Thursday 6 February 2014

Heboh Bhiksu budha shalat, setelah melihat Mushola tidak terbakar

Foto: Heboh Bhiksu budha shalat, setelah melihat Mushola tidak terbakar


Foto: Heboh Bhiksu budha shalat, setelah melihat Mushola tidak terbakar - Sami Buddha Shalat Di Mushola setelah menyaksikan sendiri mushola yang tidak terbakar.

Sami buddha itupun akhirnya memutuskan muallaf setelah menyaksikan sendiri bagaimana hebatnya jilatan api besar yang meluluh lantahkan pasar Rantau Panjang malaysia (6/1/14).


Disaat kedua biksu budha itu sedang berbelanja di pasar Rantau Panjang malam itu dan melewati masjid yang berada di area pasar mereka sempat terhenti sejenak untuk menyaksikan sekeliling masjid tersebut, namun tidak lama kemudia warga berhamburan keluar karna sisi lain pasar terbakar hingga menyebabkan seluruh pasar tak terkecuali mushola/surau yang berada dilokasi tersebut.


pasar besar rantau panjang yang terbakar

 


Namun setelah petugas pemadam berhasil memadamkan area tersebut ada satu bangunan yang tetap kokoh berdiri yaitu mushola rantau panjang.


Masyarakat tercengang dengan terjaganya masjid dari kobaran api yang meluluh lantahkan pasar tak terkecuali kedua biksu yang saat itu berada di tempat.


Hingga hidayah itu menghampiri mereka , dan setelah kejadian itu dan saat hampir memasuki sholat ashar, mereka meminta takmir masjid untuk membimbing mereka muallaf, dan Alhamdullillah saat itupula mereka bersyahadad, dan pertama kalinya pula mereka melakukan shalat berjamaah dimasjid terdekat dari pasar tersebut.

An Nashr 1 – 3

1.Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan

2.dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,

3.maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.

Sahabatku Fillah, Ucapkanlah
–> SubhanAllahi wa biHamdihi, Subhan-Allahi ‘l-`adhziim

“Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah yang Maha Agung.”

UNIK, CABE RAWIT INI TUMBUH DENGAN ANEKA WARNA


Bagi masyarakat Indonesia, cabe rawit dapat dikatakan sebagai teman setia saat mengonsumsi gorengan atau sambal. Rasa pedasnya yang luar biasa memang cocok dengan lidah orang Indonesia. Jika biasanya cabe rawit berwarna hijau atau merah, kini ada tanaman cabe rawit yang tumbuh dengan warna-warni yang indah. Ingin tahu seperti apa?

Yap, tanaman ini merupakan tanaman asli bukan hanya hasil rekayasa foto saja. Cabe-cabe dengan aneka warna ini merupakan perkembangan dari dunia tanaman. Kini, sudah banyak online shop yang menjual bibit cabe warna-warni ini, salah satunya adalah aliexpress.com dengan harga yang dibanderol US $ 1,89 per paket atau sekitar 22 ribu rupiah. Hanya dengan media tanah dalam pot bunga atau kebun, Anda pun dapat merawatnya dengan mudah.

Tanaman cabe ini juga tersedia dalam bentuk bonsai yang hampir mirip dengan pohon cabe berukuran normal, hanya saja ukurannya sangat kecil. Berminat memilikinya? (KF-Win/WEP/Vemale/Aliexpress)

Maaf mas, saya tidak punya uang kembalian…..


Pak%2BSarno%2BTukang%2BSol%2BSepatu[1]Cuaca hari ini sangat sangat panas. Mbah sarno terus mengayuh sepeda tuanya menyisir jalan perumahan condong catur demi menyambung hidup. Mbah sarno sudah puluhan tahun berprofesi sebagai tukang sol sepatu keliling. Jika orang lain mungkin berfikir “mau nonton apa saya malam ini?”, mbah sarno cuma bisa berfikir “saya bisa makan atau nggak malam ini?”
Di tengah cuaca panas seperti ini pun terasa sangat sulit baginya untuk mendapatkan pelanggan. Bagi mbah sarno, setiap hari adalah hari kerja. Dimana ada peluang untuk menghasilkan rupiah, disitu dia akan terus berusaha. Hebatnya, beliau adalah orang yang sangat jujur. Meskipun miskin, tak pernah sekalipun ia mengambil hak orang lain.
Jam 11, saat tiba di depan sebuah rumah mewah di ujung gang, diapun akhirnya mendapat pelanggan pertamanya hari ini. Seorang pemuda usia 20 tahunan, terlihat sangat terburu-buru.
Ketika mbah sarno menampal sepatunya yang bolong, ia terus menerus melihat jam. Karena pekerjaan ini sudah digelutinya bertahun-tahun, dalam waktu singkat pun ia berhasil menyelesaikan pekerjaannya.
“wah cepat sekali. Berapa pak?”
“5000 rupiah mas”
sang pemuda pun mengeluarkan uang seratus ribuan dari dompetnya. Mbah sarno jelas kaget dan tentu ia tidak punya uang kembalian sama sekali apalagi sang pemuda ini adalah pelanggan pertamanya hari ini.
“wah mas gak ada uang pas ya?”
“nggak ada pak, uang saya tinggal selembar ini, belum dipecah pak”
“maaf mas, saya nggak punya uang kembalian”
“waduh repot juga kalo gitu. Ya sudah saya cari dulu sebentar pak ke warung depan”
“udah mas nggak usah repot-repot. Mas bawa dulu saja. Saya perhatikan mas lagi buru-buru. Lain waktu saja mas kalau kita ketemu lagi.”
“oh syukurlah kalo gitu. Ya sudah makasih ya pak.”
=============================================================
jam demi jam berlalu dan tampaknya ini hari yang tidak menguntungkan bagi mbah sarno. Dia cuma mendapatkan 1 pelanggan dan itupun belum membayar. Ia terus menanamkan dalam hatinya, “ikhlas. Insya allah akan dapat gantinya.”
ketika waktu menunjukkan pukul 3 lebih ia pun menyempatkan diri shalat ashar di masjid depan lapangan bola sekolah. Selesai shalat ia berdoa.
“ya allah, izinkan aku mencicipi secuil rezekimu hari ini. Hari ini aku akan terus berusaha, selebihnya adalah kehendakmu.”
selesai berdoa panjang, ia pun bangkit untuk melanjutkan pekerjaannya.
Ketika ia akan menuju sepedanya, ia kaget karena pemuda yang tadi siang menjadi pelanggannya telah menunggu di samping sepedanya.
“wah kebetulan kita ketemu disini, pak. Ini bayaran yang tadi siang pak.”
kali ini pemuda tadi tetap mengeluarkan uang seratus ribuan. Tidak hanya selembar, tapi 5 lembar.
“loh loh mas? Ini mas belum mecahin uang ya? Maaf mas saya masih belum punya kembalian. Ini juga kok 5 lembar mas. Ini nggak salah ngambil mas?”
“sudah pak, terima saja. Kembaliannya, sudah saya terima tadi, pak. Hari ini saya tes wawancara. Telat 5 menit saja saya sudah gagal pak. Untung bapak membiarkan saya pergi dulu. Insya allah minggu depan saya berangkat ke prancis pak. Saya mohon doanya pak”
“tapi ini terlalu banyak mas”
“saya bayar sol sepatu cuma rp 5000 pak. Sisanya untuk membayar kesuksesan saya hari ini dan keikhlasan bapak hari ini.”
=============================================================
Quote:
tuhan punya cara tersendiri dalam menolong hamba-hambanya yang mau berusaha dalam kesulitannya. Dan kita tidak akan pernah tahu kapan pertolongan itu tiba.
Keikhlasan akan dibalas dengan keindahan.
ref : fb note om stanza

[Mukhlis & Mukhlas...]



Ada istilah "mukhlis" dan "mukhlas", ini bukan nama orang, bukan juga kakak-adek yak ^^ Mukhlis itu org yg usaha, usaha untuk ikhlas. Misalkan seorang yg hadir ke Majelis Taklim, bin-niyyah mengagungkan Alloh ta'ala, ilm, bersholawat kepada Nabi saw., usaha yg begini disebut ikhlas/mukhlis. Tetapi, bisa begitu tidak?! Oo ternyata niatnya ke Majelis Taklim untuk lirik2/lihat2 "Hareem Hally", niatnya masuk TV, niatnya (maap) ngalap berkat/besek/snack. Lhaa itu tidak ikhlas berarti. Sebab, mukhlis itu adalah adanya tujuan yg melakukan amal perbuatan untuk Alloh, adanya usaha untuk ikhlas.

Kedua, "mukhlas". Apa itu mukhlas?! Yaitu, org yg diberikan Alloh ta'ala ikhlas, mau tidak mau. Sehingga, Alloh-lah yg menginginkan dia untuk jadi org ikhlas. Apa pun yg dia kerjakan pasti ikhlas karena Alloh, inilah yg dimaksud minal-mukhlashiin. Ala kulli haal, Sy berdo'a: "Yaa Alloh uktublanaa minal-mukhlishiin wal-mukhlashiin/Ya Alloh tulislah bagi kita ini termasuk org yg ikhlas dan org yg di ikhlaskan."

[Fakta Sejarah] TERNYATA ISLAM MASUK NUSANTARA KETIKA ZAMAN RASULULLAH MASIH HIDUP; Subhanalloh…! Benarkah?

Masih ingatkah kita semua tatkala masih duduk di bangku sekolah, saat mendengar bapak atau ibu guru bercerita tentang sejarah masuknya Islam di Nusantara? “Agama Islam,” kata mereka, “… masuk ke Nusantara lewat para pedagang dari Gujarat, India.” Kini, setelah puluhan tahun kemudian, coba buka buku sejarah anak-anak kita.
Lihat bab mengenai masuknya Islam di Nusantara. Ternyata, masih banyak buku teks sejarah di sekolah-sekolah kita yang juga menuliskan jika Islam masuk di Nusantara lewat Gujarat di abad ke-13 Masehi.
Hal ini diyakini berdasarkan catatan Marco Polo yang pada 1292 pernah singgah di Sumatera Utara dan menemukan sebuah kampung di mana warganya Muslim, lalu juga nisan makam Sultan Malik al-Shaleh yang berangka 1297 M.

