dan ini terjadi pada awal penyebaran Islam, sehingga banyak dari manusia yang beriman dengan dakwah yang beliau lakukan di rumah tersebut. Rumah Arqom bin Arqom berada di Makkah yang tepatnya di atas bukit Shafa.

Kenapa Nabi memilih Darul Arqam (rumah Arqam) sebagai tempat persebunyian?
  1. Karena Arqam bin Arqam seorang shahabat yang keislamannya tidak diketahaui oleh orang-orang Quraisy, bahkan tidak terbetik sedikitpun di pikiran mereka bahwasanya Muhammad dan para shahabatnya akan berkumpul di rumahnya. 
  2. Dikarenakan Arqam bin Arqam dari bani (suku) Makhzum, yang mana bani Makhzum ini adalah suku yang paling memusuhi dan menyaingi bani Hasyim. Jikalaupun keislamannya diketahui maka tidak terbetik di benak orang-orang Quraisy bahwa rumahnya akan di jadikan sebagai markas dakwah Nabi, karena jika rumahnya di jadikan sebagai markas, maka berarti dia benar-benar berada di barisan musuh dari kaumnya. 
  3. Bahwasanya Arqam bin Arqam memeluk Islam dalam usia masih remaja, yaitu berumur enam belas tahun, yang mana ketika orang-orang Quraisy mencari markas dakwah Nabi, tidak terbesit sedikitpun di benak mereka bahwa tempat anak-anak remaja akan di jadikan sebagai markas pertemuan, yang ada di benak mereka adalah markas tersebut berada di tempat shahabat-shahabat besar. Dari sini kita mengetahui akan hikmah yang begitu sempurna dari pemilihan tempat tersebut sebagai markas dakwah. 
  4. Arqam adalah Ahli Cetak Dinar Dirham, dan rumahnya lebih strategis untuk menjadi Pusat Logistik Umat Islam dan Pusat Dakwah Islam.
E. PERAN ARQAM BIN ABI AL-ARQAM 

Rasulullah berkata pada peperangan badar: “ tinggalkan oleh kalian apa-apa yang terasa berat oleh kalian, maka Abu Usaid mengangkat pedang milik ibnu ‘aidz al-Mazraban (kemudian meninggalkannya -ed), hal tersebut diketahui oleh Arqom bin Arqom, maka dia berkata: “berikanlah ia kepadaku ya Rasulullah,maka Rasulpun memberikannya kepadanya.

Dan diriwayatkan dari Arqom bahwasanya dia mendatangi Rasulullah, maka Rasulullah pun berkata: “ kemana kamu hendak pergi?, maka Arqam menjawab: “Aku ingin ke sana, dengan memberi isyarat kearah Baitul Maqdis. Rasulullah bertanya kepadanya: “Apakah perdagangan yang mendorongmu untuk pergi kesana?, Akupun menjawab: “Tidak, aku ingin sholat disana. Maka Rasulullah pun menjawab: “Shalat di sana seraya mengisyaratkan dengan jari telunjuk beliau ke arah Makkah lebih baik dari seribu sholat yang dilakukan di sana, seraya memberikan isyarat ke arah Syam (Baitul Maqdis -ed).

F. WAFATNYA

Diriwayatkan dari Muhammad bin ‘Imron bin Hind dari bapaknya bahwa ketika mendekati wafatnya, Arqom bin Arqom berwasiat agar dia disholatkan oleh Sa’ad. Maka Marwan berkata: “Apakah kalian ingin menunda (penguburan seorang shahabat Rasul) dikarenakan seseorang yang tidak hadir dalam pensholatannya? Maka Abdullah bin Arqam menolak saran Marwan tersebut (untuk menyegerakan penguburan jenazah bapaknya -ed). Maka bani Makhzumpun menyetujui sikap Abdullah, maka terjadilah perselisihan di antara mereka. Kemudian Sa’adpun datang dan mensholatkannya. Hal tersebut terjadi pada tahun 55 H di kota Madinah, dia meninggal pada umur delapan puluhan.