Monday 25 November 2013

MURSYID

MURSYID | Semisal engkau hendak membakar kapas dengan memanfaatkan cahaya matahari, bukan dengan bantuan api atau korek api. Lalu kau pakai cara ini: letakkan kapas di bawah terik matahari. Kalau perlu, kau tunggu musim di mana matahari sedang panas-panasnya. Letakkan saja di atas batu. Kirakira, berapa lama kau mesti menunggu sampai kapas itu terbakar? Atau, kirakira, apakah kapas itu akan benar-benar terbakar oleh panas matahari?

Tentu kau tahu ada cara lebih mudah untuk membakar kapas dengan cahaya matahari: menggunakan kaca pembesar -- maka dalam hitungan menit kapas itu akan segera terbakar.

Seperti kaca pembesar itu, demikianlah fungsi mursyid bagimu. Ia akan membantumu terbakar oleh cahaya cinta Tuhan.

Seorang Mursyid, pada satu sisi, adalah seperti sahabat yang tenang, tempat di mana kita bisa menaruh kepercayaan. Mursyid tak membuat kita silau dengan berbagai gagasan teosofi dan teologi yang membingungkan dan canggih. Ia adalah sahabat yang tak memaksakan pikiran dan kemauannya pada diri kita, yang tak menjejali kita dengan dalil dan klaim-klaim kebenaran sepihak. Mursyid menunggu kita datang dan sukarela mendengarkan nasihatnya, dan dengan demikian kita berangsur-angsur memahami apa tanggungjawab spiritual kita di muka bumi.

Mursyid berdakwah dan membimbing dengan cinta, dengan cara yang menyentuh langsung seluruh sisi kemanusiaan kita, baik dimensi ruhani maupun lahir. Mereka tak menghakimi, sebab guru yang baik tahu betul bahwa nasib akhir manusia selalu berada di tangan Tuhan. Bukan hak manusia untuk menghakimi sisi keruhanian orang lain hanya berdasarkan teks dalil yang dijejaljejalkan tanpa melihat konteks dan makna batinnya yang universal.

Satu hal, mursyid dari tarekat manapun selalu mengajarkan bahwa "selalu ada alasan untuk bersyukur," sebab, seperti dawuh guru kami, "Allah selalu mencaricari alasan untuk memasukkan hambaNya ke dalam surga." Sayangnya, sebagian dari manusia tetap bebal dan enggan menerima tawaran itu.

------------------------------ Postcript: Simaklah sajak dari Hafidz ini :
Dan setelah sekian lama / matahari tak pernah berkata kepada bumi: / 'Kau berhutang padaku.' / Lihat / Apa yang terjadi pada cinta seperti itu / ia menerangi seluruh angkasa / -

____ | 9 Years After: ‪#‎Reloaded‬ | ____ fb: mbah nyut

No comments:

Post a Comment