TEORI MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA DARI GUJARAT DISEBUT JUGA SEBAGAI TEORI GUJARAT
Islam masuk ke Nusantara dibawa para pedagang dari Gujarat, India, di abad ke 14 Masehi. Demikian menurut buku-buku sejarah yang sampai sekarang masih menjadi buku pegangan bagi para pelajar kita, dari tingkat sekolah dasar hingga lanjutan atas, bahkan di beberapa perguruan tinggi.
Namun, tahukah Anda bahwa Teori Gujarat ini berasal dari seorang orientalis asal Belanda yang seluruh hidupnya didedikasikan untuk menghancurkan Islam? Orientalis ini bernama Snouck Hurgronje, yang demi mencapai tujuannya, ia mempelajari bahasa Arab dengan sangat giat, mengaku sebagai seorang Muslim, dan bahkan mengawini seorang Muslimah, anak seorang tokoh di zamannya.
Menurut sejumlah pakar sejarah dan juga arkeolog, jauh sebelum Nabi Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wasallam menerima wahyu, telah terjadi kontak dagang antara para pedagang Cina, Nusantara, dan Arab. Jalur perdagangan selatan ini sudah ramai saat itu.
mMengutip buku Gerilya Salib di Serambi Makkah (Rizki Ridyasmara, Pustaka Alkautsar, 2006) yang banyak memaparkan bukti-bukti sejarah soal masuknya Islam di Nusantara, Peter Bellwood, Reader in Archaeology di Australia National University, telah melakukan banyak penelitian arkeologis di Polynesia dan Asia Tenggara.
Bellwood menemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa sebelum abad kelima masehi, yang berarti Nabi Muhammad SAW belum lahir, beberapa jalur perdagangan utama telah berkembang menghubungkan kepulauan Nusantara dengan Cina.
Temuan beberapa tembikar Cina serta benda-benda perunggu dari zaman Dinasti Han dan zaman-zaman sesudahnya di selatan Sumatera dan di Jawa Timur membuktikan hal ini.Dalam catatan kakinya Bellwood menulis, “Museum Nasional di Jakarta memiliki beberapa bejana keramik dari beberapa situs di Sumatera Utara. Selain itu, banyak barang perunggu Cina, yang beberapa di antaranya mungkin bertarikh akhir masa Dinasti Zhou (sebelum 221 SM), berada dalam koleksi pribadi di London. Benda-benda ini dilaporkan berasal dari kuburan di Lumajang, Jawa Timur, yang sudah sering dijarah…” Bellwood dengan ini hendak menyatakan bahwa sebelum tahun 221 SM, para pedagang pribumi diketahui telah melakukan hubungan dagang dengan para pedagang dari Cina.
Masih menurutnya, perdagangan pada zaman itu di Nusantara dilakukan antar sesama pedagang, tanpa ikut campurnya kerajaan, jika yang dimaksudkan kerajaan adalah pemerintahan dengan raja dan memiliki wilayah yang luas. Sebab kerajaan Budha Sriwijaya yang berpusat di selatan Sumatera baru didirikan pada tahun 607 Masehi (Wolters 1967; Hall 1967, 1985). Tapi bisa saja terjadi, “kerajaan-kerajaan kecil” yang tersebar di beberapa pesisir pantai sudah berdiri, walau yang terakhir ini tidak dijumpai catatannya.
Di Jawa, masa sebelum masehi juga tidak ada catatan tertulisnya. Pangeran Aji Saka sendiri baru “diketahui” memulai sistem penulisan huruf Jawi kuno berdasarkan pada tipologi huruf Hindustan pada masa antara 0 sampai 100 Masehi. Dalam periode ini di Kalimantan telah berdiri Kerajaan Hindu Kutai dan Kerajaan Langasuka di Kedah, Malaya. Tarumanegara di Jawa Barat baru berdiri tahun 400-an Masehi. Di Sumatera, agama Budha baru menyebar pada tahun 425 Masehi dan mencapai kejayaan pada masa Kerajaan Sriwijaya.
Temuan G. R Tibbets
Adanya jalur perdagangan utama dari Nusantara—terutama Sumatera dan Jawa—dengan Cina juga diakui oleh sejarahwan G. R. Tibbetts. Bahkan Tibbetts-lah orang yang dengan tekun meneliti hubungan perniagaan yang terjadi antara para pedagang dari Jazirah Arab dengan para pedagang dari wilayah Asia Tenggara pada zaman pra Islam. Tibbetts menemukan bukti-bukti adanya kontak dagang antara negeri Arab dengan Nusantara saat itu. “Keadaan ini terjadi karena kepulauan Nusantara telah menjadi tempat persinggahan kapal-kapal pedagang Arab yang berlayar ke negeri Cina sejak abad kelima Masehi, ” tulis Tibbets. Jadi peta perdagangan saat itu terutama di selatan adalah Arab-Nusantara-China.
Sebuah dokumen kuno asal Tiongkok juga menyebutkan bahwa menjelang seperempat tahun 700 M atau sekitar tahun 625 M—hanya berbeda 15 tahun setelah Rasulullah menerima wahyu pertama atau sembilan setengah tahun setelah Rasulullah berdakwah terang-terangan kepada bangsa Arab—di sebuah pesisir pantai Sumatera sudah ditemukan sebuah perkampungan Arab Muslim yang masih berada dalam kekuasaan wilayah Kerajaan Budha Sriwijaya.
Di perkampungan-perkampungan ini, orang-orang Arab bermukim dan telah melakukan asimilasi dengan penduduk pribumi dengan jalan menikahi perempuan-perempuan lokal secara damai. Mereka sudah beranak–pinak di sana. Dari perkampungan-perkampungan ini mulai didirikan tempat-tempat pengajian al-Qur’an dan pengajaran tentang Islam sebagai cikal bakal madrasah dan pesantren, umumnya juga merupakan tempat beribadah (masjid).
Temuan ini diperkuat Prof. Dr. HAMKA yang menyebut bahwa seorang pencatat sejarah Tiongkok yang mengembara pada tahun 674 M telah menemukan satu kelompok bangsa Arab yang membuat kampung dan berdiam di pesisir Barat Sumatera. Ini sebabnya, HAMKA menulis bahwa penemuan tersebut telah mengubah pandangan orang tentang sejarah masuknya agama Islam di Tanah Air. HAMKA juga menambahkan bahwa temuan ini telah diyakini kebenarannya oleh para pencatat sejarah dunia Islam di Princetown University di Amerika.
Bahan Pembalseman Firaun Ramses II Menggunakan Kapur Barus Dari Nusantara
Dari berbagai literatur, diyakini bahwa kampung Islam di daerah pesisir Barat Pulau Sumatera itu bernama Barus atau yang juga disebut Fansur. Kampung kecil ini merupakan sebuah kampung kuno yang berada di antara kota Singkil dan Sibolga, sekitar 414 kilometer selatan Medan. Di zaman Sriwijaya, kota Barus masuk dalam wilayahnya. Namun ketika Sriwijaya mengalami kemunduran dan digantikan oleh Kerajaan Aceh Darussalam, Barus pun masuk dalam wilayah Aceh.Amat mungkin Barus merupakan kota tertua di Indonesia mengingat dari seluruh kota di Nusantara, hanya Barus yang namanya sudah disebut-sebut sejak awal Masehi oleh literatur-literatur Arab, India, Tamil, Yunani, Syiria, Armenia, China, dan sebagainya.Sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, salah seorang Gubernur Kerajaan Yunani yang berpusat di Aleksandria Mesir, pada abad ke-2 Masehi, juga telah menyebutkan bahwa di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yang dikenal menghasilkan wewangian dari kapur barus.
Bahkan dikisahkan pula bahwa kapur barus yang diolah dari kayu kamfer dari kota itu telah dibawa ke Mesir untuk dipergunakan bagi pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II atau sekitar 5. 000 tahun sebelum Masehi!
Berdasakan buku Nuchbatuddar karya Addimasqi, Barus juga dikenal sebagai daerah awal masuknya agama Islam di Nusantara sekitar abad ke-7 Masehi. Sebuah makam kuno di kompleks pemakaman Mahligai, Barus, di batu nisannya tertulis Syekh Rukunuddin wafat tahun 672 Masehi. Ini memperkuat dugaan bahwa komunitas Muslim di Barus sudah ada pada era itu.
Sebuah Tim Arkeolog yang berasal dari Ecole Francaise D’extreme-Orient (EFEO) Perancis yang bekerjasama dengan peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) di Lobu Tua-Barus, telah menemukan bahwa pada sekitar abad 9-12 Masehi, Barus telah menjadi sebuah perkampungan multi-etnis dari berbagai suku bangsa seperti Arab, Aceh, India, China, Tamil, Jawa, Batak, Minangkabau, Bugis, Bengkulu, dan sebagainya.
Tim tersebut menemukan banyak benda-benda berkualitas tinggi yang usianya sudah ratusan tahun dan ini menandakan dahulu kala kehidupan di Barus itu sangatlah makmur.
Di Barus dan sekitarnya, banyak pedagang Islam yang terdiri dari orang Arab, Aceh, dan sebagainya hidup dengan berkecukupan. Mereka memiliki kedudukan baik dan pengaruh cukup besar di dalam masyarakat maupun pemerintah (Kerajaan Budha Sriwijaya). Bahkan kemudian ada juga yang ikut berkuasa di sejumlah bandar. Mereka banyak yang bersahabat, juga berkeluarga dengan raja, adipati, atau pembesar-pembesar Sriwijaya lainnya. Mereka sering pula menjadi penasehat raja, adipati, atau penguasa setempat. Makin lama makin banyak pula penduduk setempat yang memeluk Islam. Bahkan ada pula raja, adipati, atau penguasa setempat yang akhirnya masuk Islam. Tentunya dengan jalan damai
Sejarahwan T. W. Arnold dalam karyanya “The Preaching of Islam” (1968) juga menguatkan temuan bahwa agama Islam telah dibawa oleh mubaligh-mubaligh Islam asal jazirah Arab ke Nusantara sejak awal abad ke-7 M.Setelah abad ke-7 M, Islam mulai berkembang di kawasan ini, misal, menurut laporan sejarah negeri Tiongkok bahwa pada tahun 977 M, seorang duta Islam bernama Pu Ali (Abu Ali) diketahui telah mengunjungi negeri Tiongkok mewakili sebuah negeri di Nusantara (F. Hirth dan W. W. Rockhill (terj), Chau Ju Kua, His Work On Chinese and Arab Trade in XII Centuries, St.Petersburg: Paragon Book, 1966, hal. 159). Bukti lainnya, di daerah Leran, Gresik, Jawa Timur, sebuah batu nisan kepunyaan seorang Muslimah bernama Fatimah binti Maimun bertanggal tahun 1082 telah ditemukan. Penemuan ini membuktikan bahwa Islam telah merambah Jawa Timur di abad ke-11 M (S. Q. Fatini, Islam Comes to Malaysia, Singapura: M. S. R.I., 1963, hal. 39).
Dari bukti-bukti di atas, dapat dipastikan bahwa Islam telah masuk ke Nusantara pada masa Rasulullah masih hidup. Secara ringkas dapat dipaparkan sebagai berikut: Rasululah menerima wahyu pertama di tahun 610 M, dua setengah tahun kemudian menerima wahyu kedua (kuartal pertama tahun 613 M), lalu tiga tahun lamanya berdakwah secara diam-diam—periode Arqam bin Abil Arqam (sampai sekitar kuartal pertama tahun 616 M), setelah itu baru melakukan dakwah secara terbuka dari Makkah ke seluruh Jazirah Arab.
Menurut literatur kuno Tiongkok, sekitar tahun 625 M telah ada sebuah perkampungan Arab Islam di pesisir Sumatera (Barus). Jadi hanya 9 tahun sejak Rasulullah Sholallohu ‘Alaihi Wasallam memproklamirkan dakwah Islam secara terbuka, di pesisir Sumatera sudah terdapat sebuah perkampungan Islam.
Selaras dengan zamannya, saat itu umat Islam belum memiliki mushaf Al-Qur’an, karena mushaf Al-Qur’an baru selesai dibukukan pada zaman Khalif Utsman bin Affan pada tahun 30 H atau 651 M. Naskah Qur’an pertama kali hanya dibuat tujuh buah yang kemudian oleh Khalif Utsman dikirim ke pusat-pusat kekuasaan kaum Muslimin yang dipandang penting yakni (1) Makkah, (2) Damaskus, (3) San’a di Yaman, (4) Bahrain, (5) Basrah, (6) Kuffah, dan (7) yang terakhir dipegang sendiri oleh Khalif Utsman. Naskah Qur’an yang tujuh itu dibubuhi cap kekhalifahan dan menjadi dasar bagi semua pihak yang berkeinginan menulis ulang. Naskah-naskah tua dari zaman Khalifah Utsman bin Affan itu masih bisa dijumpai dan tersimpan pada berbagai museum dunia. Sebuah di antaranya tersimpan pada Museum di Tashkent, Asia Tengah.
Mengingat bekas-bekas darah pada lembaran-lembaran naskah tua itu maka pihak-pihak kepurbakalaan memastikan bahwa naskah Qur’an itu merupakan al-Mushaf yang tengah dibaca Khalif Utsman sewaktu mendadak kaum perusuh di Ibukota menyerbu gedung kediamannya dan membunuh sang Khalifah.
Perjanjian Versailes (Versailes Treaty),

yaitu perjanjian damai yang diikat pihak Sekutu dengan Jerman pada akhir Perang Dunia I, di dalam pasal 246 mencantumkan sebuah ketentuan mengenai naskah tua peninggalan Khalifah Ustman bin Affan itu yang berbunyi: (246) Di dalam tempo enam bulan sesudah Perjanjian sekarang ini memperoleh kekuatannya, pihak Jerman menyerahkan kepada Yang mulia Raja Hejaz naskah asli Al-Qur’an dari masa Khalif Utsman, yang diangkut dari Madinah oleh pembesar-pembesar Turki, dan menurut keterangan, telah dihadiahkan kepada bekas Kaisar William II (Joesoef Sou’yb, Sejarah Khulafaur Rasyidin, Bulan Bintang, cet. 1, 1979, hal. 390-391).
Sebab itu, cara berdoa dan beribadah lainnya pada saat itu diyakini berdasarkan ingatan para pedagang Arab Islam yang juga termasuk para al-Huffadz atau penghapal al-Qur’an.
Menengok catatan sejarah, pada seperempat abad ke-7 M, kerajaan Budha Sriwijaya tengah berkuasa atas Sumatera. Untuk bisa mendirikan sebuah perkampungan yang berbeda dari agama resmi kerajaan—perkampungan Arab Islam—tentu membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum diizinkan penguasa atau raja. Harus bersosialisasi dengan baik dulu kepada penguasa, hingga akrab dan dipercaya oleh kalangan kerajaan maupun rakyat sekitar, menambah populasi Muslim di wilayah yang sama yang berarti para pedagang Arab ini melakukan pembauran dengan jalan menikahi perempuan-perempuan pribumi dan memiliki anak, setelah semua syarat itu terpenuhi baru mereka—para pedagang Arab Islam ini—bisa mendirikan sebuah kampung di mana nilai-nilai Islam bisa hidup di bawah kekuasaan kerajaan Budha Sriwijaya.
Perjalanan dari Sumatera sampai ke Makkah pada abad itu, dengan mempergunakan kapal laut dan transit dulu di Tanjung Comorin, India, konon memakan waktu dua setengah sampai hampir tiga tahun. Jika tahun 625 dikurangi 2, 5 tahun, maka yang didapat adalah tahun 622 Masehi lebih enam bulan.
Untuk melengkapi semua syarat mendirikan sebuah perkampungan Islam seperti yang telah disinggung di atas, setidaknya memerlukan waktu selama 5 hingga 10 tahun.Jika ini yang terjadi, maka sesungguhnya para pedagang Arab yang mula-mula membawa Islam masuk ke Nusantara adalah orang-orang Arab Islam generasi pertama para shahabat Rasulullah, segenerasi dengan Ali bin Abi Thalib Rodhiyallohu ‘anhu.
Kenyataan inilah yang membuat sejarawan Ahmad Mansyur Suryanegara sangat yakin bahwa Islam masuk ke Nusantara pada saat Rasulullah masih hidup di Makkah dan Madinah. Bahkan Mansyur Suryanegara lebih berani lagi dengan menegaskan bahwa sebelum Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wasallam diangkat menjadi Rasul, saat masih memimpin kabilah dagang kepunyaan Khadijah ke Syam dan dikenal sebagai seorang pemuda Arab yang berasal dari keluarga bangsawan Quraisy yang jujur, rendah hati, amanah, kuat, dan cerdas, di sinilah ia bertemu dengan para pedagang dari Nusantara yang juga telah menjangkau negeri Syam untuk berniaga. “Sebab itu, ketika Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul dan mendakwahkan Islam, maka para pedagang di Nusantara sudah mengenal beliau dengan baik dan dengan cepat dan tangan terbuka menerima dakwah beliau itu,” ujar Mansyur yakin.


Dalam literatur kuno asal Tiongkok tersebut, orang-orang Arab disebut sebagai orang-orang Ta Shih, sedang Amirul Mukminin disebut sebagai Tan mi mo ni’. Disebutkan bahwa duta Tan mi mo ni’, utusan Khalifah, telah hadir di Nusantara pada tahun 651 Masehi atau 31 Hijriah dan menceritakan bahwa mereka telah mendirikan Daulah Islamiyah dengan telah tiga kali berganti kepemimpinan. Dengan demikian, duta Muslim itu datang ke Nusantara di perkampungan Islam di pesisir pantai Sumatera pada saat kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan Rodhiyallohu ‘anhu (644-656 M). Hanya berselang duapuluh tahun setelah Rasulullah SAW wafat (632 M).

Catatan-catatan kuno itu juga memaparkan bahwa para peziarah Budha dari Cina sering menumpang kapal-kapal ekspedisi milik orang-orang Arab sejak menjelang abad ke-7 Masehi untuk mengunjungi India dengan singgah di Malaka yang menjadi wilayah kerajaan Budha Sriwijaya.
Gujarat Sekadar Tempat Singgah
Jelas, Islam di Nusantara termasuk generasi Islam pertama. Inilah yang oleh banyak sejarawan dikenal sebagai Teori Makkah.
Jadi Islam di Nusantara ini sebenarnya bukan berasal dari para pedagang India (Gujarat) atau yang dikenal sebagai Teori Gujarat yang berasal dari Snouck Hurgronje, karena para pedagang yang datang dari India, mereka ini sebenarnya berasal dari Jazirah Arab, lalu dalam perjalanan melayari lautan menuju Sumatera (Kutaraja atau Banda Aceh sekarang ini) mereka singgah dulu di India yang daratannya merupakan sebuah tanjung besar (Tanjung Comorin) yang menjorok ke tengah Samudera Hindia dan nyaris tepat berada di tengah antara Jazirah Arab dengan Sumatera.
Bukalah atlas Asia Selatan, kita akan bisa memahami mengapa para pedagang dari Jazirah Arab menjadikan India sebagai tempat transit yang sangat strategis sebelum meneruskan perjalanan ke Sumatera maupun yang meneruskan ekspedisi ke Kanton di Cina. Setelah singgah di India beberapa lama, pedagang Arab ini terus berlayar ke Banda Aceh, Barus, terus menyusuri pesisir Barat Sumatera, atau juga ada yang ke Malaka dan terus ke berbagai pusat-pusat perdagangan di daerah ini hingga pusat Kerajaan Budha Sriwijaya di selatan Sumatera (sekitar Palembang), lalu mereka ada pula yang melanjutkan ekspedisi ke Cina atau Jawa.
Disebabkan letaknya yang sangat strategis, selain Barus, Banda Aceh ini telah dikenal sejak zaman dahulu. Rute pelayaran perniagaan dari Makkah dan India menuju Malaka, pertama-tama diyakini bersinggungan dahulu dengan Banda Aceh, baru menyusuri pesisir barat Sumatera menuju Barus.
Dengan demikian, bukan hal yang aneh jika Banda Aceh inilah yang pertama kali disinari cahaya Islam yang dibawa oleh para pedagang Arab. Sebab itu, Banda Aceh sampai sekarang dikenal dengan sebutan Serambi Makkah.
Referensi:
1 Prof. Dr. HAMKA; Dari Perbendaharaan Lama; Pustaka Panjimas; cet.III; Jakarta; 1996; Hal.4-5.
2 Peter Bellwood, Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia, Gramedia, 2000. Judul asli “Prehistoriy of the Indo-Malaysian
Archipelago”, Academic Press, Sidney, 1985.
Buku ini menjadi pegangan peneliti dunia mengenai catatan arkelogis Polynesia dan Asia Tenggara.
3 Ibid, hal.455.
4 G.R. Tibbetts, Pre Islamic Arabia and South East Asia, JMBRAS, 19 pt.3, 1956, hal.207. Penulis Malaysia, Dr.
Ismail Hamid dalam “Kesusastraan Indonesia Lama Bercorak Islam” terbitan Pustaka Al-Husna, Jakarta, cet.1,
1989, hal.11 juga mengutip Tibbetts.
5 Robert Dick-Read; Penjelajah Bahari, Pengaruh Peradaban Nusantara di Afriika; Mizan; Juni 2008. Dick-Read bisa
dihubungi di robet.dread@ntworld.com atau
thurlton.publishing@ntworld.com. Kunjungi pula http://www.phantomvoyagers.com.
6 Kitab Chiu Thang Shu, tanpa tahun.
7 R.W. Arnold, The Preaching of Islam (Lahore: Ashraf 1968), hal.367
8 F. Hirth dan W.W. Rockhill (terj), Chau Ju Kua, His Work On Chinese and Ar ab Trade in XII Centur ies (St.Petersburg:
Paragon Book, 1966) hal. 159.
9 S.Q. Fatini, Islam Comes to Malaysia (Singapura: M.S.R.I., 1963), hal.39
10 Wawancara langsung penulis dengan Mansyur Suryanegara di Bandung, tahun 2002.
Sumber Artikel :
http://khalidwahyudin.wordpress.com/2007/11/24/islam-masuk-nusantara-saat-rasulullah-masih-hidup/
http://safuan.wordpress.com/2011/05/29/islam-masuk-nusantara-ketika-rasulullah-masih-hidup/

Wednesday 5 February 2014

【Dalil-Dalil Amaliah Nahdlatul Ulama】


【Dalil-Dalil Amaliah Nahdlatul Ulama】
{Seputar Kematian}

《Membaca Surat Yasin》

Hadis-hadis dan amaliyah sahabat dalam membaca Yasin diulas lengkap oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya:
ﻗﺎﻝ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ: ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺎﺭﻡ، ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻤﺒﺎﺭﻙ، ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ﺍﻟﺘﻴﻤﻲ، ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻋﺜﻤﺎﻥ –ﻭﻟﻴﺲ ﺑﺎﻟﻨﻬﺪﻱ- ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ ، ﻋﻦ ﻣَﻌْﻘِﻞ ﺑﻦ ﻳَﺴَﺎﺭ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎَﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: "ﺍِﻗْﺮَﺅُﻭْﻫَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻮْﺗَﺎﻛُﻢْ " – ﻳَﻌْﻨِﻲ: ﻳﺲ. ﻭﺭﻭﺍﻩ ﺃﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩ،
ﻭﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻲ ﻓﻲ " ﺍﻟﻴﻮﻡ ﻭﺍﻟﻠﻴﻠﺔ" ﻭﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﺍﻟﻤﺒﺎﺭﻙ، ﺑﻪ ﺇﻻ ﺃﻥ ﻓﻲ ﺭﻭﺍﻳﺔ
ﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻲ : ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻋﺜﻤﺎﻥ، ﻋﻦ ﻣﻌﻘﻞ ﺑﻦ ﻳﺴﺎﺭ . ﻭَﻟِﻬَﺬَﺍ ﻗَﺎﻝَ ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ: ﻣِﻦْ ﺧَﺼَﺎﺋِﺺِ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻟﺴُّﻮْﺭَﺓِ: ﺃَﻧَّﻬَﺎ ﻻَ ﺗُﻘْﺮَﺃُ ﻋِﻨْﺪَ ﺃَﻣْﺮٍ ﻋَﺴِﻴْﺮٍ ﺇِﻻَّ ﻳَﺴَّﺮَﻩُ ﺍﻟﻠﻪُ. ﻭَﻛَﺄَﻥَّ ﻗِﺮَﺍﺀَﺗَﻬَﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻟِﺘُﻨْﺰَﻝَ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﺔُ ﻭَﺍﻟْﺒَﺮَﻛَﺔُ، ﻭَﻟِﻴَﺴْﻬُﻞَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺧُﺮُﻭْﺝُ ﺍﻟﺮُّﻭْﺡِ، ﻭَﺍﻟﻠﻪُ ﺃَﻋْﻠَﻢُ . ﻗَﺎﻝَ ﺍْﻹِﻣَﺎﻡُ ﺃَﺣْﻤَﺪُ ﺭَﺣِﻤَﻪُ ﺍﻟﻠﻪُ: ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺃَﺑُﻮْ ﺍﻟْﻤُﻐِﻴْﺮَﺓِ، ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺻَﻔْﻮَﺍﻥُ ﻗَﺎﻝَ: ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟْﻤَﺸِﻴْﺨَﺔُ ﻳَﻘُﻮْﻟُﻮْﻥَ : ﺇِﺫَﺍ ﻗُﺮِﺋَﺖْ –ﻳَﻌْﻨِﻲ ﻳﺲ- ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﺧُﻔِّﻒَ ﻋَﻨْﻪُ ﺑِﻬَﺎ ) ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﺑﻦ ﻛﺜﻴﺮ / ﺩﺍﺭ ﻃﻴﺒﺔ 6– / 562(
"Imam Ahmad berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Bacakanlah surat Yasin kepada orang-orang yang meninggal"
(HR Abu Dawud dan al-Nasai).
Oleh karenanya sebagian ulama berkata:
"diantara keistimewaan surat yasin jika dibacakan dalam hal-hal yang sulit maka Allah akan memudahkannya, dan pembaca'an Yasin di dekat orang yang meninggal adalah agar turun rahmat dan berkah dari Allah serta memudahkan keluarnya Ruh"
Imam Ahmad berkata:
Para guru berkata:
"Jika Yasin dibacakan di dekat mayit maka ia akan diringankan (keluarnya ruh)"
(Ibnu Katsir V/342-343)

《Membacakan Surat Al-Fatihah》

ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺃُﻭْﺻِﻲ ﻣَﻦْ ﻃَﺎﻟَﻊَ ﻛِﺘَﺎﺑِﻲ ﻭَﺍﺳْﺘَﻔَﺎﺩَ ﻣَﺎ ﻓِﻴْﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻔَﻮَﺍﺋِﺪِ ﺍﻟﻨَّﻔِﻴْﺴَﺔِ ﺍﻟْﻌَﺎﻟِﻴَﺔِ ﺃَﻥْ ﻳَﺨُﺺَّ ﻭَﻟَﺪِﻱ ﻭَﻳَﺨُﺼَّﻨِﻲ ﺑِﻘِﺮَﺍﺀَﺓِ ﺍْﻟﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ﻭَﻳَﺪْﻋُﻮَ ﻟِﻤَﻦْ ﻗَﺪْ ﻣَﺎﺕَ ﻓِﻲ ﻏُﺮْﺑَﺔٍ ﺑَﻌِﻴْﺪﺍً ﻋَﻦِ ﺍْﻹِﺧْﻮَﺍﻥِ ﻭَﺍْﻷَﺏِ ﻭَﺍْﻷُﻡِّ ﺑِﺎﻟﺮَّﺣْﻤَﺔِ ﻭَﺍﻟْﻤَﻐْﻔِﺮَﺓِ ﻓَﺈِﻧِّﻲ ﻛُﻨْﺖُ ﺃَﻳْﻀﺎً ﻛَﺜِﻴْﺮَ ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀِ ﻟِﻤَﻦْ ﻓَﻌَﻞَ ﺫَﻟِﻚَ ﻓِﻲ ﺣَﻘِّﻲ ﻭَﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﺁﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺗَﺴْﻠِﻴْﻤﺎً ﻛَﺜِﻴْﺮﺍً ﺁﻣِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ِ ﻟﻠﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ )ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﻟﺮﺍﺯﻱ : ﻣﻔﺎﺗﻴﺢ ﺍﻟﻐﻴﺐ 18 / 183)
Al-Razi berkata:
"Saya berwasiat kepada pembaca kitab saya dan yang mempelajarinya agar secara khusus membacakan al-Fatihah untuk anak saya dan diri saya, serta mendoakan orang-orang yang meninggal nan jauh dari teman dan keluarga dengan doa rahmat dan ampunan.
Dan saya sendiri melakukan hal tersebut"
(Tafsir al-Razi 18/233-234)

《Tahlil 7 Hari》

ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﺃَﺑُﻮْ ﺑَﻜْﺮِ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚِ ﺛَﻨَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺑْﻦُ ﺃَﺣْﻤَﺪَ ﺑْﻦَ ﺣَﻨْﺒَﻞَ ﺛَﻨَﺎ ﺃَﺑِﻲ ﺛَﻨَﺎ ﻫَﺎﺷِﻢُ ﺑْﻦُ ﺍﻟْﻘَﺎﺳِﻢِ ﺛَﻨَﺎ ﺍْﻷَﺷْﺠَﻌِﻲ ﻋَﻦْ ﺳُﻔْﻴَﺎﻥَ ) ﺍﻟﺜَّﻮْﺭِﻱّ( ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﻃَﺎﻭُﻭْﺱٌ ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻤَﻮْﺗَﻰ ﻳُﻔْﺘَﻨُﻮْﻥَ ﻓِﻲ ﻗُﺒُﻮْﺭِﻫِﻢْ ﺳَﺒْﻌًﺎ ﻓَﻜَﺎﻧُﻮْﺍ ﻳَﺴْﺘَﺤِﺒُّﻮْﻥَ ﺃْﻥْ ﻳُﻄْﻌَﻢَ ﻋَﻨْﻬُﻢْ ﺗِﻠْﻚَ ﺍْﻷَﻳَّﺎﻡَ )ﺍﻟﻤﻄﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﻠﻴﺔ ﻟﻠﺤﺎﻓﻆ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ / 5 330 ﻭﺣﻠﻴﺔ ﺍﻷﻭﻟﻴﺎﺀ ﻻﺑﻲ ﻧﻌﻴﻢ ﺍﻻﺻﺒﻬﺎﻧﻲ ﺝ 4 / 11 ﻭﺻﻔﺔ ﺍﻟﺼﻔﻮﺓ ﻷﺑﻲ ﺍﻟﻔﺮﺝ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯ 1 / 20 ﻭﺍﻟﺒﺪﺍﻳﺔ ﻭﺍﻟﻨﻬﺎﻳﺔ ﻻﺑﻦ ﻛﺜﻴﺮ 9 / 270 ﻭﺷﺮﺡ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ ﻻﺑﻦ ﺑﻄﺎﻝ 3 / 271 ﻭﻋﻤﺪﺓ ﺍﻟﻘﺎﺭﻱ ﺷﺮﺡ ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ ﻟﻠﻌﻴﻨﻲ 12 / 277 )
"Imam Ahmad mengutip pernyata'an Thawus:
"Sesungguhnya orang-orang yang mati mendapatkan ujian di kubur mereka selama 7 hari.
Maka para sahabat senang untuk memberi sedekah pada 7 hari tersebut"
(Ibnu Hajar dalam al-Mathalib al-Aliyah V/330, Abu Nuaim dalam Hilyat al-Auliya' IV/11, Ibnu al-Jauzi dalam Shifat al-Shafwah I/20, Ibnu Katsir,
(murid Ibnu Taimiyah, ahli Tafsir)
dalam al-Bidayah wa al-Nihayah IX/270, Ibnu Baththal dalam Syarah al-Bukhari III/271 dan al-Aini dalam Umdat al-Qari Syarah Sahih al-Bukhari XII/277)

《Sedekah Keluarga Kepada Pelayat》

Sayyidina Umar berwasiat agar memberi hidangan makanan untuk para pelayat:
ﻋَﻦِ ﺍْﻷَﺣْﻨَﻒِ ﺑْﻦِ ﻗَﻴْﺲٍ ﻗَﺎﻝَ ﻛُﻨْﺖُ ﺃَﺳْﻤَﻊُ ﻋُﻤَﺮَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻳَﻘُﻮْﻝُ ﻻَ ﻳَﺪْﺧُﻞُ ﺃَﺣَﺪٌ ﻣِﻦْ ﻗُﺮَﻳْﺶٍ ﻓﻲِ ﺑَﺎﺏٍ ﺇِﻻَّ ﺩَﺧَﻞَ ﻣَﻌَﻪُ ﻧَﺎﺱٌ ﻓَﻼَ ﺃَﺩْﺭِﻱ ﻣَﺎ ﺗَﺄْﻭِﻳْﻞُ ﻗَﻮْﻟِﻪِ ﺣَﺘَّﻰ ﻃُﻌِﻦَ ﻋُﻤَﺮَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪَ ﻓَﺄَﻣَﺮَ ﺻُﻬَﻴْﺒًﺎ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻥْ ﻳُﺼَﻠِّﻲَ
ﺑِﺎﻟﻨَّﺎﺱِ ﺛَﻼَﺛًﺎ ﻭَﺃَﻣَﺮَ ﺃَﻥْ ﻳَﺠْﻌَﻞَ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﻃَﻌَﺎﻣًﺎ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﺭَﺟَﻌُﻮْﺍ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠَﻨَﺎﺯَﺓِ ﺟَﺎﺅُﻭْﺍ ﻭَﻗَﺪْ ﻭُﺿِﻌَﺖِ ﺍﻟْﻤَﻮَﺍﺋِﺪُ ﻓَﺄَﻣْﺴَﻚَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻋَﻨْﻬَﺎ
ﻟِﻠْﺤُﺰْﻥِ ﺍﻟَّﺬِﻱْ ﻫُﻢْ ﻓِﻴْﻪِ ﻓَﺠَﺎﺀَ ﺍﻟْﻌَﺒَّﺎﺱُ ﺑْﻦُ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟْﻤُﻄَﻠِّﺐَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻗَﺪْ ﻣَﺎﺕَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﺄَﻛَﻠْﻨَﺎ ﻭَﺷَﺮَﺑْﻨَﺎ ﻭَﻣَﺎﺕَ ﺃَﺑُﻮْ ﺑَﻜْﺮٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻓَﺄَﻛَﻠْﻨَﺎ ﻭَﺷَﺮَﺑْﻨَﺎ . ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻛُﻠُﻮْﺍ ﻣِﻦْ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡِ ﻓَﻤَﺪَّ ﻳَﺪَﻩُ ﻭَﻣَﺪَّ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺃَﻳْﺪِﻳَﻬُﻢْ ﻓَﺄَﻛَﻠُﻮْﺍ ﻓَﻌَﺮَﻓْﺖُ ﺗَﺄْﻭِﻳْﻞَ ﻗَﻮْﻟِﻪِ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﻬﻴﺜﻤﻲ ﻭﻓﻴﻪ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺯﻳﺪ ﻭﺣﺪﻳﺜﻪ ﺣﺴﻦ ﻭﺑﻘﻴﺔ ﺭﺟﺎﻟﻪ ﺭﺟﺎﻝ ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﻣﺠﻤﻊ ﺍﻟﺰﻭﺍﺋﺪ ﻭﻣﻨﺒﻊ ﺍﻟﻔﻮﺍﺋﺪ 5 / 354 ﻭﺍﻟﻤﻄﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﺎﻟﻴﺔ ﺑﺰﻭﺍﺋﺪ ﺍﻟﻤﺴﺎﻧﻴﺪ ﻟﻠﺤﺎﻓﻆ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺝ 1 / ﺹ 286 ﻭﺍﺗﺤﺎﻑ ﺍﻟﺨﻴﺮﺓ ﺍﻟﻤﻬﺮﺓ ﺑﺰﻭﺍﺋﺪ ﺍﻟﻤﺴﺎﻧﻴﺪ ﺍﻟﻌﺸﺮﺓ ﻟﻠﺤﺎﻓﻆ ﺍﻟﺒﻮﺻﻴﺮﻱ / 2 153 ﻭﺗﺎﺭﻳﺦ ﺑﻐﺪﺍﺩ ﻟﻠﺨﻄﻴﺐ ﺍﻟﺒﻐﺪﺍﺩﻱ 12 / 3574 ﻭﻣﻨﺎﻗﺐ ﻻﺑﻦ ﺍﻟﺠﻮﺯﻱ 233 ﺑﺪﻭﻥ ﺇﺳﻨﺎﺩ)
"Dari Ahnaf bin Qais, ia berkata:
"Saya mendengar Umar r.a berkata:
"Tidak ada seorang pun dari suku Quraisy yang masuk melalui satu pintu kecuali akan di ikuti oleh orang-orang yang lain"
Saya tidak mengerti apa maksud ucapan beliau hingga ketika Umar ditusuk,
maka beliau memerintahkan kepada Shuhaib agar disalatkan sebanyak tiga kali, dan memerintahkan agar pelayat dibuatkan makanan. Maka ketika para sahabat pulang dari pemakaman, mereka telah disiapkan hidangan, namun mereka terdiam karena mereka merasa sedih.
Kemudian Abbas bin Abdul Muthallib datang dan berkata: Wahai manusia, sungguh Rasulullah telah wafat, maka kita makan dan minum.
Abu Bakar telah wafat, maka kita makan dan minum.
Wahai manusia makanlah hidangan ini.
Kemudian Abbas menggapai makanan dengan tangannya, dan orang-orang juga turut memakannya"
Ahnaf berkata:
"Maka saya tahu apa maksud perkata'an Umar"

Diriwayatkan oleh al-Thabrani, al-Hatsami berkata:
"Dalam riwayat tersebut terdapat perawi Ali bin Zaid (bin Judz'an) ia hadisnya berstatus Hasan, dan perawi lainnya adalah perawi Sahih.
Juga diriwayatkan oleh Ibnu Hajar dalam al-Mathalib al-Aliyah I/286, al-Bushiri dalam Ithaf al-Khiyarah II/153, Khatib al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdad XII/357 dan Ibnu al-Jauzi dalam al-Manaqib 233, tanpa mencantumkan sanad.

Aisyah, Istri Rasulullah membuat hidangan untuk orang-orang yang bertakziyah:
ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﺯَﻭْﺝِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃَﻧَّﻬَﺎ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﺇِﺫَﺍ ﻣَﺎﺕَ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖُ ﻣِﻦْ ﺃَﻫْﻠِﻬَﺎ ﻓَﺎﺟْﺘَﻤَﻊَ ﻟِﺬَﻟِﻚَ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀُ ﺛﻢَّ ﺗَﻔَﺮَّﻗْﻦَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻫْﻠَﻬَﺎ ﻭَﺧَﺎﺻَّﺘَﻬَﺎ ﺃَﻣَﺮَﺕْ ﺑِﺒُﺮْﻣَﺔٍ ﻣِﻦْ ﺗَﻠْﺒِﻴﻨَﺔٍ ﻓَﻄُﺒِﺨَﺖْ ﺛُﻢَّ ﺻُﻨِﻊَ ﺛَﺮِﻳﺪٌ ﻓَﺼُﺒَّﺖِ ﺍﻟﺘَّﻠْﺒِﻴﻨَﺔُ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻛُﻠْﻦَ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻓَﺈِﻧِّﻲ ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳَﻘُﻮﻝُ : ﺍﻟﺘَّﻠْﺒِﻴﻨَﺔُ ﻣَﺠَﻤَّﺔٌ ﻟِﻔُﺆَﺍﺩِ ﺍﻟْﻤَﺮِﻳﺾِ ﺗَﺬْﻫَﺐُ ﺑِﺒَﻌْﺾِ ﺍﻟْﺤُﺰْﻥِ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ 10 / 123 ﻭ 124 ﻓﻲ ﺍﻟﻄﺐ ، ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺘﻠﺒﻴﻨﺔ ﻟﻠﻤﺮﻳﺾ ، ﻭﻓﻲ ﺍﻷﻃﻌﻤﺔ ، ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺘﻠﺒﻴﻨﺔ ، ﻭﻣﺴﻠﻢ ﺭﻗﻢ )2216 ( ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻼﻡ ، ﺑﺎﺏ ﺍﻟﺘﻠﺒﻴﻨﺔ ﻣﺠﻤﺔ ﻟﻔﺆﺍﺩ ﺍﻟﻤﺮﻳﺾ )
"Diriwayatkan bahwa ketika keluarga Aisyah ada yang wafat maka wanita-wanita berkumpul, kemudian mereka pulang kecuali keluarga dan orang-orang tertentu saja.
Aisyah memerintahkan untuk memasak semacam makanan adonan yang disebut Talbinah.
Aisyah berkata: Makanlah! Karena saya mendengar Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Talbinah dapat memperteguh hati orang yang sakit dan dapat menghilangkan sebagian kesusahannya"
(HR al-Bukhari dan Muslim)

《Mengiringi Janazah Dengan Tahlil》

ﺃَﺧْﺮَﺝَ ﺍﺑْﻦُ ﻋَﺪِﻱٍّ ﻓِﻲ "ﺍﻟْﻜَﺎﻣِﻞِ " ﻋَﻦْ ﺇﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲ ﺣُﻤَﻴْﺪٍ ﺛَﻨَﺎ ﺃَﺑُﻮ ﺑَﻜْﺮَﺓَ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢِ ﺑْﻦُ ﺣَﺒِﻴﺐٍ ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻋَﺒْﺪُ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺑْﻦُ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦِ ﺩِﻳﻨَﺎﺭٍ ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻴﻪِ ﻋَﻦْ ﺍﺑْﻦِ ﻋُﻤَﺮَ، ﻗَﺎﻝَ: ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻳُﺴْﻤَﻊُ ﻣِﻦْ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻭَﻫُﻮَ ﻳَﻤْﺸِﻲ ﺧَﻠْﻒَ ﺍﻟْﺠِﻨَﺎﺯَﺓِ، ﺇﻟَّﺎ ﻗَﻮْﻝُ : ﻟَﺎ ﺇﻟَﻪَ ﺇﻟَّﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ، ﻣُﺒْﺪِﻳًﺎ، ﻭَﺭَﺍﺟِﻌًﺎ، ﺍﻧْﺘَﻬَﻰ. ﻭَﺿَﻌَّﻒَ ﺇﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﻫَﺬَﺍ، ﻭَﺟَﻌَﻠَﻪُ ﻣِﻦْ ﻣُﻨْﻜَﺮَﺍﺗِﻪِ. ﻭَﺃَﻋَﺎﺩَﻩُ ﻓِﻲ " ﺗَﺮْﺟَﻤَﺔِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦِ ﺩِﻳﻨَﺎﺭٍ ،" ﻭَﺿَﻌَّﻔَﻪُ ﺗَﻀْﻌِﻴﻔًﺎ ﻳَﺴِﻴﺮًﺍ. )ﻧﺼﺐ ﺍﻟﺮﺍﻳﺔ 2 / 292(
"Ibnu Umar berkata: Tidak terdengar dari Rasulullah ketika mengiringi janazah dari belakang kecuali kalimat tahlil, baik ketika mengantar atau pulangnya"
(HR Ibnu Adi dalam al-Kamil)

《Mengirim Pahala Tahlil Kepada Mayit》

Meski tidak ada keterangan secara jelas bahwa Ibnu Taimiyah adalah pengamal tahlilan, tapi setidaknya ia setuju dan tidak menyalahkan orang-orang yang tahlilan.
Inilah fatwa Ibnu Taimiyah:
ﻭَﺳُﺌِﻞَ : ﻋَﻤَّﻦْ " ﻫَﻠَّﻞَ ﺳَﺒْﻌِﻴﻦَ ﺃَﻟْﻒَ ﻣَﺮَّﺓٍ ﻭَﺃَﻫْﺪَﺍﻩُ ﻟِﻠْﻤَﻴِّﺖِ ﻳَﻜُﻮﻥُ ﺑَﺮَﺍﺀَﺓً ﻟِﻠْﻤَﻴِّﺖِ ﻣِﻦْ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ " ﺣَﺪِﻳﺚٌ ﺻَﺤِﻴﺢٌ ؟ ﺃَﻡْ ﻟَﺎ ؟ ﻭَﺇِﺫَﺍ ﻫَﻠَّﻞَ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎﻥُ ﻭَﺃَﻫْﺪَﺍﻩُ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻳَﺼِﻞُ ﺇﻟَﻴْﻪِ ﺛَﻮَﺍﺑُﻪُ ﺃَﻡْ ﻟَﺎ ؟ ﻓَﺄَﺟَﺎﺏَ : ﺇﺫَﺍ ﻫَﻠَّﻞَ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎﻥُ ﻫَﻜَﺬَﺍ : ﺳَﺒْﻌُﻮﻥَ ﺃَﻟْﻔًﺎ ﺃَﻭْ ﺃَﻗَﻞَّ ﺃَﻭْ ﺃَﻛْﺜَﺮَ . ﻭَﺃُﻫْﺪِﻳَﺖْ ﺇﻟَﻴْﻪِ ﻧَﻔَﻌَﻪُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﺬَﻟِﻚَ ﻭَﻟَﻴْﺲَ ﻫَﺬَﺍ ﺣَﺪِﻳﺜًﺎ ﺻَﺤِﻴﺤًﺎ ﻭَﻟَﺎ ﺿَﻌِﻴﻔًﺎ . ﻭَﺍَﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ) ﻣﺠﻤﻮﻉ ﺍﻟﻔﺘﺎﻭﻯ 24– /165(
"Ibnu Taimiyah ditanya tentang seseorang yang membaca tahlil tujuh puluh ribu kali dan dihadiahkan kepada mayit sebagai pembebas dari api neraka, apakah ini hadis sahih atau tidak?
Ibnu Taimiyah menjawab: Jika seseorang membaca tahlil sebanyak tujuh puluh ribu, atau kurang, atau lebih banyak, lalu dihadiahkan kepada mayit, maka Allah akan menyampaikannya.
Hal ini bukan hadis sahih atau dlaif"
(Majmu' al-Fatawa 24/165)

Di bagian lain Ibnu Taimiyah juga mengeluarkan fatwa yang seharusnya juga dijadikan pedoman bagi pengikutnya untuk turut mengamalkan tahlilan:
ﻭَﺳُﺌِﻞَ : ﻋَﻦْ ﻗِﺮَﺍﺀَﺓِ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﺗَﺼِﻞُ ﺇﻟَﻴْﻪِ ؟ ﻭَﺍﻟﺘَّﺴْﺒِﻴﺢُ ﻭَﺍﻟﺘَّﺤْﻤِﻴﺪُ ﻭَﺍﻟﺘَّﻬْﻠِﻴﻞُ ﻭَﺍﻟﺘَّﻜْﺒِﻴﺮُ ﺇﺫَﺍ ﺃَﻫْﺪَﺍﻩُ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻳَﺼِﻞُ ﺇﻟَﻴْﻪِ ﺛَﻮَﺍﺑُﻬَﺎ ﺃَﻡْ ﻟَﺎ ؟ ﻓَﺄَﺟَﺎﺏَ : ﻳَﺼِﻞُ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻗِﺮَﺍﺀَﺓُ ﺃَﻫْﻠِﻪِ ﻭَﺗَﺴْﺒِﻴﺤُﻬُﻢْ ﻭَﺗَﻜْﺒِﻴﺮُﻫُﻢْ ﻭَﺳَﺎﺋِﺮُ ﺫِﻛْﺮِﻫِﻢْ ﻟِﻠَّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺇﺫَﺍ ﺃَﻫْﺪَﻭْﻩُ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻭَﺻَﻞَ ﺇﻟَﻴْﻪِ ﻭَﺍَﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ) ﻣﺠﻤﻮﻉ ﺍﻟﻔﺘﺎﻭﻯ 24– / 165(
"Ibnu Taimiyah ditanya mengenai baca'an keluarga mayit yang terdiri dari tasbih, tahmid, tahlil dan takbir, apabila mereka menghadiahkan kepada mayit apakah pahalanya bisa sampai atau tidak?
Ibnu Taimiyah menjawab: Baca'an kelurga mayit bisa sampai, baik tasbihnya, takbirnya dan semua dzikirnya, karena Allah Ta'ala.
Apabila mereka menghadiahkan kepada mayit, maka akan sampai kepadanya"
(Majmu' al-Fatawa 24/165)

Bahkan, Muhammad bin Abdul Wahhab, pendiri aliran Wahhabi, di dalam kitabnya Ahkam Tamanni al-Maut hal. 74 mencantumkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dan yang lain dari Ibnu Abbas secara Marfu' :
" ﻣَﺎ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖُ ﻓِﻲ ﻗَﺒْﺮِﻩِ ﺇِﻻَّ ﻛَﺎﻟْﻐَﺮِﻳْﻖِ ﺍﻟْﻤُﺘَﻐَﻮِّﺙِ ﻳَﻨْﺘَﻈِﺮُ ﺩَﻋْﻮَﺓً ﺗَﻠْﺤَﻘُﻪُ ﻣِﻦْ ﺃَﺏٍ ﺃَﻭْ ﻣِﻦْ ﺃَﺥٍ ﺃَﻭْ ﺻَﺪِﻳْﻖٍ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻟَﺤِﻘَﺘْﻪُ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﺃَﺣَﺐَّ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﻣَﺎ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﻭَﺍِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻟَﻴُﺪْﺧِﻞُ ﻋَﻠَﻰ ﺍَﻫْﻞِ ﺍْﻟﻘُﺒُﻮْﺭِ ﻣِﻦْ ﺩُﻋَﺎﺀِ ﺍَﻫْﻞِ ﺍْﻻَﺭْﺽِ ﺍَﻣْﺜَﺎﻝَ ﺍﻟْﺠِﺒَﺎﻝِ ﻭَﺇِﻥَّ ﻫَﺪَﺍﻳَﺎ ﺍْﻷَﺣْﻴَﺎﺀِ ﻟِﻠْﺄَﻣْﻮَﺍﺕِ ﺍْﻻِﺳْﺘِﻐْﻔَﺎﺭُ ﻟَﻬُﻢْ "
"Keada'an mayit di dalam kuburnya tak lain seperti orang tenggelam yang meminta pertolongan.
Ia menunggu doa dari bapaknya, saudaranya, anaknya, dan teman temannya.
Jika doa telah sampai kepadanya, maka baginya lebih berharga daripada dunia dan seisinya.
Sesungguhnya Allah memasukkan doa dari orang hidup ke dalam alam kubur laksana sebesar gunung-gunung.
Dan sesungguhnya hadiah dari orang yang hidup kepada orang yang mati adalah istighfar (minta ampunan bagi mereka)"

《Susunan Dzikir dalam Tahlil》

ﻭَﺳُﺌِﻞَ : ﻋَﻦْ ﺭَﺟُﻞٍ ﻳُﻨْﻜِﺮُ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟﺬِّﻛْﺮِ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﻟَﻬُﻢْ : ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﺬِّﻛْﺮُ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﻭَﺟَﻬْﺮُﻛُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺬِّﻛْﺮِ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﻭَﻫُﻢْ ﻳَﻔْﺘَﺘِﺤُﻮﻥَ ﺑِﺎﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻭَﻳَﺨْﺘَﺘِﻤُﻮﻥَ ﺛُﻢَّ ﻳَﺪْﻋُﻮﻥَ ﻟِﻠْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ ﺍﻟْﺄَﺣْﻴَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟْﺄَﻣْﻮَﺍﺕِ ﻭَﻳَﺠْﻤَﻌُﻮﻥَ ﺍﻟﺘَّﺴْﺒِﻴﺢَ ﻭَﺍﻟﺘَّﺤْﻤِﻴﺪَ
ﻭَﺍﻟﺘَّﻬْﻠِﻴﻞَ ﻭَﺍﻟﺘَّﻜْﺒِﻴﺮَ ﻭَﺍﻟْﺤَﻮْﻗَﻠَﺔَ ﻭَﻳُﺼَﻠُّﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﺍﻟْﻤُﻨْﻜِﺮُ ﻳُﻌْﻤِﻞُ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻉَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ ﺑِﺎﻟﺘَّﺼْﻔِﻴﻖِ ﻭَﻳُﺒْﻄِﻞُ ﺍﻟﺬِّﻛْﺮَ ﻓِﻲ ﻭَﻗْﺖِ ﻋَﻤَﻞِ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻉِ " ﻓَﺄَﺟَﺎﺏَ : ﺍﻟِﺎﺟْﺘِﻤَﺎﻉُ ﻟِﺬِﻛْﺮِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﺳْﺘِﻤَﺎﻉِ ﻛِﺘَﺎﺑِﻪِ ﻭَﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀِ ﻋَﻤَﻞٌ ﺻَﺎﻟِﺢٌ ﻭَﻫُﻮَ ﻣِﻦْ ﺃَﻓْﻀَﻞِ ﺍﻟْﻘُﺮُﺑَﺎﺕِ ﻭَﺍﻟْﻌِﺒَﺎﺩَﺍﺕِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﻭْﻗَﺎﺕِ ﻓَﻔِﻲ ﺍﻟﺼَّﺤِﻴﺢِ ﻋَﻦْ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺎﻝَ : } ﺇﻥَّ ﻟِﻠَّﻪِ ﻣَﻠَﺎﺋِﻜَﺔً ﺳَﻴَّﺎﺣِﻴﻦَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻣَﺮُّﻭﺍ ﺑِﻘَﻮْﻡِ ﻳَﺬْﻛُﺮُﻭﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺗَﻨَﺎﺩَﻭْﺍ ﻫَﻠُﻤُّﻮﺍ ﺇﻟَﻰ ﺣَﺎﺟَﺘِﻜُﻢْ { ﻭَﺫَﻛَﺮَ ﺍﻟْﺤَﺪِﻳﺚَ )ﻣﺠﻤﻮﻉ ﺍﻟﻔﺘﺎﻭﻯ 22– / 302)
"Ibnu Taimiyah ditanya tentang seseorang yang ingkar terhadap kelompok ahli dzikir.
Ia berkata bahwa dzikir ini bid'ah, suara keras dalam dzikir juga bid'ah.
Kelompok ahli dzikir ini memulai dengan baca'an al-Qur'an dan mengkhatamkannya, kemudian berdoa untuk umat Islam baik yang masih hidup atau yang sudah mati.
Mereka mengumpulkan baca'an tasbih, tahmid, tahlil, takbir, hauqalah dan bershalawat kepada Rasulullah saw….?
Ibnu Taimiyah menjawab: Berkumpul untuk berdzikir kepada Allah, mendengarkan baca'an al-Qur'an dan doa, adalah amal shaleh dan bentuk pendekatan diri atau ibadah yang paling utama dalam beberapa waktu"
Dalam hadis sahih Rasulullah Saw bersabda:
"Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang berpatroli di bumi.
Apabila mereka berjumpa dengan kaum yang berdzikir kepada Allah, maka malaikat tersebut berseru: Kemarilah untuk memenuhi hajat kalian…"
(Majmu' al-Fatawa 22/302)

Ah'hemm..... Ah'hemm.....
Ternyata.... eh... Ternyata....
Si Ibnu Taimiyah juga melakukan Bid'ah Hasanah.
kira kira Wahabi berani nggk ya mengatakan Ibnu Taimiyah Bid'ah, Sesat, kafir, musrik, Laknatullah, DE EL EL.

[[ GUS DUR ADALAH KETURUNAN RASULULLAH KE-34 DARI JAKA TINGKIR 9 ]]

Mengungkap riwayat silsilah GUS DUR.
Memang benar, pendapat yang menyatakan Gus Dur adalah keturunan Rasulullah SAW.
Runtutan silsilah itu terbaca dalam kitab Talkish, karya Abdullah bin Umar Assathiri.

KH. Abdurrahmad Wahid (Gus Dur), presiden keempat
Indonesia, ternyata memiliki silsilah keluarga yang berpangkal pada Nabi Muhammad SAW.
Dalam kitab Talkhish, karya Abdullah bin Umar Assathiri, dijelaskan bahwa Gus Dur merupakan keturunan ke-34, dari Rasulullah.
Garis keturunan GusDur bersambung keatas dari ayah kakeknya.

Adapaun rincian selengkapnya sbb:
KH. Abdurrohman Wahid anak dari Kh. Abdul Wahid Hasyim, mantan menteri Agama RI. Sedangkan KH. Abdul Wahid Hasyim anak dari KH. Hasyim Asy'ari. Pendiri NU. KH. Hasyim Asy'ari sendiri anak dari Asy'ari yang berada di Jombang.
Sementara itu, berturut-turut dari Asy'ari keatas hingga ke Nabi Muhammad SAW, garis keturunan GusDur diterangkan dalam kitab tersebut sbb:
Asy'ari
anak dari Anu Sar'wan, Anu Sar'wan anak dari Abdul Wahid, anak dari Abdul Halim, Abdul Halim anak dari Abdurrohman yang dikenal dengan sebutan Pangeran Sambud Bagda, Abdurrahman anak dari Abdul Halim, anak dari Abdurrahman yang dikenal dengan Julukan Jaka Tingkir.

Abdurrahman anak dari Ainul Yaqin yang terkenal dengan nama Sunan Giri, Ainul Yaqin
anak dari Maulana Ishak, Maulana Ishak anak dari Ibrahim Asmura, sedangkan Ibrahim Asmura anak
dari Jamaluddin Husein, anak dari Ahmad Syah Jalal.

Seperti diketahui, Rosulullah SAW mempunyai seorang puteri yang bernama Sayyidah Fathimah Az-
Zahra'. dari pasangan Fathimah dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib lahirlah Husein bin Ali. Kemudian, berturut-turut kebawah dari Husein bin Ali adalah sbb: Ali
Zainal Abidin Muhammad Al-Baqir-Jafar Shadiq-Ali Al-Uraidi-Muhammad An-Naqib-Isa Ar-Rumi-Ahmad Al-Muhajirilall ah-Ubaidillah-A lawi-Muhammad-Alawi Muhammad-Ali Choli Qosam-Muhammad Shahibu Mirbat-Alawi-Am ir Abdul Malik-Abdullah Khain.

Nah, dari Abdullah Khain ini lahirlah seorang anak yang
bernama Ahmad Syah Jalal. Akhirnya jika dihitung dari Rosulullah SAW hingga ke KH. Abdurrahman Wahid, silsilah Gus Dur jatuh pada keturunan yang
ke-34.

Diakui Para Habib. Tentang kebenaran silsilah Gus Dur yang
sampai ke garis keturunan Rasulullah dibenarkan juga oleh Habib Husein Syafe'i Al-Muhdhar dan Habib Assad Shihab. menurut Habib Husein, salah seorang cucu Habib Muhammad Al-Muhdhar (Habib Kramat) Bondowoso, bahwa dirinya juga telah melakukan penelitian atas kitab-kitab tentang silsilah para Habaib.

Habib Husein mengungkapkan, tentang silsilah KH. Hasyim Asy'ari memang ditemukan kalau beliau berasal dari salah satu garis keturunan Nabi Muhammad SAW.

"Kitab-kitab yang berisi tentang silsilah memang banyak tidak
diminati orang. Sebab, membaca rentetan kalimat yang terdiri dari nama-nama orang sungguh-sungguh menjenuhkan," tutur
Habib Husein kepada Duta Selasa lalu.
"Oleh karena itu, jangan heran jika kebenaran adanya silsilah Gus Dur pun menjadi tidak populer ditengah-tengah masyarakat kita, "tandasnya kemudian.

Demikian pula dengan Habib Assad Shihab, kakek mertuanya Alwi Shihab (Menlu). Mengutip penuturan Habib Husein, diapun membenarkan tentang silsilah Gus Dur tersebut. Dan hasil Study beberapa kitab silsiahnya, Habib Assad juga menemukan asal-muasal kakek-kakeknya KH. Hasyim Asy'ari. Menurutnya, garis keturunan Kiai Pendiri NU tersebut memang sampai Rasulullah SAW..

# Dahsyatnya Doa Sayyidul Istighfar #




اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.

“Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku pada-Mu (yaitu menjalankan ketaatan dan menjauhi larangan, pen) semampuku dan aku yakin akan janji-Mu (berupa pahala). Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”

[Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengucapkan dzikir ini di siang hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati pada hari tersebut sebelum sore hari, maka ia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa yang mengucapkannya di malam hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati sebelum shubuh, maka ia termasuk penghuni surga.” (HR. Bukhari (7/150, no. 6306))]

menjaga lisan

Wahai orang yang biasa dengan lisannya berdusta, waktu ini adalah masa untuk kita bertaubat kepada Allah. Jangan berdusta setelah hari ini, jangan mengumpat seseorang pun, jangan mencaci kepada orang lain, sehingga doa kamu diterima oleh Allah dengan lisan yang kamu guna untuk berdoa kepadaNya, dan sehingga kamu dapat menggunakan lisan kamu untuk berbicara dengan Nabi Muhammad. Jagalah anggota-anggota tubuh badanmu, apa saja perbuatan dosa yang kamu buat selama ini, mari kita bertaubat. Dan memohon kepada Allah dari sisa-sisa umur kita ini, Ya Allah Kami Bertaubat kepadaMu.. ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ فَرِّجْ عَلَى الْمُسْلِمِينَ ياَ رَبَّناَ ياَ كَرِيمُ ياَ رَبَّناَ ياَ رَحِيمُ أَنْتَ الْجَوّاَدُ الْحَلِيمُ وَأَنْتَ نِعْمَ الْمُعِينُ Ya Tuhan yang Maha Pengasih lebih dari segala yang mengasihi, berikanlah kelegaan kepada orang muslimin. Ya Tuhan kami yang amat pemurah, Ya Tuhan kami yang amat penyayang, Engkau banyak memberi lagi bersifat santun dan Engkaulah sebaik-baik tempat untuk meminta pertolongan. - Al-Alamah Al-Mahbub Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafiz

TANGISAN RASULULLAH SAW MENYEBABKAN PARA MALAIKAT LUPA BERTASBIH

Suatu hari Rasulullah Muhammad SAW sedang tawaf di Kaabah, baginda mendengar seseorang di hadapannya bertawaf sambil berzikir: "Ya Karim ! Ya Karim !" Rasulullah SAW meniru zikirnya "Ya Karim ! Ya Karim !" Orang itu berhenti di satu sudut Kaabah dan menyebutnya lagi "Ya Karim ! Ya Karim !" Rasulullah yang berada di belakangnya menyebutnya lagi "Ya Karim ! Ya Karim !" Orang itu berasa dirinya sepeti di perolok-olokkan, lalu menoleh ke belakang dan dilihatnya seorang lelaki yang sangat tampan dan gagah yang belum pernah di lihatnya. Orang itu berkata, " Wahai orang tampan, apakah engkau sengaja mengejek-ngejekku, kerana aku ini orang badwi? Kalaulah bukan kerana ketampanan dan kegagahanmu akan kulaporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah." Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah SAW tersenyum lalu berkata: "Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?" "Belum," jawab orang itu. "Jadi bagaimana kamu beriman kepadanya?" Tanya Rasulullah SAW. "Saya percaya dengan penuh atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya dan membenarkan perutusannya walaupun saya belum pernah bertemu dengannya, " jawab orang Arab badwi itu. Rasulullah SAW pun berkata kepadanya: "Wahai orang Arab, ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat." Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya lalu berkata, "Tuan ini Nabi Muhammad?" "Ya," jawab Nabi SAW. Dengan segera orang itu tunduk dan mencium kedua kaki Rasulullah SAW. Melihat hal itu Rasulullah SAW menarik tubuh orang Arab badwi itu seraya berkata, "Wahai orang Arab, janganlah berbuat seperti itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh seorang hamba sahaya kepada tuannya. Ketahuilah, Allah mengutus aku bukan untuk menjadi seorang yang takbur, yang minta dihormati atau diagungkan tetapi demi membawa berita gembira bagi orang yang beriman dan membawa berita menakutkan bagi yang mengingkarinya." Ketika itulah turun Malaikat Jibril untuk membawa berita dari langit, lalu berkata, "Ya Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: "Katakan kepada orang Arab itu, agar tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya di Hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil mahupun yang besar. " Selepas menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Orang Arab itu pula berkata, "Demi keagungan serta kemuliaan Allah, jika Allah akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan denganNya. " Orang Arab badwi berkata lagi, "Jika Allah akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran magfirahNya. Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa luasnya pengampunanNya. Jika Dia memperhitungkan kebakhilan hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa dermawannya." Mendengar ucapan orang Arab badui itu, maka Rasulullah SAW pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu sehingga air mata meleleh membasahi janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata, "Ya Muhammad, Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: "Berhentilah engkau daripada menangis, sesungguhnya kerana tangisanmu, penjaga Arasy lupa bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga ia bergoncang. Sekarang katakan kepada temanmu itu, bahawa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan menghitung kemaksiatannya. Allah sudah mengampunkan semua kesalahannya dan akan menjadi temanmu di syurga nanti. " Betapa sukanya orang Arab badwi itu, apabila mendengar berita itu dan menangis kerana tidak berdaya menahan rasa terharu.

Tuesday 4 February 2014

Siapa Pencetus Pembuat Robot? Jepang, AS ? …Bukan !!! , Tapi Muslim…



Bicara soal robot, tak ayal kita juga akan mengingat Negara Jepang sebagai pelopor industri robot-robot cerdas dewasa ini. Tetapi siapa orang yang pertama kali menemukan sistem robotika modern?

Ibnu Ismail Al Jazari, lahir di Al Jazira, tepatnya antara Sungai tigris dan Efrat. Nama lengkapnya Badi Al-Zaman Abullezz Ibn Alrazz Al-Jazari. Dia tinggal di Diyar Bakir, Turki, pada abad kedua belas.

Seperti ayahnya ia bekerja pada raja-raja Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir dari tahun 1174 sampai tahun 1200 sebagai ahli teknik. Di masanya, Al Jazari yang telah mampu menciptakan robot manusia (humanoid) yang bisa diprogram. Al Jazari mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal sebagai mesin robot.

Ada pun mesin robot yang diciptakan Al Jazari kala itu berbentuk sebuah perahu terapung di sebuah danau yang ditumpangi empat robot pemain musik; dua penabuh drum, satu pemetik harpa, dan peniup seruling. Robot ini diciptakan untuk menghibur para tamu kerajaan dalam suatu acara jamuan minum.

Sebagai robot pemain musik, tentu saja mereka pun ahli menghasilkan suara musik yang indah. Misalnya saja, robot penabuh drum dapat memainkan beragam irama yang berbeda-beda. Jadi, robot itu pun bermain musik seperti manusia sungguhan!

Penemuan penting lainnya dari Al Jazari adalah pencuci tangan otomatis. Keran tersebut bekerja otomatis bisa mengeluarkan air tanpa harus diputar. Sistem pencuci tangan yang dikembangkan Al Jazari itu juga digunakan saat ini dalam sistem kerja toilet moderen.

Teknologi yang dikembangkan Al Jazari mencapai 50 jenis dan semua ditulis dalam kitab yang berjudul “The Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices”

Seorang ahli teknik Inggris, Donal Hill begitu kagum dengan pencapaian Al Jazari. Ia berpendapat, ”Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin.”

Salah satu karya Al Jazari yang membuat Donald Hill kagum adalah jam gajah – diciptakan sekitar tahun 1206. Cara kerjanya dengan tenaga air dan berat benda untuk menggerakkan secara otomatis sistem mekanis, yang dalam interval tertentu akan memberikan suara simbal dan burung berkicau. Replika jam gajah dapat dilihat saat ini di London Science Museum.

Pada acara World of Islam Festival yang diselenggarakan di Inggris pada 1976, banyak orang yang berdecak kagum dengan hasil karya Al-Jazari. Ketertarikan Donald Hill terhadap karya Al-Jazari membuatnya terdorong untuk menerjemahkan karya Al-Jazari pada 1974, atau enam abad dan enam puluh delapan tahun setelah pengarangnya menyelesaikan karyanya.

Tahukah kamu bahwa menurut Encylopedia of Britanica, Leonardo Da Vinci mendapat banyak pengaruh ilmu dari Al Jazari…
-wikipedia/Zamrud-
eramuslim.com

Qutaibah bin Muslim, Sang Penakluk Daratan Cina


Qutaibah bin Muslim, Sang Penakluk Daratan Cina 2
Saat ini, jumlah umat Islam di Cina menembus lebih dari 22 juta jiwa. Meski dikekang oleh pemerintah komunis Cina, ternyata pertumbuhan umat Islam tetap menunjukkan pergerakan progresif di negeri Mao Zedong ini. Namun tahukah Anda, siapa yang membawa ajaran Islam ke wilayah ini? Berikut ini kisahnya.
Pembawa ajaran Islam di negeri Cina  adalah Qutaibah bin Muslim bin Amr bin Husein bin al-Amir, Abu al-Hafsh al-Bahili, seorang panglima besar yang terkenal dalam sejarah Islam. Ia adalah seorang panglima perang yang berhasil menaklukkan wilayah-wilayah Uni Soviet (sekarang Rusia) hingga sampai di daerah Cina. Banyak penduduk dari negeri-negeri yang ia taklukkan berbondong-bondong masuk ke dalam agama Allah ini, mereka merasakan keindahan dan cahaya Islam yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Qutaibah wafat karena terbunuh pada tahun 96 H, di umur 48 tahun.
Masa Kecil Qutaibah
Ayahnya adalah Muslim bin Amr sahabat dari Mush’ab bin Zubair gubernur Irak dari pihak Abdullah bin Zubair, ayahnya terbunuh bersama dengan Mush’ab pada peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan, tahun 72 H / 692 M. Qutaibah dilahirkan di Irak pada tahun 49 H / 669 M.
Di masa kecilnya, ia mulai mempelajari ilmu fikih dan Alquran, kemudian ia juga belajar menunggang kuda dan strategi perang. Ia tumbuh bersama kuda, pedang, dan panah, ia sangat mencintai teknik-teknik menunggang kuda. Pada masa pertumbuhannya, wilayah-wilayah Irak tengah digoncang oleh pemberontakan-pemberontakan. Oleh karena itu, amir-amir di wilayah tersebut sibuk mempersiapkan jihad dan mengajak masyarakat untuk menyiapkan tenaga mereka membantu pemerintah demi tetap kokohnya Islam dan tersebarnya dakwah. Saat itulah Qutaibah muda bergabung dalam jihad di usianya yang sangat belia.
Keberanian dan keterampilan Qutaibah memang memukau banyak orang, hal itu membuatnya dilirik oleh panglima besar, Muhallab bin Abi Shafrah. Muhallab pun menyampaikan kabar tentang Qutaibah ini kepada Hajjaj bin Yusuf. Setelah itu, Qutaibah makin dikenal di kalangan kerajaan, khalifah Abdul Malik bin Marwan menunjuknya menjadi Amir di Kota Ray dan Khurasan.
Kaum muslimin mulai beranjak menaklukkan wilayah Timur, sebuah daerah yang dihuni oleh dua ras besar; orang-orang Sasaniah atau Persia dan orang-orang Turki. Dua kelompok besar ini hanya dipisahkan oleh sungai-sungai saja. Penaklukkan Persia sudah disempurnakan pada masa pemerintahan al-khulafa ar-rasyidun, adapun orang-orang Turki memiliki wilayah yang lebih luas, tersebar, dan jumlah yang lebih banyak, seperti: orang-orang Turki di wilayah Gaza, al-Qarakhta, Qawqaziyun, Bulgaria, dan Mongol.
Menaklukkan Cina
Qutaibah mulai memimpin pasukan perang pada tahun 86 H / 705 M, saat itu Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi mengangkatnya menjadi amir Khurasan atas titah khalifah.
Perjalanan menaklukkan Cina adalah perjalanan yang fenomenal dan membutuhkan waktu yang panjang dan startegi yang matang. Sebelum tiba di negeri tirai bambu ini, Qutaibah bin Muslim menaklukkan daerah-daerah strategis yang membuka jalannya untuk menuju daratan Cina. Jika diurutkan maka strategi Qutaibah dapat diklasifikasi menjadi empat tahap.
Peta Cina dan wilayah sekitarnya
Peta Cina dan wilayah sekitarnya
Tahap pertama, ia beserta pasukannya menuju daerah Thakharistan pada tahun 86 H. Saat ini, wilayah Thakharistan adalah bagian dari wilayah Afganistan dan Pakistan.
Tahap kedua, antara tahun 87-90 H, ia menguasai wilayah Bukhara dan daerah-daerah sekitarnya di wilayah Uzbekistan. Daerah ini merupakan daerah yang sangat strategis untuk memantapkan dan melindungi daerah-daerah taklukkan lainnya dari serangan musuh.
Tahap ketiga, tahapan ini berlangsung antara tahun 91-93 H. Pada masa ini, Qutaibah mengokohkan kedudukan umat Islam di wilayah Sungai Jihun dengan sibuk berdakwah dan mengajarkan Islam di wilayah tersebut. Selain itu, pada masa ini juga umat Islam berhasil menguasai Sijistan, Khawarizm, dan Samarkand di jantung Asia.
Tahapan keempat, tahap keempat ini adalah tahapan akhir dari perjalanan Qutaibah menuju Cina, berlangsung antara tahun 94-96 H. Pasukan Islam dibawah kepemimpinan Qutaibah berhasil mengusai daerah Sungai Seihan dan kota-kota di sekitarnya. Setelah itu Qutaibah memasuki wilayah Cina tepatnya di Kota Kashgar. Orang-orang Kashgar yang sebelumnya memeluk agama Zoroaster dan Budha, akhirnya berbondong-bondong masuk ke dalam Islam tanpa paksaan sedikit pun.
Ini adalah penaklukkan terjauh yang dilakukan pasukan Islam sepanjang sejarah. Tidak ada pimpinan umat Islam yang melakukan penaklukkan lebih jauh dari apa yang dilakukan Qutaibah bin Muslim.
Wafatnya Qutaibah
Setelah tiga belas tahun bertualang ke penjuru negeri, akhirnya tibalah akhir hayat Qutaibah bin Muslim. Qutaibah wafat dalam sebuah perselisihan antara umat Islam pada tahun 96 H. Ia terbunuh di tangan Waki’ bin Hasan at-Tamimi di wilayah Ferghana (sebuah daerah di Asia Tengah yang berada di wilayah Uzbekistan, Kirgistan, dan Tajikistan sekarang). Semoga Allah merahmati Qutaibah bin Muslim.
Pelajaran
Ada sebuah pelajaran menarik dari kisah penaklukkan yang dilakukan Qutaibah bin Muslim. Di tengah buruknya nama Bani Umayyah di kalangan sebagian umat Islam lantaran sistem monarki yang mereka terapkan, hadir sosok yang gemilang di antara ratusan nama lainnya dari orang-orang Bani Umayyah yakni Qutaibah bin Muslim.
Ada kelompok-kelompok tertentu yang menisbatkan diri mereka kepada Islam menuliskan buruknya sejarah perjalanan Bani Umayyah. Seolah-olah perjalanan kerajaan ini adalah masa kegelapan yang dialami umat Islam. Beredar dan maraknya tulisan-tulisan tersebut akhirnya membentuk opini dan image bahwa Daulah ini sangat jauh sekali dari ajaran Islam.
Masjid Id Kah, Kashgar, Xinjiang. Masjid ini adalah salah satu masjid terbesar di Cina dengan daya tampung 20.000 jamaah.
Masjid Id Kah, Kashgar, Xinjiang. Masjid ini adalah salah satu masjid terbesar di Cina dengan daya tampung 20.000 jamaah.
Orang-orang yang membenci syariat Islam menjadikan catatan senjarah yang penuh manipulasi ini sebagai senjata mereka untuk mengatakan, “Bagaimana mungkin syariat Islam bisa diterapkan di era modern ini, sementara di era yang dekat dengan masa khulafaur rasyidin saja syariat ini tidak bisa ditegakkan?!” Inilah yang mereka inginkan dari pengkaburan sejarah Bani Umayyah. Dan ironisnya, isu picis ini diambil oleh kelompok-kelompok Islam yang sangat vokal menyerukan berdirinya kekhilafahan Islam.
Penaklukkan yang dilakukan Qutaibah menggambarkan betapa besarnya jasa Bani Umayyah. Mereka menaklukkan wilayah Bukhara sehingga lahirlah seorang laki-laki dari kalangan masyarakat Bukhara sekaliber Imam Bukhari. Ditaklukkannya kota-kota di sekitar Sungai Jihun termasuk Naisabur, dari sini lahirlah laki-laki cemerlang bernama Muslim bin Hajjaj an-Naisaburi atau kita kenal dengan Imam Muslim, penulis Shahih Muslim, dll. Belum lagi penaklukkan Andalusia yang melahirkan ulama-ulama dan ilmuan-ilmuan Islam.
Oleh karena itu, kesalahan-kesalahan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang jangan sampai membuat kita tidak bersikap adil dan melupakan lautan kebaikan yang mereka lakukan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah: 8)
Sumber: islamstory.com dll
Ditulis oleh Nurfitri Hadi
Artikel www.KisahMuslim.com

Basmalah: Tinjauan Sufistik

[KH JALALUDDIN RAKHMAT] Ada cerita di kalangan sufi. Pada suatu hari Junaid Al-Baghdadi mikraj, naik ke langit. Pada perjalanannya, ketika sampai pada langit pertama, ia melihat ada kumpulan malaikat sedang ruku’ dan zikir. Junaid ditanya oleh para malaikat, “Hai Junaid, bergabunglah bersama kami dengan berzikir mensucikan nama Tuhanmu.” Junaid menjawab, “Tidak. Ajakan kalian tidak aku kehendaki.” Lalu ia naik ke tingkat yang kedua. Ia melihat ada kumpulan orang sedang ruku’. Junaid diseru, “Hai Junaid, bergabunglah bersama kami.” Junaid menjawab, “Tidak. Aku tidak ingin bergabung dengan kalian.” Lalu ia naik ke tingkat ketiga. Ia melihat ada sekelompok orang yang sedang sujud. Junaid diseru oleh mereka untuk bergabung. Junaid menjawab, “Aku tidak ingin bergabung denganmu.” Lalu sampailah ia pada suatu tempat yang lebih tinggi, yang disebut Sidhratul Muntahâ. Pada tempat itu, ia mendengar perkataan, “Apa yang kamu kehendaki, wahai Junaid?” Junaid berkata, “Aku berkehendak supaya aku tidak mempunyai kehendak lagi.” Inilah yang disebut sebagai puncak perjalanan tasawuf. Pada tingkat ini, kalimat basmalah mempunyai kedudukan sama dengan kata kun. Jika orang sudah sampai pada tingkat ini (mendahulukan kehendak Allah), ucapannya adalah sebuah kebenaran. Syekh Jawad Amuli menyebutkan contoh orang seperti ini adalah Abu Dzar Al-Ghifari. Semua perkataan Abu Dzar adalah kebenaran. Rasulullah bahkan pernah bersabda, “Di bawah naungan langit dan di atas permukaan bumi ini tidak ada lidah yang lebih jujur selain lidah Abu Dzar.” Mengapa Abu Dzar sampai pada tahap seperti itu? Karena, ia sudah sampai pada tingkat tawakal kepada Allah; ia menyerahkan seluruh kehendaknya hanya untuk Allah. Dalam kitab Nur Al-Tsaqalain disebutkan: Sesungguhnya basmalah itu lebih dekat dengan nama Allah yang Mahaagung daripada dekatnya hitam mata dengan putihnya. Basmalah adalah nama agung bagi orang yang sudah mencapai derajat tertentu. Allah: Antara Kasih Sayang dan Murka Dalam basmalah itu terdapat asma-asma Allah yang menunjukkan sifat jalâliyyah dan jamâliyyah. Asma-asma yang disebut dalam Basmallah adalah Allah,Al-Rahmân, dan Al-Rahîm. Menurut Al-Razi, asma Allah menunjukkan lafzh al-jalâlah. Allah adalah nama zat yang menunjukkan kebesaran-Nya. Dengan kata Allah itu, ditunjukkanlah kekuasaan, ke-Mahabesaran, dan ke-Mahatinggian Allah. Sesudah itu, Allah menyebut Al-Rahman dan Al-Rahim. Dan itulah sifat jamâliyyah (sifat kasih sayang). Allah hanya menggunakan satu nama untuk menggambarkan kebesaran-Nya, yaitu kata Allah. Tapi untuk menggambarkan kasih sayang-Nya, Allah menggunakan dua nama, yaitu Al-Rahman dan Al-Rahim. Ini menunjukkan bahwa kasih sayang Allah jauh lebih besar, lebih banyak, dan jauh lebih tinggi daripada ke-Mahakuasaan-Nya. Kita tahu ada dua wajah Allah. Pertama, wajah Allah yang keras, yang berat siksaan-Nya (Syadîd Al-’Iqâb). Inilah yang menunjukkan sifat jalâliyyah. Kedua, wajah lain dari Allah yang Pengasih dan Penyayang; wajah yang selalu siap mendengarkan keluhan dan penderitaan kita; wajah yang setiap malam menunggu kita untuk datang berdialog dengan-Nya; wajah yang selalu melimpahi setiap makhluk dengan anugerah-Nya, walaupun makhluk-Nya itu setiap saat bertambah kemaksiatan dan kedurhakaan kepada-Nya. Itulah wajah yang dalam istilah tasawuf disebut sebagai sifat-sifat jamâliyyah, yakni sifat-sifat keindahan Allah. Dalam basmalah ditunjukkan bahwa sifat jamâliyyah Allah lebih besar daripada sifat jalâliyyah-Nya. Kasih sayang Allah jauh lebih besar daripada kemurkaan-Nya. Dalam sebuah hadis Qudsi diriwayatkan: Aku ingin murka melihat kemaksiatan yang dilakukan oleh makhluk-Ku. Tetapi Aku melihat orang-orang tua yang ruku’ dan sujud, anak-anak yang menyusu pada ibunya, dan binatang-binatang yang mencari makanan. Maka berhentilah kemarahan-Ku. Jadi, kasih sayang Tuhan jauh lebih besar daripada kemurkaan-Nya. Sehingga di dalam doa Kumayl, disebutkan Wahai Zat yang lebih cepat rida-Nya. Tuhan memang murka juga. Tetapi rida-Nya jauh lebih cepat. Di majalah Ummat, saya membaca tulisan Bapak Alwi Shihab. Di universitasnya, di Amerika Serikat, beliau menyaksikan orang-orang kafir yang akhlaknya sangat bagus, yang mencurahkan perhatiannya kepada ilmu dengan tidak memperhatikan hal-hal duniawi. Mereka masih kafir. Lalu dalam pikiran beliau bergulat berbagai masalah: Bagaimana orang kafir bisa begitu baik akhlaknya dan mengabdi kepada Allah? Bagaimanakah (nasib) mereka di akhirat nanti? Yang menarik dari kesimpulan Alwi Shihab adalah beliau menunjuk kepada besarnya kasih sayang Allah swt. Kalau kita memikirkan betapa besarnya kasih sayang Allah daripada murka-Nya, maka besar dugaan kita, kasih sayang Allah tidak hanya meliputi orang-orang Islam, tetapi juga orang-orang kafir. Ustad Alwi Shihab menduga bahwa orang-orang saleh yang agamanya berlainan akan mendapat limpahan kasih sayang Allah swt juga. Sebagian ulama mengatakan bahwa azab Allah juga berarti percikan kasih sayang-Nya. Dalam hidup ini, seringkali Allah memberikan pelajaran, baik berupa ujian maupun azab, kepada kita. Sebetulnya itu adalah percikan dari kasih sayang Allah. Siksaan dan ujian yang kita terima dalam kehidupan ini, tetap berasal dari samudera kasih sayang Allah swt. Kita pernah menceritakan keluhan seorang sahabat kepada Nabi saw. Ia mengeluh karena setelah masuk Islam dagangannya rugi dan tubuhnya sering ditimpa penyakit. Ia berkata, “Ya Rasulallah, tubuhku sakit dan hartaku hilang.” Lalu Nabi menjawab bahwa ujiannya itu adalah tanda dari kasih sayang Allah, bukan tanda dari kemurkaan-Nya. Tak ada baiknya seseorang yang tubuhnya tidak pernah sakit dan hartanya tidak pernah rugi. Karena, apabila Allah mencintai seorang hamba, Allah akan coba ia dengan berbagai ujian, Ujian adalah percikan kasih sayang Allah. Begitu juga halnya dengan azab Allah yang Ia berikan pada hari akhirat nanti, ia masih merupakan percikan dari rahmân rahîm-Nya. Mungkin kita bisa memahami bahwa ujian-ujian yang Allah berikan kepada kita di dunia adalah salah satu jalan guna mengangkat diri kita menjadi orang yang lebih baik. Dan itu sudah merupakan sunatullâh. Orang yang memiliki kualitas yang tinggi adalah orang-orang yang sudah teruji berkali-kali. Seperti sebuah peribahasa di negeri Barat yang menyatakan: Badailah yang membuat kuat bangsa Viking. [KH Jalaluddin Rakhmat adalah Ketua Dewan Syura IJABI ]

MILITER AS TAKUT SERANG INDONESIA

 Pukul 04.00 WIB atau jam 05.00 waktu TEXAS USA , ada suatu yang istimewa dalam acara TALK SHOW di TV ABC 13 TEXAS. Acara tersebut bekerjasama dengan Universitas Dallas TEXAS. Karena dalam wawancara tersebut dihadirkan narasumber yang cukup kompeten. Tapi yang menarik acara tersebut justru menyangkut militer Indonesia. TALK SHOW di TV ABC 13 TEXAS menghadirkan para jenderal purnawirawan USA & BRITISH tapi ada seorang mahasiswa Universitas Dallas bertanya tentang penempatan MARINIR USA di AUSTRALIA. Maka jawaban dari Jenderal tersebut cukup mencengangkan buat pemirsa semua… TALK SHOW di TV ABC 13 TEXAS dihadiri Jenderal (purn) Mike Jackson (pemimpin pasukan Inggris saat menyerbu Irak) Jenderal (purn) Tommy Franks (pemimpin DELTA FORCES saat OPERASI BADAI GURUN) Jenderal (purn) Peter Pace (mantan JENDERAL US MARINE dan KEPALA STAF GABUNGAN US) Mahasiswa dari Univ Dallas bertanya : apa penempatan US MARINE berindikasi akan serangan USA ke Indonesia suatu saat nanti? Jend. Peter Pace, "Saat ini ada 3 besar kekuatan MARINIR dunia dan Indonesia berada pada posisi ke 3. Penempatan US MARINE hanya untuk STABILITAS kawasan di ASIA TENGGARA" Jangan bermimpi USA berencana menyerang Indonesia meski USA pimpinan NATO. Tidak pernah terpikir oleh pemimpin USA untuk menyerang Indonesia. Presenter TV ABC 13 TEXAS, HANNAH menambahkan pertanyaan USA pernah terlibat konflik di kawasan ASIA TIMUR JAUH… kenapa Indonesia begitu diperhitungkan? ? Jend.Tommy Franks, "Kita pernah punya pengalaman pahit di VIETNAM dan KOREA, dan semua pemimpin USA sadar siapa dibalik ke 2 negara ASIA yang pernah terlibat konflik dengan kita. INDONESIA adalah guru bagi VIETNAM dan KOREA UTARA saat berperang melawan USA." Jend. Peter Pace, "Kita sering berlatih dengan Indonesia…kita sadar bagaimana kemampuan pasukan khusus Indonesia, pasukan kita sering kewalahan dalam setiap latihan perang dengan Indonesia" Jend. Tommy Franks, "Saat operasi pembebasan sandera di pesawat yang dibajak di Bangkok Thailand, DELTA FORCE memantau operasi tersebut, tapi yang tidak dimiliki oleh pasukan negara lain dalam pendidikan pasukan KHUSUS adalah, Anda akan terkejut bila mendapati satu mata pelajaran yang takkan didapat di pendidikan elite militer manapun, yakni pendidikan menaklukkan "makhluk halus". Jend.Mike Jackson, "DOKTRIN militer Indonesia sudah dipakai di beberapa negara ASIA bahkan AFRIKA karena Indonesia memang diminta melatih beberapa negara ASIA dan AFRIKA. Meski Indonesia kekurangan senjata tidak mungkin mudah menaklukkan Indonesia karena jika perang terjadi bukan hanya militernya yang maju perang tapi rakyatnya juga pasti turut membantu untuk menghabisi lawan. SAS sudah pernah merasakan saat berhadapan dengan aliansi tentara Indonesia dan rakyat indonesia. Jadi jangan pernah anggap ringan dengan Indonesia". Seorang mahasiswi juga bertanya tentang kekuatan ASIA di mata MILITER INTERNASIONAL.. Apa jawaban mereka? Lagi-lagi Indonesia jadi sorotan. Jend. Mike Jackson, "Indonesia dalam waktu dekat akan jadi sebuah negara yang militernya sangat besar dan sulit tertandingi" Jend. Peter Pace, "Indonesia memiliki semuanya dan kalau itu diopersionalkan maka Indonesia akan melampaui India dan Cina dalam perkembangan militer" Jend. Tommy Franks, "Sebagai orang yang pernah memimpin pasukan khusus , saya tahu banyak rahasia teknik militer yang tidak ditunjukkan dalam latihan perang bersama. Kalau saat ini banyak negara terutama yang tergabung dalam NATO mengadakan hubungan dagang militer dengan Indonesia , itu sebuah kebijakan yang tepat, karena kalau tidak akan sangat membahayakan posisi NATO di ASIA, karena Indonesia memiliki konsep NON BLOK. Ke depan saya harapkan tidak ada sansi atau embargo yang dijatuhkan kepada Indonesia, karena itu dapat menimbulkan kerawanan di kawasan ASIA terutama LAUT CINA SELATAN (LCS). Untuk urusan LCS, Indonesia adalah kunci kita. Kalo USA tidak berhati-hati memegang kunci tersebut maka dampak besar akan dirasakan oleh sekutu kita di kawasan itu" Dalam akhir acara Jend.Tommy Franks mengungkapkan, "Ada 1 pasukan khusus Indonesia yang jarang mengadakan latihan bersama yaitu AU. Pasukan khusus AU Indonesia adalah satu-satunya pasukan dengan kualifikasi Korps Pasukan Khas TNI- AU di Asia dan terlengkap di dunia. Meski USA juga memiliki pasukan serupa dalam beberapa satuan tapi kelengkapannya tidak mamapu mengalahkan pasukan khusus AU Indonesia" ujar Jend.Tommy Franks""